Amerika

Thursday, August 29, 2013

Keluar Dari Zona Nyaman



Sebagai manusia kita selalu mencari kesenangan dan menghindari kesengsaraan, ini merupakan sifat alamiah dari manusia. Tetapi ada yang kurang baik dari sifat dasar manusia ini, karena sebagai manusia kita membutuhkan ketidaknyamanan dalam kadar tertentu untuk mengalami perubahan. Perubahan merupakan keharusan jika kita menginginkan kehidupan menjadi lebih baik, karena tanpa perubahan hidup kita akan begitu-begitu saja. Kemampuan pribadi kita pun tidak akan berkembang tanpa adanya perubahan di dalam diri. Yang menjadi masalah ketika kita menginginkan kehidupan yang lebih baik perubahan menjadi suatu keharusan, sedangkan sebagai manusia kita sangat sulit menerima perubahan. Ditambah lagi perubahan itu menuntut kita untuk mengalami sedikit ketidaknyamanan yang sangat dihindari oleh kita sebagai manusia. Oleh sebab itu banyak dari manusia yang ada sulit untuk mencapai kesuksesan di dalam kehidupan karena pada dasarnya mereka menolak melakukan perubahan.
Sifat dasar yang ada di dalam diri bukan dibahas sebagai suatu pembenaran agar kita tidak perlu untuk berubah, tetapi perlu kita ketahui dan pelajari agar kita tahu bagaimana menangani kelemahan kita sebagai manusia agar kita siap untuk berubah. Hanya lewat perubahan ke arah yang lebih baik kehidupan kita bisa mencapai sukses dan menjadi seperti yang kita damba-dambakan.
Setiap pribadi memiliki zona nyaman tertentu di dalam hidup mereka, mereka merasa tidak perlu berubah karena zona nyaman telah mengikat hati mereka sehingga enggan melakukan suatu perubahan menuju ke arah perbaikan. Mereka dijamu dengan baik oleh zona nyaman sampai-sampai mereka lupa bahwa hal-hal yang lebih baik sedang menunggu mereka di depan jika mereka mau melakukan perubahan. Nah, tentu anda tidak mau kehilangan kesuksesan yang lebih besar di dalam kehidupan anda bukan? Oleh karena itu mulailah belajar berubah dari hal-hal kecil sehingga memampukan anda berubah dalam hal-hal besar. Jangan terlalu terpaku dengan kenyamanan sementara yang anda rasakan hari ini, karena hari esok menyediakan sesuatu yang lebih baik jika anda memutuskan untuk melakukan perubahan serta bertindak sesuai dengan keputusan anda.
Keluarlah dari zona nyaman anda, mulai evaluasi apa yang menjadi target di dalam kehidupan kemudian mulai rencanakan perubahan-perubahan apa saja yang diperlukan untuk dapat merealisasikan goals anda tersebut. Jadikan perubahan menjadi suatu habit yang akan terus mengiringi perjalanan kehidupan anda, maka zona nyaman tidak akan bisa menghentikan anda untuk mencapai kesuksesan demi kesuksesan di dalam kehidupan. Make everything is possible with Self-Management. Salam FunTastic!

Geser Zona Nyaman, Raih Kemajuan

Terhindar dari kemandegan dan kondisi negatif

Setiap hari, ratusan ribu orang naik kereta ekonomi Bogor – Jakarta.Saya pernah naik kereta ini pagi-pagi dari Bogor ke Lenteng Agung.Naiknya susah banget. Harus berebut.Setelah di dalam, bila mau dapat tempat duduk, juga harus berebut.Makin lama, kereta makin penuh. Banyak penumpang yang naik di stasiun-stasiun antara Bogor – Depok Jakarta.Dan sepenuh apapun kereta itu, penumpang baru masih saja bisa masuk.Dan tentu saja makin membuat gerbong kereta tambah sesak.Saya sampai tidak bisa membalik badan.360 o dari tubuh kita adalah penumpang lain.Maka keringat pun makin menganak sungai. Ditambah, angin dari luar sudah terhalang oleh penumpang yang berjubel di pintu kereta.Tentu saja terkecuali yang naik di atap kereta.

