Amerika

Sunday, October 6, 2013

Wewenang Bos


.
Saat makan siang kemarin aku dan beberapa teman sekantor terlibat perbincangan seru mengenai perilaku masing masing bos kami. Pembicaraan dimulai ketika seorang teman mengeluh untuk pindah saja kebagian lain di kantor. Karena dari wajahnya terlihat betapa dia menyimpan kekesalan, maka dengan sok tahu aku menebak pasti telah terjadi sesuatu yang bersifat pribadi. Ternyata dugaanku tepat, tak lama kemudian dia mulai mencurahkan isi hatinya.
“kenapa sih bos sering sekali arogan? Gak pernah mau mengerti kondisi anak buah, kalau ada masalah sedikit bawaannya marah-marah dan marahnya juga seringkali tak mengenal tempat dan waktu. Kalau marah kan gak mesti harus teriak-teriak, apalagi didepan banyak orang. Kan benar-benar menjatuhkan martabat gue di depan taman-teman” ungkap sang teman gusar.
Bukannya prihatin, kami malah tertawa terbahak-bahak.  Seorang teman mulai menimpali dengan kalimat “bro, semua orang itu punya fungsi masing masing, fungsi bos adalah marah, dan keberadaan kita-kita ini mungkin memang fungsinya untuk dimarahi, cobalah untuk menerimanya sebagai suatu kewajaran, ha..ha..ha…”kalimatnya ditutup dengan tawa kerasnya tanpa peduli dengan pengunjung lain di rumah makan tersebut. Sepertinya temanku ini termasuk tipe yang “senang lihat orang susah dan susah lihat orang senang”. 
Teman yang pertama menimpali ” sekarang coba lihat apa yang dikerjakan bos dan bandingkan dengan apa yang kita kerjakan, mana ada bos yang kerjaannya sebanyak kita-kita yang anak buah ini. Lihat mereka sibuk meeting, ngobrol, baca koran dan marah-marah sama anak buah”. 
Teman kedua kembali menimpali ” bro, tugas bos itu memastikan kita-kita ini menjalankan semua tugas kantor dengan benar, ingat itu, memastikan bahwa semua pekerjaan dijalankan oleh anak buah, wajar kalo kemudian pekerjaannya sedikit dan pastinya anak buah tidak boleh salah, karena jika itu terjadi maka dia tidak menjalankan fungsinya dengan baik, jadi anak buah tidak boleh salah. Kamu bisa aja  sepanjang tahun melaksanakan pekerjaan dengan benar, tapi jika saat akhir melakukan kesalahan maka bersiaplah jika kesalahan itu yang akan tampak saat penilaian di akhir tahun, ha..ha..ha” lagi-lagi dia tertawa sekencang-kencangnya.
Tak tahan berdiam diri akhirnya aku berkomentar “kalian tahu tidak, mengapa seorang komandan militer hanya bersenjatakan pistol sedangkan anak buahnya menggunakan M-16 atau AK-47? Apakah kalin pikir pistol efektif untuk menembak musuh? Jika kalian sadar, sebenarnya senjata itu bukan untuk bertarung melawan musuh, namun untuk mendiamkan anak buah yang suka membangkang seperti kalian-kalian ini! Ha..ha..ha” tak tahan juga untuk tak tertawa melihat reaksi teman-teman yang sesaat terdiam dan kemudian terbahak-bahak bersama.
Teman, ternyata menertawakan diri sendiri terkadang mengasyikkan dan menghilangkan beban yang menghimpit kita sehari hari.

No comments:

Post a Comment