Maraknya peralatan canggih
ciptaan manusia telah merambah sampai pelosok desa, pesatnya teknologi TV,
Parabola, Seluler, dan Komputer made in Korea, Jepang, Eropa, AS, China dan
produk lokal yang dibandrol sangat murah membanjiri wilayah kita. Informasi
global tak terelakkan lagi menerpa wilayah madura dan di bumi pertiwi ini, hal
ini dapat dibuktikan Tower penyedia layanan komunikasi XL, Indosat, Smart,
Fren, dan Telkomsel berdiri sampai ke desa-desa.
Dari uraian diatas seluler menempati
ranking teratas, alat tersebut sudah bukan barang mewah lagi tapi sudah menjadi
kebutuhan masyarakat, pendidik, pedagang, pegawai dan siswa telah
menggunakannya sebagai media yang wajib dimiliki, hal ini dibuktikan
penggunanya dari anak-anak sampai orang dewasa, kota sampai desa. Dalam kurun
waktu 5 tahun ini aplikasinya menjadi lebih canggih lagi yaitu ditanamkannya
akses internet, penyedia lanyanan multimedia tersebut tanpa batas, maksudnya
seseorang dapat mencari informasi apa saja yang diinginkan tersedia. Idiom buku adalah jendela dunia
kini tergeser oleh dunia maya, internet adalah riil membuka jedela dunia tanpa
batas.
Bagaimanakah kiat-kiat kita
sebagai orang tua, pendidik dan ulama dalam meyikapi ciptaan canggih itu ?
Sudah siapkah pendidik, ulama dan orang tua menerima ciptaan itu ? tentunya
masyarakat sudah siap menerima ciptaan itu, hal ini sudah saya ulas diatas
meluasnya pengguna alat itu dari desa sampai perkotaan, anak-anak sampai orang
dewasa, kesiapan menerima media itu tak dibarengi dengan kesiapan dampak dari
media tersebut, sehingga permasalahan-permasalahan terjadi menghantui kehidupan
kita.
Setiap ciptaan manusia pasti
menuai masalah jika penggunanya tidak mengunakan pada tempatnya, contoh pisau pada awalnya diciptakan hanya digunakan
untuk memotong, mengiris dansebagainya, jika alat itu digunakan oleh orang yang
kurang beriman digunakan untuk menciderai orang. Computer, digunakan untuk
mengolah kata ( menulis ), mengedit, dan menyimpan data, Scanner mengambil gambar, data dan mengkopi,
jika kita ingin menuangkan hasil tulisan, gambar dapat di cetak dengan
perangkat printer,
ciptaan manusia tercanggih ini sudah banyak yang menyalahgunakan contoh
pembuatan uang palsu, akta cerai palsu, ijasah palsu dansebagainya. Handphone untuk komunikasi, dengan media ini
batasan jarak sudah dapat teratasi, media ini juga dimamfaatkan oleh orang yang
tidak bertanggungjawab digunakan sebagai intimidasi, modus penipuan contoh
modus hadiah-hadiah palsu dari pengembang seluler, banyak sudah masyarakat yang
tertipu.
Insan pendidikan yang berada di
garis depan dalam mendidik generasi penerus bangsa ini seharusnya mencermati
maraknya media canggih ciptaan manusia tersebut sejak dini. Dari media koran,
dan televisi sudah digambarkan penyalahgunaan media canggih itu. Dalam paparan
ini kami mengulas tentang komputer, handphone multimedia dan internet ( dunia
maya ). Sudah saya jelaskan diatas segala ciptaan manusia akan menjadi masalah
jika penggunanya adalah orang-orang yang kurang imannya.
Dunia maya janganlah ditakuti
yang berlebihan, bagaimana kita menyikapi media itu ? tentunya mulai dari kita
sebagai orang tua, pendidik dan ulama harus mengetahui dan mempelajarinya media
itu, agar kita dapat memberikan arahan kepada putra-putri kita sebagai generasi
penerus bangsa. Bagaimana bisa kita memberi arahan kepada mereka jika insan
pendidik dan ulama gaptek komputer, handphone multimedia dan internet ? Banyak
diantara insan pendidik dan ulama, hingga saat ini masih buta komputer,
handpone multimedia, apalagi media dunia maya itu ? Permasalahan-permasalahan
yang terjadi tak terlepas lemahnya kontrol dari dunia pendidikan dan meresotnya
nilai kewibawaan guru dimata anak didiknya.