Bagaimana kalau mau keluar?Ah,... sebuah perjuangan keras juga. Saya harus bergerak perlahan-lahan membuka ruang diantara penumpang yang berjubel.Kaki terinjak atau menginjak kaki penumpang lain sudah biasa.

Tapi, ada yang membuat saya kagum.Banyak penumpang yang bisa mengobrol, bercanda dan tertawa terbahak-bahak di tengah situasi yang sangat tidak nyaman tersebut.Bahkan ada yang bisa main kartu!Luar biasa...

Saudara yang baik, itulah salah satu contoh zona nyaman yang negatif. Kondisi di kereta itu tidak nyaman (negatif).Tapi ratusan ribu orang toh terus saja naik kereta ekonomi tersebut.Kenapa?Karena kondisi tidak nyaman tersebut telah diadaptasi dan ditoleransi.Setelah itu menjadi kebiasaan.Setelah biasa, maka kondisi tersebut lalu menjadi kondisi yang nyaman.Jadilah kondisi tidak nyaman tersebut menjadi kondisi nyaman.

Jadi, apa itu zona nyaman? Ia adalah kondisi yang :

   1. diketahui
   2. terbiasa dialami / dilakukan
   3. ditoleransi
   4. diterima
   5. dirasa layak

bagi seseorang / sekelompok orang.

Jadi, meskipun kondisi dalam kereta itu sebenarnya tidak nyaman, tapi karena kondisi itu sudah diketahui, setiap hari dialami (terbiasa), ditoleransi, diterima, dan dirasa layak menurut para penumpangnya bagi mereka, maka jadilah ia sebuah zona nyaman.

Kondisi di luar 5 aspek diatas disebut sebagai zona tidak nyaman.Kenapa tidak nyaman?Terutama karena kondisi tersebut tidak diketahui.Anda sangat mungkin merasa tidak nyaman (takut) untuk memasuki sebuah daerah yang sama sekali baru untuk anda, kan?

Alam Sadar dan Bawah Sadar

Sesuatu yang diketahui, terbiasa, ditoleransi, diterima dan dirasa layak oleh seseorang akan masuk ke alam bawah sadarnya.Itu sebabnya, zona nyaman berada di alam bawah sadar seseorang.

Alam sadar berbeda dengan alam bawah sadar. Bila setiap penumpang kereta ekonomi itu ditanya, : "Apakah anda ingin menggunakan alat transportasi yang lebih baik?"Pasti banyak yang menjawab :"Ya, saya ingin".Kenapa?Karena keinginan berada di alam sadar manusia.

Contoh lain adalah perokok.Setiap perokok tahu bahwa merokok itu buruk bagi kesehatannya.Dan bila ditanya apakah mereka ingin berhenti, pasti banyak yang menjawab ingin berhenti.Tapi kenapa keinginan itu jarang sekali yang terjadi?Karena merokok untuk mereka telah nyaman dilakukan.Pengetahuan akan buruknya rokok dan keinginan untuk berhenti merokok dikalahkan oleh kenyamanan merokok itu.

Alam bawah sadar seseorang sembilan kali lebih kuat dibanding alam sadarnya.

Secondary Gain (Keuntungan Sekunder).

Sebuah zona nyaman pastilah memberikan keuntungan.Nah, dalam kasus kereta ekonomi di atas,secara primer sebenarnya, kondisinya merugikan (tidak nyaman).Tapi ternyata, kondisi tersebut justru memberikan keuntungan.Apa itu?Harga tiket yang murah, bisa bertemu dengan teman sependeritaan, adalah dua diantara keuntungan sekunder itu.Begitu besarnya keuntungan sekunder itu, sampai kenikmatannya mengalahkan kerugian dari kondisi primernya.

