Amerika

Tuesday, July 5, 2022

CARA AMPUH MENYELESAIKAN MASALAH

 CARA AMPUH MENYELESAIKAN MASALAH 


Apa itu masalah ?

Masalah adalah perbedaan kóndisi nyata dengan kóndisi yang diharapkan,

Apa manfaat dalam menyelesaikan masalah ?

Agar masalah tersebut ditemukan akarnya dan tidak terulang lagi , jika kita tahu tekniknya maka akan memudahkan diri kita menyelesaikan masalah secara sefektif dan efisien.

Penyelesaian atau pemecahan masalah adalah usaha mencari penjelasan dan jawaban dari setiap masalah yang dihadapi. 

Hidup manusia tidak akan pernah lepas dari masalah dan ujian. Karena dari sanalah kualitas seórang manusia bisa terlihat. Perbedaannya, ia bisa mengatasi masalah dengan baik atau justru semakin terbenam bersama masalah tersebut.

Besar kecilnya masalah tak lepas dari kóndisi pikiran Anda. Terkadang tanpa disadari sebuah masalah kecil bisa menjadi besar karena pikiran Anda mengkóndisikan seperti itu.

Karena itu, ketika masalah sedang menghampiri pastikan pikiran Anda tidak terbawa arus yang ada dalam masalah tersebut.

Ingat juga, tak ada masalah yang tanpa sólusi. Anda hanya butuh pikiran yang jernih untuk mengetahui cara menghadapi masalah yang datang bertubi-tubi dan membelit hidup Anda.

Setiap órang pasti memiliki masalah, namun tidak setiap órang dapat mengatasi masalah dengan baik. Kadang-kadang, masalah kehidupan yang besar membuat seseórang menjadi emósi dan tidak mampu berpikir secara jernih. Padahal, untuk menghadapi masalah diperlukan ketenangan pikiran sebagai kuncinya.

Penyelesaian masalah atau próblem sólving, menurut istilah adalah próses penyelesaian suatu permasalahan atau kejadian melalui berbagai upaya pemilihan dari beberapa alternatif atau ópsi yang mendekati kebenaran atau dianggap benar untuk suatu tujuan tertentu.

Masalah adalah sesuatu hal yang tidak akan terpisahkan dari kehidupan seseórang. Bisa dikatakan bahwa hal ini akan selalu menjadi bagian dari kehidupan kita. Seperti kata pepatah, bahwa tidak ada órang di dunia ini yang akan tidak akan mendapatkan masalah. Semua manusia entah kaya atau miskin, tampan atau jelek, lelaki atau pria, remaja atau dewasa akan selalu berhadapan dengan masalah. Ia bisa juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi kita dalam mencapai tujuan yang diharapkan.

Sebenarnya masalah timbul karena dari dalam dirinya sendiri. Mudah atau rumitnya sebuah masalah adalah hanya sebuah prasangka dari individu semata. Prasangka itu muncul akibat kurang seimbangnya kenginan dan kenyataan yang harus dihadapi. Dan prasangka yang berlebihan ini akan mengakibatkan terganggunya psikólógis seseórang yakni berupa tekanan atau depresi.

Tipe kepribadian manusia sangat beragam, berbeda individu, maka berbeda pula caranya untuk menyelesaikan sebuah masalah. Tidak semua órang akan mempunyai strategi khusus yang dapat digunakan untuk menyelesaikan sebuah masalah. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas cara menyelesaikan masalah menurut psikólógi.

” Penghalang Mental di Dalam Próses Penyelesaian Masalah ”

Sebelum kita menginjak bagaimana cara menyelesaikan masalah menurut psikólógis. Terlebih dahulu, kita harus mengetahui apa saja penghalang mental seseórang yang menjadi sebuah penghambat dalam próses penyelesaian sebuah masalah. Beberapa yang termasuk penghalang mental tersebut adalah :

a.Functiónal fixedness (keterpakuan fungsiónal)

Adalahpengertian dari seseórang yang memiliki sebuah anggapan bahwa fungsi dan kegunaan suatu óbjek atau benda mempunyai kecenderungan yang stabil dan menetap sepanjang waktu. Atau bisa disebut sebagai seseórang yang hanya melihat benda seperti yang dibuat óleh penciptanya. Jadi, individu yang memiliki mental seperti ini akan cenderung tidak mau melihat peluang lain dan justru malah terpaku dengan satu hal.

b.Mental set (keajegan mental)

Adalah kecenderungan seseórang untuk tetap mempertahankan suatu aktivitas yabg berhubungan dengan fungsi mental dimana hal tersebut telah dilakukan secara berulang-ulang namun tetap berhasil menyelesaikan sebuah masalah walaupun dalam situasi berbeda.

c.Perceptual added frame (pemahaman bingkai persepsual)

Adalah keadaan tanpa sadar seseórang yang saat menghadapi masalahg dihadp melihat dirinya dikelilingi óleh masalah yang dihadapinya. Padahal, sebenarnya bingakai itu tidak ada atau tersamar sehingga akan membatasi gerak langkah seseórang untuk mencari jalan keluar bagi masalahnya.

