Pak Petrus dan Bu Magdalena sudah 44 tahun menikah. Dari mereka lahir tiga anak dan tujuh cucu. Perjalanan perkawinan yang panjang itu tampaknya tidak menyurutkan kemesraan mereka berdua. "Ya mau apa lagi, kami sekarang 'kan tinggal menikmati hidup," ujar Pak Petrus yang dalam usia 72 tahun ini masih aktif bekerja di perusahaan swasta dengan status pensiunan yang dikaryakan.
Namun mantan guru ini mengakui bahwa kemesraan yang sampai sekarang masih mereka miliki itu tidak datang tiba-tiba. "Itu semua harus diusahakan, dan dari pengalaman saya ternyata tidak mudah," katanya.
Pak Petrus memberi gambaran, ia suka berkebun dan membaca sedangkan Bu Magdalena lebih suka menyanyi dan merapikan rumah. Perbedaan minat itu pada awal perkawinan membuat mereka kurang intensif berkomunikasi. Menyadari hal itu, mereka lantas mencari cara agar bisa menikmati waktu bersama-sama.
"Pada waktu membaca, biasanya Ibu duduk di samping saya sambil membawakan minuman serta camilan. Maka saya membaca keras-keras agar Ibu bisa mengetahui apa yang saya baca, dan seringkali kami lantas sama-sama mengomentari topik yang tadi dibaca," jelas Pak Petrus.
Begitu pun sebaliknya, ketika Bu Magdalena berlatih menyanyi Pak Petrus ikut memegang teks lagu atau sekadar berdendang mengikutinya. "Dengan begitu kami bisa menikmati hobi masing-masing tapi tidak kehilangan waktu bersama-sama. Kalau saya berkebun, Ibu menunggui sambil omong-omong. Kalau Ibu merapikan rumah, saya menunggui sambil komentar he-he…," ungkap Pak Petrus.
Hindari Pungung-Punggungan
Apa yang mereka usahakan tampaknya sesuai dengan saran yang diberikan oleh Dr. Mark Goulston, penulis buku The 6 Secrets of a Lasting Relationship. Menurut Goulston pasangan yang bahagia tahu hubungan nyata dimulai saat masa bulan madu usai. Kecuali Anda tetap memelihara taman cinta itu, keindahannya akan sirna dan mati. Untuk memeliharanya ada 10 rahasia yang disarankannya.
1.
Berangkat tidur
bersama-sama. Ingatkah ketika baru menikah, betapa Anda tidak sabar menunggu
untuk berduaan di tempat tidur? Pasangan yang bahagia menolak berangkat tidur
sendiri. Kalau pun nanti bangunnya tidak bersama-sama, tidak masalah. Begitu
pun saat bertengkar. "Biasanya kami tetap berangkat tidur bersama-sama
walau tidak bicara, dan kami berusaha untuk tetap bersenggolan tangan atau
kaki. Rasanya nggak tenang kalau berdekatan tapi tidak bersentuhan. Maka kami
menghindari punggung-punggungan, karena rasanya akan menjauhkan satu sama
lain," ungkap Bu Magdalena.
2.
Usahakan memiliki minat
bersama. Jangan mengecilkan arti aktivitas yang dapat Anda kerjakan bersama
pasangan. Jika belum punya, menurut Goulston, pasangan yang bahagia biasanya
mengusahakannya. Namun pada saat yang sama, tetaplah memelihara minat pribadi
Anda. Dengan begitu Anda akan semakin menyukai pasangan Anda tanpa menjadi
tergantung.
3.
Jalan bergandengan tangan
atau bersebelahan. Pasangan bahagia akan merasa nyaman jika jalan sambil
bergandengan tangan atau bersebelahan, ketimbang satu di depan satu di belakang
memandangi punggung.
4.
Pusatkan perhatian pada
apa yang dilakukannya secara benar, bukan pada yang salah. Anda selalu bisa
menemukan hal keliru yang dilakukannya, sama juga selalu bisa menemukan hal
benar yang dia kerjakan. Tergantung apa yang Anda cari. Pasangan bahagia lebih
memilih sisi positif.
5.
Buatlah kepercayaan dan
memaafkan sebagai pegangan baku. Jika pasangan bahagia bertengkar atau berbeda
pendapat dan tidak bisa diselesaikan, mereka akan mengutamakan rasa percaya dan
memaafkan satu sama lain, bukan rasa tidak percaya dan tanpa ampun.
6.
Saling berpelukan segera
setelah bertemu sepulang kerja. Kulit kita, kata Dr. Goulston, memiliki memori
tentang 'sentuhan baik' (cinta), 'sentuhan buruk' (pelecehan) dan 'tanpa
sentuhan' (penolakan). Pasangan yang saat bertemu langsung berpelukan berarti
memelihara ingatan kulitnya dengan 'sentuhan baik' dan memberi kehangatan.
7.
Ungkapkan "Aku cinta
padamu" dan "Baik-baik ya" pada pagi hari, karena hal itu
merupakan cara hebat untuk mendapatkan kesabaran dan toleransi menghadapi dunia
luar yang tidak teratur dan semrawut.
8.
Ucapkan "Selamat
malam" setiap malam, tak peduli bagaimana perasaan Anda. Hal itu akan
mengingatkan pasangan Anda bahwa betapa pun Anda sedang marah tetap ingin
bersamanya. Artinya, apa yang Anda berdua miliki lebih penting ketimbang
kemarahan satu hari itu.
9.
Periksa 'cuaca' hatinya
hari itu. Usahakan untuk berbicara dengannya di sela-sela kesibukan kerjanya,
dengan demikian Anda bisa menyesuaikan diri dengan suasana hatinya setelah
bertemu.
10.
Merasa bangga terlihat
bersamanya. Pasangan yang bahagia senang bisa bersama-sama, dan biasanya
menunjukkan sentuhan tanda sayang di antara mereka. Misalnya gandengan tangan,
rangkulan, pelukan, elusan. Bukan mau pamer, tapi hanya ingin mengatakan bahwa
mereka saling memiliki.
No comments:
Post a Comment