Secondary gain juga dirasakan oleh orang yang sakit, tapi banyak dijenguk oleh teman-temannya dan banyak mendapat hadiah.Kondisi primernya sebenarnya sakit.Tapi ia mendapat keuntungan sekunder berupa perhatian dan hadiah.Keuntungan sekunder ini bisa membuat orang sakit justru jadi betah dalam kondisi sakitnya.Hal ini bisa membuatnya tidak sembuh-sembuh.

Dua Zona Nyaman : Positif dan Negatif.

Contoh zona nyaman di atas adalah zona nyaman negatif.Bagaimana dengan zona nyaman positif?Ya jelas, zona nyaman positif adalah kondisi nyaman yang sesungguhnya.Dalam kasus berangkat kerja dari Bogor ke Jakarta, zona nyaman positif diwakili oleh orang yang naik mobil bagus ber-AC, disupiri, bisa dengerin acara radio favorit, bisa makan minum dan tidur pula.Nyaman kan?

Dua zona nyaman ini, meski yang satu positif dan yang lain negatif tetap saja memberikan kenyamanan bagi pelakunya.Bila harus berubah, kedua-duanya akan merasa tidak nyaman.

Batas Atas dan Batas Bawah.

Sebuah zona nyaman dibatasi dua batas. Batas atas dan batas bawah.Batas bawah adalah kondisi nyaman minimal.Sedang batas atas adalah kondisi nyaman maksimal.Contohnya begini.Seorang sarjana yang baru lulus (fresh graduate) ketika mencari kerja biasanya punya kisaran gaji yang diinginkannya.Misalnya berkisar antara Rp. 2 juta sampai Rp. 5 juta.

Bila ada sebuah pekerjaan yang gajinya Rp. 1,9 juta, maka sang sarjana tidak akan mau menerimanya.Karena gaji tersebut di bawah kondisi nyaman minimalnya.Kalaupun ia terima, pasti ia menerima pekerjaan itu dengan terpaksa dan perasaan yang tidak enak, tidak puas, tidak nyaman. Dan, bila ada pekerjaan yang gajinya Rp. 6 juta, maka sang sarjana tidak akan mengirimkan lamaran untuk pekerjaan itu juga.Kenapa?Bukankah gaji Rp. 6 juta lebih tinggi dari Rp. 5 juta?Iya, lebih tinggi.Tapi justru karena itulah ia menghindarinya.Karena ia merasa dirinya tidak pantas untuk gaji sebesar itu.
Kenapa merasa tidak pantas?Karena gaji tersebut lebih tinggi dari batas atas zona nyamannya.

Contoh lain begini.Seorang pengusaha punya zona nyaman omset bisnis dengan batas atas Rp. 1 Milyar.Ia menargetkan mencapai omset tersebut dalam 3 bulan.Lalu omset tersebut tercapai dalam 2 bulan.Apa yang akan dilakukan sang pengusaha sebulan terakhir?Tepat sekali.Bersantai dan menikmati kesuksesannya.Ia akan merasa sangat bangga dengan prestasinya itu.Dan ia baru akan bekerja keras lagi di akhir bulan ketiga atau di awal bulan keempat.

Mungkinkah di awal bulan ketiga itu sang pengusaha tetap bekerja seperti bulan-bulan sebelumnya?Mungkin.Bila ia sadar akan batas atas zona nyamannya dan segera meningkatkan batas atas tersebut.

Contoh lain berkaitan dengan jodoh.Setiap orang di alam bawah sadarnya, telah menetapkan jodoh yang layak untuk dirinya.Kelayakan itu pun ada batas bawah dan batas atasnya.Ia tidak akan menerima jodoh yang dibawah batas bawahnya.Yang menarik, ia juga cenderung menolak berjodoh dengan lawan jenis yang kondisinya berada di atas batas atasnya.