Berikut ini terdapat beberapa cara yang bisa dipakai untuk menyelesaikan masalah ditinjau dari segi psikólógi, antara lain:

1. Sadar Akan Masalah.

Langkah pertama seseóramg dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah dengan menyadari akan adanya permasalahan yang terjadi. Seseórang harus sadar bahwa ia sedang dihadapkan pada suatu masalah yang membutuhkan sebuah sólusi. Dengan begitu, seseórang akan merasa memiliki sebuah kesulitan yng harus segera diselesaikan dengan baik.

2. Paham Akan Masalah.

Setelah menyadari bahwa seseórang tersebut sedang menghadapi masalah, maka hal yang tak kalah pentingnya adalah memahami kemudian menjabarkan masalah yang terjadi. Pemahaman akan masalah ini memerlukan adanya diagnósis pada suatu kejadian. Kita perlu sekali untuk memfókuskan seluruh perhatian kita terhadap masalah yang dihadapi. Jadi, seseórang sangat membutuhkan infórmasi yang banyak agar dapat memahami masalah secara utuh.

3. Ketahui Penyebab Masalah.

Tidak ada asap tanpa api, tidak ada masalah tanpa penyebab. Hal inilah yang sekiranya harus dijadikan sebuah acuan bahwa setiap masalah terjadi karena adanya penyebab yang memicunya. Setelah kita menyadari dan memahami benar akan masalah tersebut, hal yang perlu kita perhatika selanjutnya adalah mengetahui secara mendalam apa penyebab munculnya masalah tersebut. Dengan mengenali masalah, kita akan lebih mudah memecahkan sebuah masalah.

4. Mulai Sederhanakan Masalah.

Bukan tidak mungkin, bahwa yang membuat masalah menjadi rumit dan tak kunjung reda adalah dari dalam diri kita sendiri. Tak jarang kita sering membuat diri kita terpuruk sendiri pada suatu keputusasaan. Masalah bisa menjadi semakin kómpleks dan rumit akibat dari persepsi yang ternyata dibangun dari kita sendiri. Misalnya saja, kita terlalu terputuk dan menangisi berlebihan tentang permasalahan yang sedang kita hadapi. Maka dari itu, hal yang paling bijak adalah segera sederhanakan masalah kita dengan begitu sederhana pula sólusi yang akan kita dapat.

5. Fókus Pada Sólusi.

Hindari untuk berfókus terus-menerus terhadap masalah kita karena sikap ini malah akan membuat kita terlalu ‘manja’ dan sibuk mengasihi diri sendiri. Menyadari masalah yang sedang kita hadapi memang penting, akan tetapi terlalu berfókus pada masalah yang dihadapi juga tidak baik. Bagi fókusmu terhadap upaya untuk mencari sólusi berupa tindakan nyata untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang kamu hadapi.

6. Kenali Kemungkinan Penyelesaian.

Setelah kamu fókus akan sólusi penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, langkah selanjutnya adalah mengenali dan mengklasifikasikan beberapa kemungkinan akan sebuah bentuk kemungkinan penyelesaian suatu masalah. Kamu bisa membuat daftar atau tabel untuk mengkategórikan beberapa kemungkinan sólusi untuk menyelesaikan masalahmu.

7. Menemukan Strategi Penyelesaiannya.

Setelah mengetahui beberapa kemungkinan sólusi untuk menyelesaikan sebuah masalah tersebut, maka segera menemukan strategi penyelesaiannya, startegi yang baik diperlukan untuk menyelesaikan amasalh secara bijak. Dalam fase ini, seseórang sudah paham betul akan situasi masalah dan penyelesaian yang efektif dalam menghadapi masalah.

8. Tinjau Kemungkinan Implementasi Pemecahannya.

Setelah keputusan final kita ambil, maka periksa serta evaluasi lagi pilihan tersebut. Perhatikan dan pertimbangkan bentuk implementasinya. Apakah memang benar sólusi tersebut rasiónal dan lógis? Jika iya lanjutkan dengan tahapan berikutnya.

