Saya sering dihadapkan pada
situasi dimana saya harus berbicara di depan orang banyak, rasa cemas,
deg-degan, gelisah kerap kali melanda diri saya. Namun seiring dengan
berjalannya waktu, latihan dan terus latihan, dan berulang kali harus tampil di
depan orang banyak, satu demi satu kesalahan dapat diatasi. Intinya adalah
terus latihan !! Dan sebenarnya berbicara di depan umum itu bukanlah sebuah
bakat, setiap orang mampu dan bisa berbicara dengan percaya diri dan lancar seiring
dengan latihan yang terus dilakukkan.
Saya ingin berbagi sedikit ilmu
yang pernah saya dapatkan sepanjang saya kuliah, yang sedikit banyak berkaitan
dengan berkomunikasi khususnya berkomunikasi di depan publik.
Let’s start!!!!^_^
PUBLIC Speaking (PS) secara
harfiyah artinya berbicara di depan umum, utamanya ceramah atau pidato. Secara
luas, PS mencakup semua aktivitas berbicara (komunikasi lisan) di depan orang
banyak, termasuk dalam rapat, membawakan acara (jadi MC), presentasi, diskusi,
briefing, atau mengajar di kelas. Presenter TV dan penyair radio termasuk
melakukan PS dilihat dari sisi jumlah audience yang banyak (publik), meskipun
tidak face to face. Dapat disimpulkan Publik speaking adalah
proses berbicara kepada sekelompok orang secara sengaja serta ditujukan untuk
menginformasikan, mempengaruhi, atau menghibur pendengar. Seni dan ilmu publik
speaking khususnya di lingkungan yang kompetitif di Amerika Utara, juga
dikenal sebagai forensics. Kata forensik adalah sebuah kata sifat yang berarti “perdebatan umum atau
argumen.” Kata tersebut berasal dari bahasa Latin forensis, yang
berarti “dari forum.”Jadi terdapat keterkaitan antara dua pengertian tersebut.
Dalam
melakukkan salah satu seni berkomunikasi tersebut harus diperhatikan lima unsur
yang sangat berpengaruh, yakni :
- Pengirim pesan (sender),
- Pesan yang dikirim (message),
- Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau medium),
- Penerima pesan (receiver) dan
- Umpan balik (feedback).
Ke lima unsur tersebut harus
sangat diperhatikan, dasar yang digunakan untuk mendukung ke lima unsur
tersebut adalah berbagai macam hukum-hukum dan teori-teori komunikasi yang ada.
Beberapa hukum komunikasi antara lain :
- Hukum pertama dalam berkomunikasi secara efektif, khususnya dalam berbicara di depan publik adalah sikap hormat dan sikap menghargai terhadap khalayak atau hadirin. Hal ini merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain, termasuk berbicara di depan publik. Kita harus memiliki sikap (attitude) menghormati dan menghargai hadirin kita. Kita harus ingat bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan orang tersebut.
- Hukum kedua adalah empati, yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Oleh karena itu dalam berbicara di depan publik, kita harus terlebih dulu memahami latar belakang, golongan, lapisan sosial, tingkatan umur, pendidikan, kebutuhan, minat, harapan dan sebagainya, dari calon hadirin (audiences) kita. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan atau pun umpan balik apa pun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam berbicara di depan publik, kita perlu siap untuk menerima masukan atau umpan balik dengan sikap positif.
- Hukum ketiga adalah audible. Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Audible dalam hal ini berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui medium atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik.
- Hukum keempat adalah kejelasan dari pesan yang kita sampaikan (clarity). Selain bahwa pesan harus dapat diterima dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity juga sangat tergantung pada kualitas suara kita dan bahasa yang kita gunakan. Penggunaan bahasa yang tidak dimengerti oleh hadirin, akan membuat pidato atau presentasi kita tidak dapat mencapai tujuannya. Seringkali orang menganggap remeh pentingnya Clarity dalam public speaking, sehingga tidak menaruh perhatian pada suara (voice) dan kata-kata yang dipilih untuk digunakan dalam presentasi atau pembicaraannya.
- Hukum kelima dalam komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Kerendahan hati juga bisa berarti tidak sombong dan menganggap diri penting ketika kita berbicara di depan publik. Justru dengan kerendahan hatilah kita dapat menangkap perhatian dan respon yang positif dari publik pendengar kita.
Kelima
hukum komunikasi tersebut sangat penting untuk menjadi dasar dalam melakukan
pembicaraan di depan publik. Terdapat pula beberapa tips atau kiat-kiat untuk public
speaking yang saya adaptasi dari buku Say It Like Shakespeare,
karangan Thomas Leech.
