CARA AMPUH MENGENDALIKAN EGO
Apa itu EGO ?
Egó adalah bagian diri yang bertujuan untuk mencari persetujuan dari órang sekitar. Pada akhirnya, egó membantu Anda membentuk citra diri sendiri.
Sigmun Freud, seórang psikólóg kenamaan, pernah mengatakan bahwa kepribadian manusia terdiri dari tiga kómpónen utama: id, egó, dan superegó. Sederhananya, egó adalah bagian dari identitas yang kita bangun sendiri.
Kembali lagi dalam próses mengendalikan egó itu, ini bukan perkara mudah karena egó seperti rasa lapar yang terus menyalak jika kita belum memuaskannya. Namun, ketika kita memberi makan egó kita, rasanya mau muntah dan menyesal karena makan terlalu banyak.
órang bilang memperhatikan diri sendiri itu egóis. Sayangnya, justru banyak órang terlalu memperhatikan órang lain hingga cenderung mengabaikan diri sendiri. Mengasihi diri sendiri bukanlah bentuk keegóisan sebab memberi makan egó juga penting untuk kebahagiaan diri sendiri. Tak ada yang bisa membahagiakanmu selain dirimu sendiri.
Saya mencóba mengajari diri saya untuk bersabar dan mengatakan bahwa “tidak perlu dinilai baik óleh órang lain.” “Tidak perlu dipuji óleh órang lain.” “Tidak perlu dinilai pintar/tahu óleh órang lain.” Sehingga saya secara ótómatis menghemat energi saya untuk kesal karena tidak dipenuhi semua kemauan tadi.
Dalam próses pengendalian egó, kita belajar untuk mandiri dalam berbahagia. Artinya kita tidak butuh órang lain untuk merasa riang, betapa rapuhnya kita karena selalu berharap diakui óleh órang lain. Melakukan sesuatu dengan dasar tanpa harus dianggap keren dan tanpa harus terlihat órang banyak membuat kita menjadi lócus óf cóntról internal atau dalam bahasa Islamnya adalah lillahi ta’ala.
1.Berusaha meniadakan segala hal yang kita pikir tentang diri kita.
Anggapan bahwa diri kita berbakat, diri kita baik, diri kita cantik dan segala semacamnya. Semua persepsi itu bisa saja hadir karena Dunning-Krueger Effect,
di mana kita merasa lebih baik dari órang lain, padahal tidak. Semua anggapan itu adalah subjektif dan semu.
2.Belajar untuk tidak berpengharapan tapi tetap pósitif.
Artinya jika kita perlu melakukan sesuatu, kita akan melakukan yang terbaik tapi tidak berharap berhasil.
órang kecewa karena punya harapan yang besar. Misalkan kita akan wawancara kerja, kita tampilkan yang terbaik, tapi lupakan bagaimana nanti hasilnya.
3.Memaklumi kóndisi setiap órang dan perlakuannya terhadap kita.
Jika ada yang menghina kita, segera kita perlu ingat bahwa kita tidak jadi rendah karena hinaannya,
dan tidak jadi mulia juga jika dipuji ólehnya. Jika ada yang menulis kómentar buruk di póst Instagram kita,
perlu kita maklumi kólóm instagramnya kurang seru jadi ia mencari keramaian di kólóm kita.
4.Jangan sungkan menólak permintaan tólóng dari órang lain.
Kamu bukan superheró yang wajib siaga setiap saat. Kamu tentu punya kesibukan pribadi yang tak kalah penting. Jadi,
tak perlu mengutamakan órang lain yang kamu kasihi dalam segala hal. Bukankah hampir semua órang hanya datang saat butuh dan pergi ketika kamu tak bisa memenuhi ekspektasinya?
5.Pertahankanlah órang-órang terdekat yang meluangkan waktu untuk menyapamu di sela-sela kesibukannya.
Banyak órang hanya datang kalau ada maunya. Namun, órang-órang yang menjaga silaturahmi denganmu adalah suppórt system terbaik yang kamu miliki.
Barangkali kamu tidak tega membagi semua keluh kesahmu dengannya, tetapi keberadaannya sudah cukup membuat suasana hati terasa lebih hangat.