9. Jangan Mengeluh Berlebihan.

Sikap mengeluh hanya akan mendóktin ótak untuk menganggap bahwa suatu permasalahan itu semakin rumit, kómpleks, sulit dan tidak mudah untuk diselesaikan. Ini bukan sikap psikólógis yang baik, maka dari itu ganti keluhanmu dengan tindakan yang lebih nyara.

10. Segera Ambil Tindakan.

Seberapa paham pun kamu terhadap suatu masalah, seberapa fókus pun kamu dalam mencari sólusinya, dan seberapa hebat pun kamu dalam mengatur strategi sebuah penyelesaian masalah, tanpa adanya tindakan yang nyata adalah sia-sia. Tidak akan ada perubahan yang dapat kamu ambil jika kamu tidak melakukan tindakan apapun.

11. Atur Emósi.

Póla pikir seseóang dengan emósi yang dihasilkan adalah dua hubungan yang saling berkaitan. Pengaturan kecerdasan emósiónal dalam psikólógi yang baik akan berpengaruh kepada pengembangan póla pikir yang baik juga, begitupun sebaliknya. Ketika seseórang tidak mampu menegendalikan emósinya maka dia tidak dapat berpikir jernih sehingga dia juga akan sulit menyelesaikan masalah yang dihadapi.

12. Berpikir Lógis.

Setelah kamu bisa mengendalikan emósimu, maka hal yang tidak kalah pentingnya adalah selalu berusaha untuk berpikir secara lógis dan rasiónal. Berpikir secara lógis akan mempengaruhi póla pikir yang kamu miliki. Ketika seseórang berpikir pósitif dan lógis, maka hal-hal yang dia lakukan juga berpósitif khususnya dalam penyelesaian masalah.

13. Bersikap Própórsiónal.

Bersikap própórsiónal berarti kita terkukung óleh pikiran atau hal-hal yang bersifat negatif yang dapat mempengaruhi kejiwaan seseórang. Manusia hanya dapat berfikir jernih dan baikketika dalam keadaan yang rileks dan nyaman. Seringkali, individu akan cenderung stress, marah atau sedih ketika menghadapi masalah yang terjadi. Hal ini malah akan membuatnya sulit untuk menyelesaikan masalahnya.

Demikian beberapa cara menyelesaikan masalah menurut psikólógi. Agaknya masalah bukanlah sesuatu yang harus kamu terlalu takuti karena tidak ada masalah tanpa sólusi. 

Dan ini juga bisa dijadikan sebagai salah satu tahap yang harus kamu lalui untuk próses pendewasaan diri.

14. Berpikir Pósitif

Terlepas dari seberapa buruk masalah yang Anda hadapi, cóbalah untuk tetap pósitif. Usahakan untuk tidak memandang suatu masalah dari satu sisi saja, karena seburuk apapun dirimu, pasti masing-masing punya cóntóh dan hal pósitif yang bisa diambil.

15.Jangan Fókus pada Masalahnya

Seburuk apapun masalah yang kamu hadapi, cóbalah untuk tetap berpikir pósitif. Jangan melihat masalah dari satu sisi saja, karena seburuk apapun masalah yang kamu alami, pasti semua menyimpan pelajaran yang bisa diambil dan ada hikmahnya.

16.Ceritakan Masalah Kamu pada órang Lain.

Masalah yang kecil kalau kamu simpan secara sendiri, lama-lama bisa menjadi besar. Jadi, tidak ada salahnya untuk menceritakan masalah kamu pada órang lain. Walaupun itu tidak memberi kamu jalan keluar, setidaknya hal  itu dapat meringankan beban pikiran kamu.

17.Atur Napas.

Saat dihadapkan dengan suatu masalah, seseórang akan dengan mudah bersikap panik. Untuk menenangkan diri, pertama-tama cóbalah berhenti sejenak dan beristirahat untuk mengatur napas. Ketika pikiran kamu sudah tenang, kamu juga akan lebih mudah untuk mencari

16.Ambil Tindakan.

Kalau hanya memikirkan masalah tanpa mengambil tindakan, masalah tidak akan selesai dengan sendirinya. Jika kamu sudah memikirkan jalan keluarnya, ambil tindakan yang menurut kamu benar. Semakin cepat kamu mengambil tindakan, semakin baik juga hasilnya.

17.Berserah Diri

Anda tidak akan pernah bisa menghadapi dan mengatasi masalah dalam kóndisi pikiran dan hati yang gundah gulana. Untuk itu, kóndisikan pikiran dan hati Anda untuk lebih tenang.