Hal ini menerangkan mengapa banyak orang miskin yang berjodoh dengan orang miskin lagi dan orang kaya berjodoh dengan orang kaya lagi.Karena sesama orang miskin punya batas-batas zona nyaman yang relatif sama.Demikian pula dengan orang kaya.

Mengapa para artis banyak yang berpacaran atau menikah dengan artis lagi?Karena zona nyamannya sama.Berbagai kesamaan ini lah yang saling menarik satu sama lain.

Kenapa Susah Keluar dari Zona Nyaman?

Seorang yang terbiasa naik mobil, jelas akan tidak nyaman bila harus naik angkutan kota (angkota).Dan sebaliknya.Orang yang telah terbiasa (nyaman) naik angkota akan merasa tidak enak bila naik mobil ber-AC.Dua orang ini keluar dari zona nyamannya.

Sama seperti anda sekarang, yang tidak nyaman membaca kata "angkota", karena anda telah nyaman mengenal transportasi umum ini sebagai "angkot".Iya kan?

Nah, orang yang keluar dari zona nyaman akan :

   1. Merasakan sebuah perasaan tidak enak.
   2. Kehilangan kenikmatan (kenyamanan) yang terbiasa dirasakan di zona nyaman.
   3. Membandingkan kondisi baru yang dimasukinya dengan zona nyamannya dahulu.
   4. Terancam (takut) karena berinteraksi dengan hal yang tidak diketahuinya.
   5. Ditarik kembali ke zona nyamannya.

Itulah sebabnya mengapa susah keluar dari zona nyaman. Karena kenyamanannya, zona nyaman itu mempunyai daya tarik yang sangat hebat.Meski zona baru menjanjikan kondisi yang lebih baik, tapi kondisi lebih baik itu kan baru janji, bukan fakta.Sedangkan zona nyaman adalah fakta yang telah dirasakan.Zona baru pun berbentuk zona yang belum diketahui benar kondisinya seperti apa.Nah, ketidaktahuan ini lah yang menimbulkan ketakutan.Dan manusia punya naluri untuk menghindari apa yang ditakutinya.

Menggeser Zona Nyaman

Satu-satunya cara meraih kemajuan hidup adalah dengan menggeser zona nyaman.Geser batas atas zona nyaman anda ke tingkat yang lebih tinggi.Begitu juga dengan batas bawahnya.Misalnya anda pebisnis dengan omset minimal Rp. 1 Milyar dan omset maksimal Rp. 10 Milyar.Bila anda ingin tambah maju, maka langkah pertamanya, secara mental anda geser dulu batas-batas zona nyaman tersebut. Misalnya batas atasnya jadi Rp. 20 Milyar (Naik 100%) dan batas bawahnya jadi Rp. 10 Milyar (Naik 1000%).

Dengan begitu, kondisi nyaman tertinggi anda yang sekarang (Rp. 10 Milyar), justru menjadi kondisi nyaman terendah.Bahkan akan lebih baik, bila batas bawah itu di atas Rp. 10 Milyar.Dengan begitu, kondisi nyaman anda akan berubah menjadi tidak nyaman.Anda akan menghindari kondisi tidak nyaman tersebut menuju kondisi nyaman kembali.Begitu seterusnya.