Pada era 1960-an, wibawa guru
masih kental dan terasa. Sosok guru selalu dipuja, dihormati, dan sikap serta
pemikirannya senatiasa diteladani. Apa yang disampaikan gurunya selalu dianggap
sebagai amanat yang wajib dilaksanakan. Siswa menjunjung tinggi gurunya, bahkan
melebihi orang tua kandungnya sendiri. Pada era itu, siswa tidak berani berbicara
sambil menatap langsung mata gurunya, tetapi berbicara sambil menunduk dengan
suara yang pelan. Begitu tingginya derajat guru kala itu, siswa akan gugup dan
berkeringat dingin ketika diajak bicara oleh sang guru.
Perubahan dan pergeseran perilaku generasi
muda setengah abad kemudian di era 2000-an telah berimbas kepada merosotnya
wibawa guru. Idiom guru sosok yang digugu dan diguru tidak berlaku
lagi. Siswa cenderung memandang enteng gurunya. Oleh karena merasa sudah
membayar mahal uang sekolahnya serta menganggap guru sebagai orang bayaran.
Pada lain pihak, guru seperti memakan buah simalakama. Pada satu sisi, guru
ingin menancapkan kewibawaannya di mata siswanya, tetapi pada sisi lain ada
perut yang harus diisi, ada dapur yang harus mengepul,dan ada anak yang harus
dibiayai. Ketidakberdayaan guru karena lemahnya kemampuan keahlian lain yang
dimiliki oleh seorang guru, seandainya seorang guru memiliki kemampuan keahlian
lain niscaya mereka tidak akan bekerja serawutan seperti tukang ojek, seorang
yang terdidik seharusnya dapat mengasah keilmuanya mencari peluang tambahan
keuangan yang masih dalam lingkup pendidikan dan tidak melantarkan anak
didiknya, seorang guru harus memiliki kecakapan
hidup (life skills). Kecakapan hidup (life skills) adalah kecakapan yang
dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan
wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta
menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya.
Jadi, indikasi
merosotnya wibawa guru adalah karena adanya impitan ekonomi dan tidak memiliki
kecakapan hidup ( skills ). Untuk menegakkan wibawa yang runtuh itu, diperlukan
kebesaran hati guru itu sendiri dengan mau berjuang untuk memperbaiki kinerja
dan meningkatkan kompetensi serta profesionalismenya. Guru yang smart dan berwawasan luas dapat menyihir
siswanya serta membuat takjub dan terkesima sehingga si murid akan menaruh
hormat kepadanya.
Nasib guru
mulai tahun 2006 hingga sekarang sudah ada perbaikan yaitu diberlakukannya UU
Guru tentang Sertifikasi guru, dan pada tahun ini pemerintah pusat
menggelontorkan perbaikan nasib guru yang non Sertifikasi, tapi di kabupaten
paling timur di Pulau Madura ini menuai masalah karna terjadinya tumpang tindih
peraturan pusat dan daerah, masalah perbaikan nasib guru di kabupaten ini perlu
dipertanyakan lagi ? Padahal di kabupaten ini pendatan PAD sangat besar jika
dibanding dengan kabupaten yang lain di Provinsi Jawa Timur, lalu apa konkrik
nyata untuk memperbaiki nasib guru di kabupaten ini ?
Bagi teman-teman
yang telah memiliki sertifikat keahlian itu dan telah dibayar dengan satu kali
gaji, adakah perbaikan mutu dari guru tersebut ? ternyata masih banyak juga
teman-teman seprofesi, tak mengiraukan masalah-masalah yang berkembang di era
ini, mereka bereforia dengan kesenangan sesaat misalnya mereka menyerbu suatu
Bank guna meminjam uang yang bergitu besar, tapi tidak dimamfaatkan untuk
pengembangan kemampuan skillsnya dan menambah keilmuaanya, mereka malah membeli
mobil yang seharusnya mereka gunakan untuk meningkatkan kemampuan skillsnya,
sebagai penopang tambahan gaji dihari kemudian. Mereka terlena dengan tambahan
gaji tersebut, dengan tambahan itu, mereka harus sadar agar tak terulang lagi
masalah kekurangan anggaran keluarganya. Jadi kesalahan itu masih terasa
sehingga ekonominya tetap payah, seakan-akan tidak ada perbaikan dari
pemerintah.