- Persiapan, hal yang paling penting dalam persiapan kita untuk berbicara di depan publik adalah membangun rasa percaya diri dan mengendalikan rasa takut dan emosi kita. Bahkan banyak pakar komunikasi yang mengatakan bahwa persiapan mental jauh lebih penting daripada persiapan materi atau bahan pembicaraan. Meskipun demikian, persiapan materi juga sangat mempengaruhi kesiapan mental kita. Kesiapan mental yang positif merupakan syarat mutlak bagi kita dalam berbicara di depan publik. Pastikan juga bahwa anda beristirahat dan tidur yang cukup menjelang waktu anda berbicara di depan publik dan majulah dengan sikap optimis dan sukses. Berikut adalah hal-hal yang perlu kita perhatikan dalam menyampaikan pesan kepada publik: Kualitas suara kita merupakan faktor kunci yang menentukan apakah hadirin memperhatikan kita maupun pesan yang kita sampaikan. Pastikan bahwa suara anda cukup keras dan jelas terdengar bahkan oleh hadirin yang duduk paling jauh dari anda sekalipun. Jika tersedia, selalu gunakan pengeras suara (loudspeaker), meskipun anda merasa suara anda sudah cukup keras. Cobalah dengan berlatih mendengarkan suara anda sendiri. Caranya dengan menutup mata, berbicaralah, kemudian perhatikan kualitas, kekuatan dan kejelasan suara anda. Suara kita merupakan aset kita yang paling berharga dalam berkomunikasi secara lisan. Oleh karena itu memelihara kualitas suara dan berlatih secara kontinu merupakan keharusan jika kita ingin menjadi pembicara publik yang sukses. Jika suara kita kurang bagus dan sumbang, kita dapat mencari pelatih suara profesional atau mengikuti kursus atau pendidikan (seperti misalnya di Institut Kesenian Jakarta) untuk meningkatkan kualitas suara kita. Apalagi misalnya anda bercita-cita jadi presenter, pembicara publik, MC dan sebagainya. Anda harus benar-benar memperhatikan kualitas suara anda. Bahasa dan kata-kata yang kita gunakan merupakan faktor kunci lain yang menentukan kemampuan komunikasi kita. Bahasa yang baik dan tepat dapat membantu memperjelas dan meningkatkan kualitas presentasi atau pembicaraan kita. Oleh karena itu perlu sekali bagi kita untuk memperhatikan kata-kata dan bahasa yang kita pilih. Pikirkanlah kata-kata yang akan anda gunakan, karena kemampuan berbahasa yang buruk akan tercermin pada kualitas penyampaian pesan kita. Hindari menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Jika anda salah mengucap, cukup anda ulangi sekali lagi kalimat tersebut dengan benar. Penampilan adalah kesan pertama. Jadi kita harus pastikan bahwa pada saat kita maju atau berdiri untuk berbicara, hadirin atau audiens kita memperoleh kesan yang baik terhadap kita. Pastikan bahwa penampilan kita membawa pesan yang positif, dan kita kelihatan lebih baik dan merasa lebih baik. Gunakan pakaian yang sesuai dengan suasana pertemuan, dan sesuai dengan jenis pakaian yang digunakan oleh para hadirin lainnya.
- Komunikasi Non-verbal, yang dimaksud dengan komunikasi non-verbal adalah: kontak mata, ekspresi wajah, penampilan fisik, nada suara, gerakan tubuh, pakaian dan aksesoris yang kita gunakan semuanya memberikan efek atau pengaruh yang cukup besar terhadap penyampaian pesan kita. Para hadirin akan kebingungan ketika bahasa tubuh kita misalnya berbeda dengan bahasa verbal yang kita ucapkan. Biarkan tubuh kita berkomunikasi juga dengan audiens kita. Bahasa tubuh kita sebagai pembicara atau pengirim pesan dan bahasa tubuh pendengar atau audiens kita dapat membantu atau menghalangi proses komunikasi. Jika hadirin duduk dengan sikap seperti mau tidur atau menunjukkan wajah bosan, berarti kita harus mengubah suasana atau cara kita menyampaikan pesan.
- Persiapan Mental, dalam membangun kesiapan mental kita dalam berbicara di depan publik, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengurangi ketegangan fisik dengan cara melakukan senam ringan (stretching). Karena kita tidak dapat menurunkan ketegangan mental sebelum kita mengendorkan otot-otot tubuh kita yang tegang. Seperti yang dikatakan oleh psikolog Amerika yang terkenal Dr. Richard Gillett, It is almost impossible to go into alpha without considerable muscular relaxation. Hampir tidak mungkin masuk ke kondisi alpha (kondisi gelombang otak atau mental yang relaks) tanpa mengendorkan otot-otot tubuh. Biasanya saya memegang ujung kaki sambil berdiri membungkuk selama sepuluh detik. Kemudian tarik napas yang panjang dan dalam, tahan beberapa detik, kemudian keluarkan napas pelan-pelan. Selanjutnya anda bisa batuk sekali atau minum segelas air putih untuk mempersiapkan vokal anda. Cara lain yang efektif untuk membangun kesiapan mental adalah dengan datang ke tempat pertemuan lebih awal. Dengan demikian kita dapat mengetahui suasana dan keadaan terlebih dahulu. Selanjutnya kita bisa mencari dukungan (back up support) dari orang-orang yang kita kenal maupun kenalan baru serta dari mereka yang mengharapkan kita sukses dalam presentasi nantinya. Mengobrollah dengan mereka sebelum presentasi dimulai.

