Amerika

Tuesday, October 8, 2013

Jadi orang sukses




1. Berani bermimpi bahwa Anda akan berhasil.
2. Jujur.
3. Optimis.
4. Pantang menyerah.
5. Rajin dan tekun.
6. Ulet
7. Katakan Anda akan berhasil menjadi pengusaha sukses, maka Anda akan Sukses.

SENI MEMAAFKAN
Seni yang mungkin paling sulit untuk dilakukan oleh kebanyakn orang di dunia dalah senia memaafkan terutama memaafkan diri kita sendiri
Penyesalan memang selalu datang di belakang
Namun karena ia berada di belakang,kita tak boleh mengutamakannya
Penyesalan yang mengakibatkan kita tak bisa memaafkan diri kita tak akan mengubah yang kita sesali mnejadi keadaan yang lebih baik justriu bayang2 penyesalan itulah yang menghambat kita untuk menemukan kebahagiaan dan keadaan yang lebih baik
Jadi,berhentilah menyesali kesalahan yang telah kita perbuat
Belajarlah untuk tak melakukannya lagi
Relakanlah apa yang telah terjadi
Maafkan diri kita
Lakukankalah yang terbaik untuk bias temukan kebahagiaan di dalam diri kita
Setelah kita mau meaafkan diri kita sendiri
Mari kita mulai memahami seni memaafkan orang lain
Apa yang menjadi penyebab kita tak mau memaafkan orang lain adalah benci dan dendam
Mari kita bahas mengenai ke hal ini terlebih dahulu sebelum bias memahami seni memaafkan orang lain
Kebencian seringkali diciptakan oleh pikiran kita atas kesalahan orang lain kepada kita dan dendam merupakan keinginan untuk membals orang tersebut agar dapat merasakan rasa sakit yang sama ataupun lebih sakit daripada rasa sakit yang pernah kita rasakan sebelumnya
Sangat jelas keinginan untuk balas dendam ini berdasarkan kepada kebencian
Yang menjadi masalah adalah benci dan dendam ini (seringkali tak kita sadari karena dalam keadaan emosi) menggerogoti kita dari dalam
Mereka memunculkan beban did alma hati kita ketika kita bertemu dengan orang yang kita benci
Menilbukan gejolak emosi yang menghalangi kita untuk menemukan kebahagiaan kita
Dendam juga memaksa kita untuk memfokuskan pikiran dan potensi terbaik kita untuk membalsa orang lain yang kita benci
Padahal ketika kita berhasil emmbalaskan dendam itu berarti kita sama saja buruknya dengan orang yang kita benci
Bagaimana mungkin kita mencintai diri kita yang sama buruknya dengan orang yang kita benci?
Bagaimana mungkin kita bias menemukan kebahagiaan sejati apabila potensi2 terbaik yang kita miliki malah kita fokuskan ke arah lain yaitu membenci dan balas dendam?
Lagipula,dendam tak pernah berakhir bahkan di saat kita sudah membalasnya
Tak ada kata cukup dalam mendendam
Kita dibelenggu oleh dendam,sebuah reaksi pikiran yang kita ciptakan sendiri
Dendam tak pernah cukup ataupun berakhir kecuali kita mau memaafkan dirinya
Dengan memaafkan inilah kita mengangkat beban emosional tak berguna
Memaafkan ibarat memberi dengan kerelaan
Kita dengan segenap hati kita mau memaafkan orang lain
Tanpa diketahui oleh orang yang kita maafkan sekalipun kita telah memberikan hadiah kebahagiaan tersendiri di dalam diri kita
Dengan mau memaafkan tanap harus orang tersebut meminta maaf kepada kita terlebih dahulu
Itu berarti kita mau untuk memulai kebahagiaan kita dengan lebih awal dan lebih murni
Apabila kita baru mau memaafkan setelah orang tersebut meminta maaf,maka kita memaafkannya dengan setengah hati,menghambat terangkatnya beban emosional,dan juga merupakan tipe orang yang hanya member apabila ada yang emminta
Jadi marilah kita mulai memaafkan,sebelum ada yang meminta maaf sekalipun
Untuk kebaikan kita sendiri
Inilah seni memaafkan yang mudah untuk dipahami tapi sulit untuk dilakukan

Luluh Hati Dengan Kesantunan Nabi



Angin gurun yang gersang menerpa ke dalam udara Madinah yang mula sejuk. Abu Abbas r.a seorang sahabat setia Rasulullah SAW duduk merenung.Cintanya pada Rasulullah begitu besar.Sedangkan imannya dirasakan terlalu tipis untuk dapat menenggung duka berpisah
dengan orang yang dicintai…..iaitu Rasulullah.Abu Abbas terkenang bagaimana ia mula-mula ia tertarik untuk memeluk Islam.


Satu demi satu musuh gugur di bawah debu peperangan.Keberanian mereka hancur.Semangat mereka untuk berperang kian redup.Yang tinggal hanyalah ketakutan dan kehilangan kepercayaan diri sendiri.Sehingga dalam waktu yang singkat,musuh terdesak mundur dan akhirnya masing-masing lari untuk menyelamatkan diri.Dari atas bukit Uhud,Abu Abbas melihat Rasulullah perlahan-lahan kembali memegang komando perang.Seluruh angota tentera cuba mengejar tentera Quraisy yang bertempiaran lari ketakutan.

Tetapi sungguh mengagumkan dan menghairankan,Rasulullah mengangkat tangannya dan
memberi isyarat agar mereka menghentikan pengejaran dan memerintahkan pedang dan panah diletakkan kembali ke sarungnya. Di tengah-tengah kejayaan itu Rasulullah lalu menyerukan satu peringatan, Firman Allah SWT yang maksudnya : "Bahawasanya perangilah kerana Allah
orang-orang yang memerangi kamu sahaja dan jangan kamu lakukan dengan berlebihan.kerana Allah tidak menyukai kamu yang melampaui batas" (Al Baqarah : 190)

Adakah kemuliaan yang lebih agung dari sikap yang telah diperlihatkan oleh Rasulullah SAW? Dengan
kemenangan tersebut baginda masih mampu mengendalikan diri dan suasana serta memberi kemaafan. Padahal Sayidina Hamzah,Bapa Saudaranya terbunuh dalam keadaan aniaya.Padahal sahabat terdekat baginda berguguran di tangan musuh dengan kejamnya. Tujuh puluh orang telah
gugur di medan perang.Namun Rasulullah tidak bersikap membalas dendam dengan menghancurkan semua musuh yang tidak berdaya.

"Adakah dimuka bumi ini orang yang akhlaknya semulia pekerti Nabi Muhammad SAW?"Bisik hati Abu Abbas ketika itu.

Abu Abbas berdiri kaku di puncak gunung batu.Hatinya yang keras sekeras batu karang mula cair dan
lembut.Bukan oleh terik padang pasir yang mendidih.Tetapi oleh kelembutan hati pemimpin yang
yang tetap senyum meskipun wajahnya berlumuran darah.Yang menatap ramah walaupun pipinya luka terkena senjata musuh.Kasih Abu Abbas semakin subur kepada Rasulullah menyaksikan jiwa dan hati baginda begitu besar dan lapang .Ini terpancar semasa baginda berdepan dengan Abdullah bin Ubai yang terkenal sebagai pemimpin kaum munafiq.

Semasa akhir hayatnya ,Abdullah Bin Ubai ditimpa sakit keras.Dengan bibir gemertar yang semakin
membiru,Abdullah bin Ubai meminta kepada anaknya agar dipanggilkan Rasulullah.Ia ingin didoakan oleh Rasulullah.Abu Abas yang menyaksikan peristiwa itu beranggapan mustahil Rasulullah mahu datang menemui tokoh munafiq tersebut.Ternyata dugaan Abu Abbas meleset,.Rasulullah datang bersama Umar Al Khattab.Kepada Rasulullah ,Abdullah bin Ubai memohon agar baginda bersedia melepaskan jubahnya dan menyelimuti dengan jubah tersebut.Kalau pun dengan berselimut jubah itu tidak juga menyembuhkan penyakitnya,Abdullah masih berharap biarlah ia mati dengan berselimutkan jubah Rasulullah.Dengan penuh kasih sayang Rasulullah menunaikan permintaan Abdullah bin Ubai.Sehinggalah akhirnya Abdullah meninggal dunia dalam penderitaan dan kesakitan dibawah jubah Rasulullah.

Peristiwa itu membuat Sayidina Umar tertanya-tanya.Ia tidak menyangka Rasulullah akan berbuat sejauh itu terhadap ketua munafiq yang telah banyak menabur fitnah dan perpecahan dikalangan umat Islam.

" Alangkah beruntungnya Abdullah bin Ubai,Ia meninggal dunia dengan berselimutkan jubah baginda yang suci.Para sahabat yang setia pun belum tentu mendapat keistimewaan itu"ucap Umar.

Rasulullah tersenyum penuh kearifan dan kasih sayang .Dengan nada yang lembut baginda menjawab:
"Sahabat ku Umar, Sesungguhnya jubah Rasulullah tidak akan menyelamatkan Abdullah Bin Ubai atau sesiapa sahaja sebab manusia hanya selamat oleh iman dan taqwa masing-masing."

Ucapan Rasulullah itu meninggalkan kesan yang dalam pada diri Abu Abbas dan ucapan itu perlu menjadi azimat dan igatan kepada umat sepanjang zaman.

No comments:

Post a Comment