Bagaimana kiat-kiat kita mempercepat kemampuan
skills dan pengetahuan kita tentang media teknologi ? Banyak hal yang harus
segera diregulasi pola fikir kita khususnya insan dunia pendidikan yaitu
pendidik, yang masih kurang atau minim kemampuan skills dan pengetahuan tentang
media canggih diatas. Hal ini kita harus segera mereformasi pola fikir dan
kebiasaan konsumtif yang buruk itu, kemampuan skills dan pengetahuan itu sangat
urgen dan harus dimiliki oleh seorang pendidik agar dapat mengatasi masalah dan
memberi arahan kepada anak didik kita ? Seorang guru atau pendidik di era abad
ke 21 ini seharusnya telah memeliki kemampuan menggunakan peralatan canggih, al
:
1. Pengetahuan media handpone multimedia
2. Editing foto, dan Video
3. Mengusai ilmu komputer (
microsoft word, excel dan powerpoint ) minimal versi window 2003,
4. Pengetahuan Internet dan email
5. Website / Blog
Penguasaan media diatas masih
banyak rekan-rekan kita yang masih buta komputer, untuk ini harus segera
dipercepat memberantas buta komputer. Penguasaan ilmu kumputer inilah seorang
guru akan dapat dengan mudah mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain yang
banyak digunakan oleh siswa-siswi kita dalam kesehariannya, misalnya penggunaan
handphone multimedia tersebut, handphone jenis ini memiliki fitur : foto,
video, suara MP3 dan 3 GP, internet, jika seorang guru memahami hal diatas
seorang guru dapat mendekteksi dini permasalahan sosial yang lagi marak
sekarang ini, Bagaimana
bisa guru akan dipatuhi muridnya jika gurunya sendiri gaptek handphone
mutimedia, komputer dan internet ? Dalam hal ini kita jangan selalu melarang
yang telah menjadi trendy di abad ini, guru akan dikatakan gaptek dan
kewibawaan guru akan runtuh dimata siswa-siswinya, jika seorang guru menguasai
atau paling tidak memahami karektristik multimedia ini, seorang guru itu pasti
akan dihargai, dan wibawa seorang guru dapat terangkat. “ Wibawa adalah sifat yang memperlihatkan
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain melalui sikap dan tingkah laku yang
mengandung kepemimpinan dan daya tarik (KBBI, 2000)”. Guru yang berwibawa adalah guru yang dapat
membuat siswanya terpengaruhi oleh tutur katanya, pengajarannya, patuh kepada
nasihatnya, dan mampu menjadi magnet bagi siswanya sehingga siswanya akan
terkesima dan tekun menyimak pengajarannya.
Pertama,seorang guru yang
memiliki tambahan kemampuan skills dan pengetahuan handphone multimedia, tidak
perlu lagi ada aturan sekolah melarang siswa-siswinya membawa handphone ke
sekolah, kita harus bijak dan memberikan arahan kepada putra-putri kita
menggunakan peralatan canggih itu untuk dipergunakan sebagaimana mestinya,
karena alat itu sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, contoh jika
terjadi sesuatu yang diluar nalar kita misalnya ada gangguan alam, sakit, ada
berita keluarga yang harus segera dia ketahui ( ada kerabat dan keluarga yang
menenui musibah ) kita akan segera dapat menghubunginya, alat itu bisa digunakan sebagai
modem di laptop atau komputer, misalnya waktu istirahat siswa-siswi bisa
diarahkan dengan tugas-tugas yang dipandu gurunya mencari materi di alam maya
dan tentukan alamat situsnya tanpa harus dibawa pulang.
Kedua, dengan memiliki kemampuan
editing foto dan video, seorang guru bisa menyiapkan bahan materi melalui foto
dan video dari handphone misalnya percakapan, puisi atau cerita, hal ini bisa
merubah suasana penyajian materi lebih hidup dan tidak membosankan.
Ketiga, kemampuan dalam bidang
komputer, seorang guru dapat menyajikan mata pelajaran dengan media yang
canggih misalnya dengan mengunakan powerpoint, atau dapat menampilkan materi
ajar dalam bentuk buku digital, dengan alat ini kita dapat merekayasa
multimedia dari handphone, camera digital, handycam, untuk diubah menjadi bahan
ajar yang modern kepada siswa-siswi kita.
Keempat, kita akan menerangkan
peta provinsi Jawa Timur, kita bisa menggunakan jasa internet dengan google
earth atau kita record dulu menjadi media video dan diputar di perpustakaan
sekolah, karena beberapa tahun yang lalu telah diregulasikan bantuan TV
sebanyak 2 buah tiap sekolah dari tingkatan SD/MI sd SMP/MTs negeri maupan
swasta, dan modem internet, tetapi kedua alat tersebut hanya digunakan nonton
acara yang tak ada hubungannya pada proses pembelajaran, sedangkan modemnya
digudangkan, ini terjadi karana kemampuan skills individu pendidik tentang
media itu sangat minim sekali, jika seorang guru memiliki kemampuan skills
multimedia tersebut siswa akan mendapatkan materi ajar yang bervariasi.
