Begitulah kira-kira kata orangtua yang sudah berpengalaman mendidik beberapa anaknya.
Ungkapan tersebut memang benar. Anak terlahir dengan dibekali karakter dan sifat masing-masing yang tentunya tidak akan sama antara anak yang satu dengan yang lainnya. Sifat bawaan tersebut akan berkembang dengan dipengaruhi oleh lingkungannya. Pola didik inilah merupakan faktor eksternal yang turut mempengaruhi perkembangan kepribadian anak.
Ada berbagai macam cara mendidik anak. Kita biasa menyebutnya dengan pola asuh. Beberapa ahli menggolongkan pola asuh dalam beberapa istilah. Kategorisasi pola asuh yang paling populer antara lain pola asuh permisif, otoriter, dan otoritatif. Masing-masing cara mendidik di atas memiliki konsekuensi tersendiri.
Anak yang dididik secara permisif ‘apa saja boleh’ akan tumbuh menjadi anak pemberani, keras kepala, dan kurang menghargai orang lain. Baginya, apapun yang ia lakukan adalah benar. Beberapa orangtua masa kini memilih pola asuh yang ‘nyaris’ permisif. Memang sangat tipis beda antara permisif dengan mengasuh ‘tanpa memarahi’. Satu sisi, anak berani mencoba hal-hal baru, namun di sisi lain anak akan tumbuh dengan mengembangkan sifat egoisnya. Anak seperti ini sejak kecil selalu dituruti oleh orangtuanya, sehingga ia tidak peduli dengan kepentinngan orang lain. Saya pernah mengamati anak yang diasuh dengan cara seperti ini, pada usia kanak-kanaknya ia telah menampakkan ‘bakat-bakat’ keras kepala dan egoisnya. Ketika ia meminta sesuatu yang sebenarnya bisa ia lakukan sendiri, ia menyuruh orang lain. Jika tidak ditturuti maka akan marah dan berteriak. Akhirnya orangtuanya pun menuruti semua kemauannya. Di sisi lain, ia berani mencoba hal-hal baru dan nampak pandai jika dilihat dari kemampuannya.
Anak yang dididik dengan otoriter, maka cenderung tidak berani mencoba hal-hal baru dan terlihat ‘penurut’ di depan orangtuanya. Kebiasaan mendapat dikte orangtua akan menyulitkan anak untuk mengembangkan kreativitasnya. Pola otoritatif nampaknya cukup baik diterapkan, dimana ada komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Anak diajarkan bertanggung jawab, mendapat pujian dan hukuman sesuai dengan perbuatannya. Biasanya, pola otoriter kerap diterapkan oleh para orangtua jaman dulu. Pola ini sangat konvensional, dimana orangtua memegang kendali sepenuhnya. Sedangkan pada masa sekarang, tidak sedikit orangtua yang memakai pola permisif (tanpa hukuman) dalam mendidik anak-anaknya, dimana anak dibebaskan melakukan semua yang ia inginkan tanpa batasan. Sedangkan pola otoritatif nampaknya dapat dicoba dengan menyesuaikan kepribadian anak masing-masing.
Pada dasarnya, setiap cara didik akan menimbulkan efek yang berbeda-beda. Orang tua perlu memahami dan menyesuaikan pola asuh yang paling tepat untuk anak-anaknya. Alangkah baiknya jika kita sebagai orangtua bisa benar-benar memahami anak-anak kita. Hal ini akan sangat membantu kita dalam mendidik mereka. Ketika salah dalam mendidik, maka akan berakibat fatal bagi perkembangan kepribadian selanjutnya.
Bagaimana dengan Anda? Sudahkah memilih pola didik yang tepat bagi anak Anda? :)
No comments:
Post a Comment