Melihat dan membaca artikel ini,
menjadi cermin buat diri sendiri terutama ana. Semoga tidak hanya menjadi
bacaan usang dikala hati nelongso dan lupa pada saat kita mendapatkan
kesenangan.
Menjadi pemenang adalah dambaan setiap orang,
Kemenangan selalu identik dengan kesuksesan dan keunggulan. Namun tak mudah
untuk mewujudkan hal itu, perlu berbagai kiat dan itikad agar kemenangan yang
begitu didamba dapat diraih. Kemungkinan terburukpun mesti kita perhitungkan,
sehingga saat kemenangan tak datang pun, kita tetap punya mental pemenang. Berikut kiat-kiat yang dapat dijalani untuk
menjadi pemenang.
- Sadari bahwasannya setiap problem yang menghampiri kita merupakan hal yang wajar dan lumrah.
“Permasalahan ibarat
pernafasan manusia. Saat seseorang tidak punya masalah hidup, maka sama halnya
dengan manusia yang tidak bernafas lagiâ€.
- Pengendalian diri adalah kunci untuk menjalani hidup sesuai dengan keputusan.
Refleksi dari pengendalian diri
adalah sabar. Dengan demikian hati kita akan tertata dan dapat berfikir positif
untuk bisa bertahan, melakukan prioritas, tidak terpengaruh oleh keadaan, serta
tidak serta merta menyerah. “Dan jadikanlah sabar dan sholat sebagai
penolongmuâ€.
- Jangan mencari kambing hitam, biasakanlah untuk bertanggung jawab.
Segala sesuatu yang telah
terjadi tidak bisa diulangi. Jangan melimpahkan kesalahan pada orang lain
ataupun pada keadaan yang sedang buruk. Bertanggung jawablah akan semua hal
yang terjadi. “Sebesar ke insyafanmu, sebesar itulah keberuntunganmu “.
Meskipun dalam kondisi yang paling
menderita sekalipun, jangan biasakan berkeluh kesah. “Suffering can teach
ma to respect the goodness and wonders of lifeâ€. Penderitaan
mengajarkan seseorang untuk menghargai kebaikan dan keindahan hidup.
- Hargai diri sendiri. Jangan biasakan mencari penghargaan dari orang lain.
Kerahkan semua potensi Anda,
jagan mencela diri sendiri, syukurilah segala apa yang ada pada dirimu. Ukuran
harga diri bukanlah dari penilaian orang lain. Hanya orang-orang yang lemahlah
yang rela menjilat demi mendapatkan penghargaan orang lain. Secara otomatis
orang akan menghargai Anda saat Anda mampu menghargai diri Anda sendiri.
- Berani memasuki daerah yang penuh tantangan.
Anda tidak akan mendapatkan
apapun dari tempat yang nyaman dan aman-aman saja. Pelaut yang ulung bukan
karena riak-riak air yang kecil, melainkan dari ombak dan badai yang selalu
menghantam. Jadi, lebih baik menjadi orang yang bodoh di antara orang yang
pandai dari pada merasa pandai di antara orang-orang yang bodoh. Biasakan menempa diri Anda, dalam situasi
sepayah apa pun.
- Rencanakan visi dan misi yang jelas.
Visi dan misi yang jelas membuat
Anda tahu langkah prioritas mana yang harus didahulukan. Janga pernah mencibir
cita-cita tinggi Anda. Saat
visi dan misi sudah terprogram, biasakanlah untuk segera bertindak. “Don’t
put of till tomorrow what you can do todayâ€. Jangan tunda sampai esok apa yang dapat Anda
kerjakan hari ini.
- Biasakanlah untuk berfikir besar.
Seseorang yang mempunyai jiwa
besar akan cendereung berfikir positiv. Saat seseorang berfikiran sempit
(su’uzhon), maka yang ada adalah kekesalan, kemurugan dan ketidaksenangan. Su’uzhon
inilah pangkal segala bentuk keputusasaan. Maka dari itu biasakanlah berhusnuzhon
dalam segala hal.