Pengalaman pribadi saya sebelum
mengenal peralatan canggih itu dunia terasa sempit, setelah mengenal media itu
pengetahuan saya dalam banyak hal terus bertambah seiring kemajuan teknologi
yang terus berkembang, saya tidak ketinggalan jaman dan selalu up to date,
mengasah keilmuan yang lagi ngetren di abad ini. Dengan media email siswa bisa
menanyakan, menyimpan perihal materi ajar tanpa ada batasan waktu, dan guru
dapat menjelaskan materi ajar yang ditanyakan oleh siswa, dengan media ini guru
bisa menyiapkan bahan-bahan ajar dalam bentuk ringkasan, ulasan dsb, sehingga
bahan-bahan materi dapat diakses oleh siswa diluar pemberian bahan ajar rutin
di kelas.
Banyak hal yang ingin kita gali
dan mencari bahan ajar di dunia maya itu, saya istilahkan meyelam sambil minum
air, dampak dari pengetahuan itu merubah pandangan saya tentang banyak hal,
kita tidak lagi terbelenggu dengan buku-buku materi yang harus disiapkan kita
tinggal ambil saja dari dunia maya dan buku-buku itu saya ubah menjadi media
buku elektronik, dan meyebarkannya kepada murid-murid hal-hal yang bersifat
membangun dan pengetahuan-pengetahuan baru dan sangat direspon siswa-siswi kita
dengan suka cita.
Kelima, dengan mengenal website
dan blog, seorang guru dapat memberikan bahan ajar dalam bentuk digital,
bertukar fikiran dengan teman-teman seprofesi, siswa dapat mencari materi ajar
yang sudah disiapkan link / alamat situs bahan ajar, sehingga siswa dapat
mengakses bahan-bahan itu, mengambil ( download ), menyimpan data ( upload ) ke
dunia maya itu, sehingga pengetahuan siswa dapat bertambah melalui buku-buku,
ringkasan, ulasan digital dll. Siswa dan guru dapat berinteraksi tanpa
dikendalikan oleh tempat dan waktu.
Hal ini sejalan dengan keilmuan yang lagi
marak di dunia pendidikan saat ini, yaitu pemanfaatan TI, dalam pembelajaran ini dipercaya dapat :
(a) meningkatkan kualitas pembelajaran,
(b) mengembangkan
keterampilan TI (IT skills) yang diperlukan oleh siswa ketika
bekerja dan dalam kehidupannya nanti,
(c) memperluas akses terhadap pendidikan dan Pembelajaran,
(d) menjawab the technological imperative" (keharusan berparpartisipasi dalam
TI).
(e) mengurangi biaya pendidikan, dan
(f) meningkatkan rasio biaya manfaat dalam
pendidikan.
Sistem pendidikan yang tidak memanfaatkan TI
akan menjadi kadaluarsa dan kehilangan kredibilitasnya. Munculnya paradigma
baru, yaitu paradigma “ e “ yang berarti electronic. Paradigma ini mulai melekat dalam
seluruh aspek kehidupan kita dan teknologi ini akan merubah jalan hidup
manusia. Munculnya paradigma "e'', akan memicu kita untuk better (multimedia standard),
faster (data communication process), accessbility (internet reaches any point), available
web-based & collaborative software.
TI mempunyai kemampuan dan kontribusi yang
sangat besar dalam merubah learning
and teaching process, dan budaya belajar. Perubaham
paradigma ini, lebih mengarah pada terciptanya budaya learning how lo learn, dan budaya long live learningyang tidak tergantung
tempat dan waktu. Keunggulan TI yang diperankan oleh Internet dalam menyediakan
informasi apa saja, yang ditayangkan secara multimedia, telah membawa perubahan
dalam budaya belajar khususnya dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Saat ini,
lembaga pendidikan berbagai negara, telah menyelenggarakan pendidikan jarak jauh
dengan menggunakan bantuan TI, pendidikan seperti ini dinamakan sebagal e-Education, e-Learning, e-Campusi,
e-digital, Tele-Educaton, Cyber-Campus, Virtual Universiy, dll yang juga dilengkapi dengan digital library atau virtual-library termasuk didalamnya e-book, di Indonesia juga telah
mengembangkan melalui OPAC ( On Line Public Access Catalog ) dan memperkenalkan
pengelolaan perpustakaan menggunakan Teknologi Informasi dengan perangkat
komputer yaitu sistem otomasi terutama berdasarkan WinSIS ( Windows Intregated
Set of Information System ) yang dikembangkan Unesco PBB. Model pendidikan e-duction ini, akan sangat diandalkan pada
saat ini dan dimasa mendatang. Pada dekade berikutnya perubahan besar yang terjadi adalah
penggunaan teknologi dan delivery system. Model
e-Education dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif untuk dapat menjawab tantangan perkembangan TI,
khususnya dalam dunia pendidikan di Indonesia.