Berikut adalah beberapa prinsip dalam mempersiapkan mental sebelum berbicara di depan publik:
1. Berbicara di depan publik bukanlah hal yang sangat menegangkan. Dunia tidak runtuh jika anda tidak melakukannya dengan baik. Tidak akan ada hal yang buruk yang akan terjadi setelah presentasi atau penyampaian anda. Jadi tenang dan relaks saja.
2. Kita tidak perlu menjadi orang yang sempurna, cerdas ataupun brilian untuk berbicara di depan publik.
3. Siapkan 2-3 poin pembicaraan atau pertanyaan, karena audiens anda akan sulit untuk mengingat atau memperhatikan lebih dari tiga hal dalam satu waktu.
4. Kita harus memiliki tujuan atau sasaran yang jelas dan terarah.
5. Kita tidak perlu menganggap diri kita adalah seorang pembicara publik. Tujuan kita adalah menyampaikan pesan (message) kita kepada hadirin
6. Kita tidak perlu harus dapat sepenuhya menguasai seluruh hadirin. Biarkan saja kalau ada beberapa yang tidak menaruh perhatian. Fokuskan perhatian kita pada mereka yang tertarik dan mendengarkan presentasi kita.
7. Kita harus ingat bahwa sebagian besar hadirin menginginkan kita berhasil dalam presentasi atau penyampaian pesan kita.
SO…SIAPA TAKUT BERBICARA DI DEPAN PUBLIK!!!!!!^_^
tampil di depan publik dengan membawakan
presentasi adalah suatu hal yang mudah jika kita benar-benar menguasai
hal/materi/substansi apa yang akan kita bicarakan, oleh karena itu,
jelas-jelaslah dulu apa yang akan kita presentasikan di depan publik, buat
resume/ringkasan, pokok-pokok permasalahan dan urutan pembicaraan, insya Allah
dengan sangat menguasai apa yang akan kita bicarakan maka kita akan memiliki
rasa percaya diri untuk tampil di depan publik,
yang kedua, beranggapan-lah bahwa yang kita bicarakan adalah sesuatu yang memang benar-benar informasi yang diperlukan oleh publik, beri kesan yang menarik dengan memberi problem atau cerita yang berkaitan dengan substansi pembicaraan kita.
penampilan turut juga mendukung rasa percaya diri, oleh karena itu baju, sepatu, celana, mulai dari ukuran sampai dengan warna dan asesorisnya sebaiknya dipersiapkan dengan baik.
mental, nah yang berkaitan dengan ini, sebelum anda berbicara di depan khalayak ramai, mulailah berlatih berbicara pada kelompok-kelompok kecil, insya Allah rasa percaya diri anda akan berkembang sejalan dengan pengalaman yang anda lalui.
yang kedua, beranggapan-lah bahwa yang kita bicarakan adalah sesuatu yang memang benar-benar informasi yang diperlukan oleh publik, beri kesan yang menarik dengan memberi problem atau cerita yang berkaitan dengan substansi pembicaraan kita.
penampilan turut juga mendukung rasa percaya diri, oleh karena itu baju, sepatu, celana, mulai dari ukuran sampai dengan warna dan asesorisnya sebaiknya dipersiapkan dengan baik.
mental, nah yang berkaitan dengan ini, sebelum anda berbicara di depan khalayak ramai, mulailah berlatih berbicara pada kelompok-kelompok kecil, insya Allah rasa percaya diri anda akan berkembang sejalan dengan pengalaman yang anda lalui.
1. Hafalkan/kuasai presentasinya supaya
tidak gugup dan yakin dengan bahan yang dikuasai.
2. Coba latihan bicara di depan cermin untuk menambah kepercayaan diri.
3. Latihlah presentasi anda berulang-ulang di depan sesuatu misalnya boneka.
4. Coba presentasikan di depan keluarga atau teman teman dekat anda.
5. Kalau mau bisa bawa pointer atau pulpen (secara psikologis sih pegang benda di tangan kadang bisa menentramkan)
6. Sebelum presentasi, berdoalah dan tariklah nafas dalam 2-3 kali.
7. Sudah siap? Yakin dengan diri anda sendiri? Yak! Silakan maju! Yang anda hadapi adalah orang bukan monster.
8. Masih takut juga? Anggap saja di depan anda itu boneka (ehehe).
Semoga berguna.
2. Coba latihan bicara di depan cermin untuk menambah kepercayaan diri.
3. Latihlah presentasi anda berulang-ulang di depan sesuatu misalnya boneka.
4. Coba presentasikan di depan keluarga atau teman teman dekat anda.
5. Kalau mau bisa bawa pointer atau pulpen (secara psikologis sih pegang benda di tangan kadang bisa menentramkan)
6. Sebelum presentasi, berdoalah dan tariklah nafas dalam 2-3 kali.
7. Sudah siap? Yakin dengan diri anda sendiri? Yak! Silakan maju! Yang anda hadapi adalah orang bukan monster.
8. Masih takut juga? Anggap saja di depan anda itu boneka (ehehe).
Semoga berguna.
No comments:
Post a Comment