Seperti pembicaraan
pertelpon dengan teman, waktu itu membicarakan mobil yang mogok karena
kehabisan air aki nya, dengan mudahnya ana menyalahkan pemilik mobil
“bagaimana sih kan seharusnya sebagai rent a car sudah mengecek semuanya
sebelum mobil itu kita pakaiâ€.
Begitu keluhku di telpon. Namun teman ana ini menjawab “mungkin dia
lupaâ€. Tersentak ana malu dengan jawaban itu.
Subhanallah indahnya berprasangka baik itu. (Keep ukhuwah sobat, kadang perlu
ada pengingat untuk tetap berhusnuzhon).
- Anggaplah setiap kegagalan itu sebagai pelajaran dan bukan alasan untuk menyerah.
Sebenarnya kegagalan atau
kesuksesan bukanlah ukuran kebahagiaan seseorang. Keduanya adalah hal lumrah
dalam kehidupan. Yang terpenting dari semua adalah proses yang dijalani. Apakah
proses tersebut ditempuh dengan jalan yang mulia atau jalan yang hina. “Man
proposes, God dispossesâ€. Manusia hanya bisa
merencanakan, Allahlah yang menentukan.
Ingat pembicaran dengan teman
yang selalu bilang ‘Santai aja lagiii, kan semua itu proses’. Jazakallah,
Allah pasti memberikan melebihi dari yang ana harapkan, karena Dia Maha
Mengetahui sesuatu yang ana tidak ketahui.
- Beranilah megakui kesalahan.
Mengakui kesalahan, baik itu pada Allah,
kepada diri sendiri, ataupun kepada orang lain akan menimbulkan sikap sportif. Sportivitas yang tinggi
akan membuahkan peluang yang besar untuk menjadi pemenang.
- Berusahalah menjadi termostat yang mempengaruhi lingkungan, bukan parasit yang menggangu orang lain.
Islam dihadirkan sebagai rahmatan
lila’lamin. Sebesar apapun problem yang dihadapi, usahakan untuk bersikap
yang lebih mendatangkan manfaat untuk orang lain, bukan meggangu kepentingan
orang lain. Kalau bisa, sekali mendayung 2 atau 3 pulau terlampaui. Sekali
bertindak, masalah pribadi akan tuntas, orang lain pun kebagian manfaat dari
apa yang kita lakukan.
- Beranilah mengakui keunggulan orang lain.
Bersihkan hati dari iri
dan dengki. Saat seseorang dipenuhi rasa iri, ia akan cenderung mencemooh,
padahal kelebihan orang lainlah yang akan menutup kekurangan kita. Biasakanlah
melihat sisi positif orang lain dan pujilah dengan spontan dan tulus. Sikap
tersebut akan mengobsesi kita untuk bisa berbuat yang lebih dan berlomba-lomba
dalam kebajikan.
Ingat lagu ‘Jagalah hati’ semua
liriknya bagus dan menyentuh, semoga tidak hanya menjadi ucapan bibir semata
melainkan menjadi tausiah bagi kita khususnya ana. Ya Allah, Sesungguhnya aku
berlindung pada–Mu dari perbuatan yang aku ketahui maupun yang tidak aku
ketahui.
- Jadilah motivator untuk diri sendiri dan orang lain.
Seorang pemenang tidak mengenal
kamus “menyerahâ€. Ia akan selalu mensupport orang lain yang lemah,
terlebih lagi untuk diri sendiri saat mengalami masa sulit. Keyakinan dan dukungan
yang kuat akan mendorong seseorang untuk berjuang pantang menyerah.
- Jangan lupakan do’a, karena semua yang ada pada kita tak lepas dari rekayasa dan takdir-Nya.
No comments:
Post a Comment