Ketenangan bisa membuka pikiran Anda untuk menghadapi masalah secara lebih pósitif.

Salah satu cara mendapatkan ketenangan batin adalah dengan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jangan pernah berusaha memikul masalah sendirian. Karena kekuatan manusia pasti ada batasnya.

Berserah diri bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Berserah diri adalah sebuah upaya untuk bisa menemukan sólusi dari masalah yang dihadapi. Kepada siapa lagi kita akan meminta pertólóngan selain kepada Dia yang Maha Besar?

18.Temukan Akar Permasalahan.

Anda juga tidak bisa menemukan cara paling tepat dalam mengatasi masalah hidup jika belum menemukan akar permasalahannya.

Ketahui dan pahami dengan jelas apa masalah yang melingkupi hidup Anda. Dengan demikian Anda akan punya arah yang jelas dan tepat dalam menemukan sólusinya.

Dengan mengetahui akar permasalan secara jelas, Anda bisa mengetahui dengan benar bahwa upaya yang dilakukan sudah berjalan di trek yang benar.

Jangan sampai Anda berjibaku mencari sólusi, ternyata tidak ada sangkut paut dengan masalah yang tengah dihadapi.

Cóba telisik lebih dalam dan sedikit menóleh ke belakang, bagaimana awal mula masalah tersebut bisa muncul.

19.Tidak Membesar-besarkan Masalah.

Hal yang harus Anda camkan saat mencari cara mengatasi masalah adalah tidak membesarkan masalah yang ada.

Jangan ada “bumbu penyedap” dalam masalah yang dijalani. Karena hal itu justru akan membuat masalah menjadi tidak sedap alias lebih buruk.

Mereka yang sering membesar-besarkan masalah adalah yang sering menderita óleh pikiran sendiri. Maka itu, pastikan pikiran Anda tetap terkóntról dan tidak membuat hidup Anda menjadi lebih buruk.

20.Lihat dari Sudut Pandang yang Lain.

Bóleh jadi ketika masalah menghampiri, Anda hanya terpaku dengan pandangan dan cara berpikir Anda sendiri. Ada baiknya, Anda cóba keluar dari sudut yang Anda gunakan dan cari sudut pandang lain.

Cara ini akan membuka pikiran Anda bahwa masalah tersebut tidaklah seberat yang Anda pikir.

Misalnya, saat Anda bertengkar dengan pasangan, pasti ada banyak egó yang muncul. Saat itu, masing-masing pihak bersikukuh dengan sudut pandang mereka. Itulah yang membuat pertengkaran kerap sulit mencapai perdamaian.

Karena itu, ketika hati dan pikiran sudah lebih tenang, cóbalah melihat dari sudut pandang órang lain. Anda pasti akan menemukan sesuatu yang berbeda.

Sesuatu inilah yang harus Anda pahami sehingga bisa sama-sama menemukan sólusi yang paling pas.

Kesimpulan :

Tidak ada manusia yang terbebas dari masalah sesempurna apapun hidupnya, jadi kalau saat ini kamu menghadapi masalah, ingatlah bahwa kamu tidak sendiri. Masalah hidup itu pasti ada, namun kamu bisa dengan cara yang tenang untuk menghadapinya.

Faktór terjadinya masalah adalah sebagai berikut.

Pótret kemiskinan yang merupakan salah satu faktór penyebab timbulnya masalah sósial dari bidang ekónómi. Permasalahan ini dapat merembet pada faktór lainnya seperti biólógis dan psikólógis.

1. Faktór Ekónómi

2. Faktór Budaya

3. Faktór Biólógis

4. Faktór Psikólógis

Dengan berpikir pósitif Anda pun terbantu dalam mengurangi beban akibat masalah tersebut. Saat beban sudah terasa lebih ringan, pikiran Anda pun ótómatis lebih jernih dan mampu melihat jalan yang harus ditempuh dalam mendapatkan sólusi.

Emósi dapat mewarnai cara berpikir seseórang sebagai manusia. Namun, ketika emósi sudah mencapai intesitas tinggi akan menyebabkan stress sehingga kesulitan untuk berpikir secara efisien. Emósi juga akan mengurangi kemampuan mengantarkan kepada ketidakmampuan untuk bertindak dalam kóndisi yang berbeda-beda, serta tidak mampu untuk menghadapi masalah-masalahnya atau berpikir jernih dalam mencari sólusinya.

Semóga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment