Saya percaya siapapun orangnya pernah menginstruksikan sesuatu kepada orang
lain. Juga
tentunya pernah diinstruksikan. Sekurang-kurangnya instruksi dari seorang bapak
atau ibu kepada anaknya. Dan sang kakak kepada adiknya. Tujuannya agar
orang itu mau mengikuti permintaannya. Dalam dunia kerja instruksi adalah
hal biasa yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan statusnya. Namun di
sisi lain mengapa ada orang yang menolak instruksi dari orang lain? Nah ini ada
kaitannya dengan derajat pemahaman tentang instruksi itu sendiri. Juga karena
kurangnya pemahaman tentang pentingnya suatu tugas dilaksanakan.
Kalau
instruksi dilakukan, misalnya oleh seorang manajer, maka tujuan pemberian
instruksi adalah agar setiap karyawan memahami apa yang ingin dikerjakan dan
mengapa hal itu penting. Dalam hal ini instruksi diartikan sebagai
petunjuk untuk mengerjakan sesuatu sesuai dengan prosedur operasi standar. Dengan
demikian para subordinasi disamping memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang apa yang seharusnya dikerjakan juga untuk meningkatkan
komitmennya. Untuk itu beberapa hal yang biasa dipertanyakan adalah apa yang
akan dikerjakan dan kaitannya dengan unsur-unsur mutu, jumlah, waktu, dan
keamanan produk. Pertanyaan lainnya adalah mengapa orang-orang tertentu diminta
untuk mengerjakannya; mengapa tugas itu dinilai penting; dan bagaimana
mengerjakannya.
Karena
pemberian instruksi itu merupakan suatu proses komunikasi maka keberhasilannya
sangat bergantung pada unsur-unsurnya seperti sikap atau tampilan manajer
(pemberi instruksi), ketepatan dan kejelasan isi instruksi, media atau
salurannya apa, siapa yang akan mendapat instruksi, derajat kebisingan, dalam
situasi seperti apa instruksi itu diberikan, dan apa saja simbol-simbol yang
digunakan. Dalam prakteknya maka ada beberapa taktik agar pemberian instruksi
kepada karyawan oleh manajer dapat berjalan efektif.
1.
Pilihlah karyawan tertentu yang memang tepat untuk diberi instruksi. Dengan
kata lain perlu dipertimbangkan aspek-aspek yang menyangkut kemampuan, minat,
dan keinginan dari karyawan untuk melaksanakan instruksi.
2.
Uraian tugas yang diberikan lewat instruksi benar-benar harus dipahami oleh pihak
karyawan. Kalau dirasakan ada keragu-raguan dari karyawan tidak ada salahnya
dilakukan penjelasan ulang tentang instruksi. Jangan segan untuk memberi
kesempatan kepada karyawan untuk bertanya atau bahkan menanggapi tentang isi
instruksi.
3.
Manajer perlu mempertimbangkan faktor situasi dalam pemberian instruksi. Adalah
bijak kalau manajer tidak memberi instruksi kepada karyawan tertentu ketika
yang bersangkutan sedang dilanda emosi berat misalnya sedang marah atau sedih.
Jangan sampai timbul kesan bahwa manajer tidak memiliki empati. Pendekatan
persuasi dan murah senyum sangat dianjurkan.
4.
Menghindari reaksi negatif seperti adanya kesan tindakan diskriminasi kepada
karyawan. Kalau tidak diantisipasi lewat-lewat penjelasan terinci maka yang dikhawatirkan
adalah munculnya friksi-friksi di antara karyawan. Atau malahan friksi antara
karyawan dan manajernya.
5.
Setiap pemberian instruksi perlu dilakukan pemantauan sejauh mana tugas telah
dilaksanakan karyawan dengan baik. Pemantauan ini perlu dilakukan untuk
memperkecil deviasi antara isi instruksi, proses, dan hasilnya. Akhirnya hasil
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan instruksi akan dipakai untuk memperbaiki
rencana operasional pemberian tugas-tugas berikutnya.
No comments:
Post a Comment