Di era yang serba terbuka ini sering kita jumpai berbagai ragam aktifitas anak dan remaja yang terlahir dari kreatifitas dan bakat. Terlepas dari negatif aktifitas itu, lihat saja acara-acara di televisi sudah banyak yang telentaiment, pemandu bakat, pacaran, bertengkar pun mereka tidak malu untuk di televisikan. Kepercayaan diri ini, sudah mulaikabur maknanya, seakan-akan mereka tidak tahu apa yang layak untuk di PD-kan dan mana yang tidak layak di PD-kan.
PD yang positif adalah PD yang mengungkap kepercayaan diri sendiri dengan cara yang baik. Makna baik ini tentu sesuai dengan norma-norma yang mendasar kita miliki yaitu agama dan sosial. Keberanian mereka untuk mengaktualisasikan kemampuan atau potensi diri ini tidak hadir begitu saja atau mereka terlahir dan dibentuk oleh keadaan yang mau tak mau membuat mereka demikian PD.
Secara psikologi rasa kurang PD disebabkan oleh :
1. Overprotected, anak yang terlalu dikekang
kurang untuk belajar mengaktualisasikan dirinya, merasa independen, atau
menerima keputusan sikapnya sendiri. Mereka merasa takut untuk berbuat salah,
akibatnya banyak hal menjadi ragu-ragu untuk dilakukan atau bahkan membuat si
anak jadi tidak mau untuk melakukannya.
2. Terlalu dibiarkan, dibebaskan tampaknya akan
membuat dia bebas melakukan banyak hal sehingga menjadikannya PD, namun hal ini
bisa sebaliknya jika bebas ini tanpa arah dan bimbiingan. Mereka merasa dirinya
tidak dibutuhkan atau bahkan seperti dibuang oleh orang tua atau keluarganya,
sehingga mereka serasa kosong pendidikan hubungan emosional yang baik.
3. Perfeksionis. Meraih kesempurnaan adalah
penting, namun kita adalah manusia yang memiliki kelemahan. Menuntut
kesempurnaan tanpa dibarengi kepengertian serasa kurang bijak dilakukan,
sehingga mereka menjadi takut untuk berbuat, takut tidak sempurna.
4.
Sering
dikritik dan dikecewakan. Kritik adalah wajar jika diberikan solusi
dan alasan. Demikian pula dikecewakan, beri mereka alasan dan sebab kenapa?
gantilah hak mereka dilain kesempatan. Sekaligus
berikan pujian sisi-sisi positifnya sebagai penyeimbang
5.
Mencontoh lingkungannya.
Jika orang yang dijadikan panutan disekitarnya adalah orang yang kurang PD,
maka mereka belajar memahami sikap itu sekaligus menerima mentah-mentah sebab
yang dilihat adalah orang yang dipanuti seperti orang tua atau saudaranya.
6.
Percaya dengan ketidak
mampuan. “aku tidak sanggup!”, “aku tidak bisa!”, dan kalimat-kalimat lain yang
dipercaya mereka, mungkin karena mereka ingin menolak tugas atau takut jika
gagal kemudian dimarahi. Akibatnya lama kelamaan mereka merasa benar-benar
tidakmampu.
Yang bisa dilakukan
1. Memberi Pengertian, dialog adalah kuncinya.
Ajak mereka berfikir rasional kenapa harus melakukan tugas ini, berikan
alasan-alasan dan akibat-akibat positif
2. Beri Pujian, memberi pujian dan semangat
sangat penting untuk momotivasi mereka. Pujian dan kritik harus proporsional,
kurangi kritik namun berikan mereka bimbingan dan solusinya, ingat mereka
sedang berkembang dengan belajar
3. Beri contoh, tunjukkan orang-orang yang sukses
dan berhasil itu sukses dengan PD, berikan bukti bahwa anda juga PD, jangan
sampai mereka menankap sikap andan yang kurang PD
No comments:
Post a Comment