Contoh zona nyaman finansial di atas, memang sedikit lebih rumit bila anda seorang karyawan.Tapi prinsipnya tetap sama.Karena itu, bila anda ingin dipromosi, buatlah diri anda tidak layak di posisi anda sekarang.Layakkan diri anda di posisi yang ingin anda capai.Seorang manager yang ingin menjadi direktur, harus mulai berpikir, berkata-kata, bersikap, berkomunikasi, bekerja seperti seorang direktur.Maka lingkungannya akan menganggap dia tidak lagi pantas jadi manajer.Kemudian, lingkungan (bawahan, rekan kerja, atasan, keluarga, teman, mitra, dsb) akan mendorong atau memutuskan dirinya untuk menduduki jabatan yang layak untuknya, direktur.Tapi, jangan lupa juga dengan kinerja hari ini.Kinerja seorang yang sudah pantas jadi direktur tentu berbeda dengan kinerja seorang yang pantas jadi manajer.Konkritnya, standar kerja jabatan manajer itu akan terlalu sering dilampaui.Sama dengan seorang mahasiswa yang harus mengerjakan soal siswa Sekolah Dasar.Bukan hanya selesai soalnya, tapi juga terlampaui standarnya.Terutama standar waktunya.

Pergeseran batas bawah lebih penting dari batas atas.

Menggeser batas bawah jauh lebih penting dari menggeser batas atas.Ini berkaitan dengan naluri dasar manusia.Manusia lebih terdorong oleh kondisi yang tidak nyaman dibandingkan keinginan untuk nyaman.Seorang perokok yang telah divonis mati oleh dokter bila terus merokok, dipastikan akan berhenti merokok.Bandingkan dengan keinginan berhenti merokok hanya karena tahu buruknya merokok.Pengetahuan buruknya merokok itu belum menjadi kenyataan.Jadi, ketika akhirnya menjadi kenyataan, maka pengaruhnya akan sangat hebat.Kenapa?Karena kondisi buruk itu sudah terasa, sedangkan tahu saja kan belum terasa.

Dalam kasus pengusaha di atas. Mematok batas bawah di atas Rp. 10 Milyar (Rp. 13 Milyar misalnya), membuat Rp. 10 Milyar tidak lagi nyaman.Karenyanya, ia akan menghindarinya dengan cara meraih yang lebih tinggi dari Rp. 10 Milyar.

Kebanyakan kegagalan disebabkan gagalnya untuk merasa tidak nyaman dengan kondisi buruk yang kita alami dan rasakan.Bukannya berusaha keluar dari kondisi buruk tersebut, banyak orang yang justru memilih untuk mentoleransi, menerima, membiasakan diri, dan akhirnya merasa layak dengan kondisi buruk tersebut.Dengan kata lain memasukkan kondisi buruk tersebut ke dalam zona nyamannya.Dan kemajuan pun hanya menjadi angan-angan.

Itu penyebab utama orang miskin sangat susah dari keluar dari kemiskinannya. Zona nyamannya terus menarik dia kembali ke zona nyaman.Bila tekadnya lemah, maka kekuatan zona nyaman menjadi tak terelekkan.

Alat-alat Menggeser Zona Nyaman.

Berikut alat-alat yang telah ada pada diri anda dan bisa digunakan untuk menggeser zona nyaman:

   1. Bird Eye View (Pandangan Mata Burung)

Bird Eye View adalah alat untuk membuat anda menjadi observer (pengamat) atas diri anda sendiri.Dengan begitu, anda akan tahu kondisi anda yang sesungguhnya seperti apa.

Alat ini berguna untuk membuat anda jadi tahu zona nyaman anda dan batas-batasnya.

   2. Basic Consciousness (Kesadaran Dasar)

Kesadaran akan muncul ketika anda membenarkan hasil pengamatan anda tadi dan mengakuinya secara jujur.Kesadaran seperti ini saya sebut sebagai kesadaran dasar.Kesadaran dasar adalah alat untuk bisa meningkatkan tingkat kesadaran anda.

Alat ini berguna untuk membuat anda mengakui dan menerima kondisi zona nyaman anda apa adanya dan tidak mengingkarinya (denial)

   3. Freewill (Kehendak Bebas)

Kehendak bebas adalah kemampuan anda untuk menentukan apa yang anda kehendaki dan membebaskan diri dari berbagai belenggu norma-norma kebiasaan.

Alat ini berguna agar anda dapat menetapkan batas-batas zona nyaman anda yang baru.