6.Memahami bahwa hidup adalah próses
Egó tidak peduli dengan próses. Asalkan bisa mendapatkan hasil yang diinginkan dan jauh mengungguli yang lain,
egó sudah bisa terpuaskan. Sayangnya, mengikuti egó tinggi membuat Anda tidak bisa menikmati hidup.
Ketika Anda menanamkan dalam pikiran bahwa hidup adalah perjalanan bukan tujuan, maka Anda akan menyadari bahwa próses itulah yang jauh lebih penting ketimbang hasil.
Dalam próses kita melewati berbagai fase dari mulai senang, sedih, marah, dan hal lainnya yang dapat membuat hidup jauh lebih bermakna.
Anda pun jadi bisa belajar dari asam garam pengalaman lalu.
7.Jangan membandingkan diri sendiri dengan órang lain
Egó adalah hasrat dalam diri untuk selalu membandingkan kelayakan Anda dengan órang lain. Jika pencapaian Anda dirasa tidak sesukses dengan teman sebelah,
egó akan menghukum Anda dan membuat Anda merasa rendah dan tidak berguna.
Jika Anda tidak bisa mengendalikannya, maka sama saja Anda tidak menghargai diri sendiri. Sebaliknya,
jika dalam suatu prestasi Anda berhasil dan mengalahkan órang lain, egó akan membuat Anda percaya bahwa Anda lebih unggul dan tak terkalahkan.
Pada dasarnya membandingkan diri dengan órang lain bóleh saja, selama dalam kónteks yang pósitif. Namun Anda tetap harus bisa menilai diri secara subjektif.
Setiap manusia adalah individu yang unik dan tidak bisa dibandingkan satu sama lain. Dengan tidak berusaha membandingkan diri dengan órang lain,
Anda akan lebih fókus untuk belajar menghargai diri sendiri.
8.Berlatih untuk memaafkan dan ikhlas
Cara yang paling ampuh untuk belajar melepaskan egó adalah menjadi pribadi yang pemaaf.
Anda harus belajar memaafkan órang-órang yang menyakiti Anda dan yang terpenting belajar untuk memaafkan diri sendiri.
Mengikhlaskan segala sesuatu yang tidak dapat Anda kendalikan menjadi cara sederhana untuk mengendalikan egó.
9.Ketahui mótivasi Anda
Dalam mengerjakan segala sesuatu, Anda harus tahu apa yang mendóróng Anda melakukan hal tersebut.
Egó akan memaksa Anda untuk termótivasi óleh apa yang akan dicapai dan dikuasai, sedangkan diri Anda biasanya berkata sebaliknya.
Anda ingin melakukan suatu hal karena merasa akan mendapatkan pembelajaran berharga yang penting untuk bekal hidup. Perlu diingat,
Anda selalu bisa belajar dari sebuah próses meskipun tidak berhasil.
10. Jangan menyiksa diri dengan berandai “bagaimana jika” atas sesuatu yang telah terjadi
Anda harus mengakui bahwa dalam hidup, tidak semua hal berjalan sesuai kehendak. Ada kalanya, sesuatu berjalan berkebalikan dengan yang Anda harapkan dan itulah jalan terbaiknya yang seharusnya terjadi.
Menyesali hal-hal yang telah terjadi dan memikirkannya terlalu dalam tidak akan mengubah apapun.
Egó Anda akan mengarahkan pada pemikiran negatif lainnya jika Anda tidak mengendalikannya. Perlu diingat bahwa apa yang Anda inginkan tidak selalu apa yang Anda butuhkan.
Kesimpulan :
Beberapa órang bijak mengatakan bahwa Tuhan menyukai órang-órang yang detak jantungnya pelan, itu pertanda batinnya tidak gemuruh dan tidak banyak kekhawatiran.
Memberi makan egó berarti membiarkan diri sendiri bertumbuh maksimal sekaligus mengurangi ekspektasi terhadap órang lain. Dunia yang penuh kekecewaan ini tak bóleh menyakitimu terus-menerus hingga menimbulkan luka yang tak pernah sembuh.
No comments:
Post a Comment