   4. Belief (Keyakinan)

Keyakinan adalah apa yang anda anggap benar.

Keyakinan berguna agar anda tetap teguh dengan keputusan anda membuat batas-batas baru dan terlepas dari keraguan yang melemahkan.Alat ini benar-benar anda perlukan karena batas-batas baru tersebut mungkin suatu hal yang tidak anda ketahui.For something you don't know, you need to belief it.

   5. Value (Nilai)

Nilai adalah apa yang anda anggap benar dan penting (Keyakinan yang dipentingkan).Nah, buatlah batas-batas zona nyaman anda yang baru sebagai sebuah nilai.Buat batas-batas tersebut sebagai hal yang penting untuk anda.Cirinya, anda akan merasa tidak nyaman ketika hal yang penting untuk diri anda itu anda ingkari.

   6. Action (Tindakan)

Tindakan adalah alat mengubah freewill, belief dan value menjadi sebuah fakta kebenaran (truth).Buat rencanapencapaian.Mulailah beraksi dari yang anda bisa dan punya.Bukan dari yang anda tidak bisa dan tidak punya.Setelah mulai bertindak sesuai dengan yang anda bisa, teruslah belajar hal-hal yang anda tidak bisa.Dengan begitu, kebisaan anda bisa meningkat.

Berubah dengan Nyaman

Hampir setiap hari kita mendengar kata-kata memotivasi seperti “hebat, dahsyat, super, luaaar biasa”. Kita jadi termotivasi, jadi merasa percaya diri, bahwa ternyata kita punya banyak potensi asal mau berpikir positip. Namun sering persoalan muncul saat akan memulai langkah implementasinya dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Salah satu sebab mengapa motivasi yang begitu besar ternyata tak mampu menggerakkan kita saat ingin menerapkannya ialah rasa takut. Makin tinggi dorongan motivasi kita, makin tinggi pula cita-cita, visi yang kita canangkan. Makin jauh kesenjangan antara visi tersebut dengan realita sehari-hari kita, maka yang terjadi “kelumpuhan.” Kita menjadi tidak tahu harus melakukan apa untuk memulainya. Setiap upaya yang kita rencana berdasarkan kenyataan menjadi kurang menarik dibanding dengan visi yang sangat tinggi itu. Bahkan tak jarang kita menjadi tidak sabar terhadap lingkungan, rekan kerja, anak buah yang seolah terlalu lamban untuk mendukung visi dan semangat kita yang membahana. Kalau tidak disadari, realita itu bisa kita anggap kendala yang membuat visi kita kita anggap mustahil.
Dari sejarah kita tahu, bahwa untuk membuat perubahan caranya ada dua: revolusi dan evolusi. Perubahan radikal dan perubahan bertahap. Pada saat kita dada kita membahana, terpompa oleh daya hipnosis motivator besar, mau kita adalah melakukan revolusi kehidupan. Reformasi total. Tapi begitu kembali ke kantor, rutinitas sudah menghadang, agenda berderet seperti antrian kereta api. Perubahan sulit dilakukan. Akhirnya kita menunda, menunggu waktu yang longgar, saat yang tepat. Lalu penundaan demi penundaan terjadi, tanpa terasa hingga beberapa bulan bahkan tahun. Akhirnya momentum hilang, terlupakan oleh hal-hal yang lain.

Sederhananya, mungkin kita ingin menaikkan nilai TOEFL hingga 600 (saat ini 450), atau menurunkan berat badan sebanyak 15kg. Tujuan atau target ini sebetulnya tidak terlalu aneh, bisa dijangkau. Apalagi setelah terpompa motivasi kita. Rasanya dengan semangat baja 3 bulan juga tercapai. Dihadapkan pada rutinitas pekerjaan, agenda yang datang silih berganti tanpa bisa kita stop. Kita jadi menunda program kursus TOEFL, atau mengikuti fitness. Mau mendaftar tetapi ragu, takut kalau nanti sudah membayar tapi tidak bisa mengikuti sesuai jadwal. Yang terjadi hanya maju mundur, sampai peluang-peluang yang ada lewat atau diambil orang lain.

Ada tindakan perubahan yang sesuai dengan potensi atau kekuatan kita selama ini. Misalnya niat memperluas network bagi yang mudah bergaul. Ekspansi karya tulis bagi yang biasa menulis. Kita tinggal melipat-gandakan produktivitas. Tapi seringkali upaya perubahan justru menuntut perubahan pada bagian dari kelemahan seseorang atau kebiasaan (addict) yang sudah menahun. Misalnya ada seorang pendiam, yang prestasinya dalam kreativitas sangat memukau, karya desainnya disukai konsumen, maka dia segera mendapat promosi jabatan. Masalahnya, pada posisi manajer dia juga harus memotivasi staf nya, mendelegasikan tugas, membimbing dan mengevaluasi karya orang lain. Disitulah kelemahan dia. Dari konsultasi dan pelatihan supervisi dia tahu apa yang mesti dilakukan, yaitu memperbaiki sikapnya terhadap anak buahnya. Dalam hal ini dia harus keluar dari zona nyaman (comfort zone). Ini lah tantangan perubahan yang sesungguhnya. Seorang pendiam disuruh bicara, seorang tukang ngoceh disuruh mendengarkan, seorang pemalu disarankan bicara di depan publik, menawarkan produk ke banyak orang.
Think big, Start small, Act now
Stress, kuatir bahkan takut untuk memulai perubahan dalam program pengembangan diri, meningkatkan efektivitas diri dalam meraih cita-cita, adalah sesuatu yang wajar. Namun seringkali begitu takut, ragu dan malasnya kita keluar dari zona nyaman (comfort zone), sehingga berakibat gagalnya program pengembangan diri seperti pengurangan berat badan, peningkatan nilai prestasi tertentu.
Untuk itu salah satu alternative yang disarankan ialah “start small, act now”.
Lakukan mulai dari langkah-langkah kecil dan sederhana, tanpa merasa keluar dari “zona kenyamanan” Anda, yang bisa dilakukan hari ini juga. Mulai dengan satu pertanyaan kecil: Tindakan sederhana apa yang dapat saya lakukan saat ini? Kecil dan sederhana sehingga tak ada alasan untuk menundanya. Misalnya Anda sudah bertahun-tahun tidak membaca kitab suci, dan sekarang merasa perlu. Maka tidak usah menunggu waktu luang, waktu yang khusuk. Letakkan saja kitab suci di meja depan TV atau di dekat bantal. Tiap saat baca walau satu ayat. Sekali itu Anda lakukan tiap saat, tanpa terasa akan terbaca puluhan bahkan ratusan ayat. Padahal kalau menunggu waktu luang, terbukti tertunda tahunan.
Begitu juga keinginan Anda mulai oleh raga lagi. Terpikir untuk ikut klab golf, tenis, yoga, atau malah sudah mendaftar atau didaftarkan kantor. Tapi selalu malas untuk memulai, atau sering absen. Lama-lama menjadi segan sendiri, malu dengan teman.
Untuk itu langkah sederhana bisa dilakukan dengan lari di tempat sambil nonton TV. Atau asal pakai pakaian olah raga lalu keluar rumah, otomatis kaki akan bergerak untuk berjalan. Makin lama makin cepat dan makin jauh.
Sekali dimulai, dengan langkah sederhana agar tidak mengganggu “zona kenyamanan”, maka perubahan mulai bergerak, dan sekali sudah panah teruskan agar makin jauh dan makin cepat. Sekali lagi, mulai dengan pertanyaan: Langkah sederhana apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki kinerja saya dalam …. ini?

No comments:

Post a Comment