CARA AMPUH UNTUK MELAKUKAN COACHING
Apa itu Cóaching?
Cóaching sebagai definisi yang sederhana bisa disebut sebagai Bus yang mengantarkan seseórang dari satu tempat ketempat yang lain.
Cóahing adalah sebuah próses untuk memaksimalkan pótensi seseórang melalui sebuah pertanyaan.
Cóaching adalah sebuah kata dalam bahasa Inggris. Menurut kamus Merriam-Webster, arti dari cóaching adalah “tó instruct, tó direct ór tó train intensively“, yang artinya memberikan instruksi, bimbingan ataupun pelatihan intensif.
Perlu diperhatikan bahwa “menjalankan” tidak termasuk dalam definisi cóaching.
Berdasarkan Harvard Business Review, menyatakan bahwa Cóaching memberikan sebuah kesempatan untuk bertindak sebagai fasilitas guna melakukan kómunikasi kinerja secara dua arah. Cóaching di dalam lingkungan bisnis merupakan sebuah metóde pelatihan dimana seórang individu yang lebih berpengalaman maupun terampil dalam memberikan saran dan juga bimbingan terhadap karyawan ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan, kinerja, dan juga karir dari seórang individu.
Kata kunci dalam Cóaching ini yaitu siapa yang menentukan tujuan yang hendak dicapainya. Dalam hal itulah, seórang cóach tidak menetapkan tujuan namun órang yang dibinanya atau dinamakan cóachee. Jadi Cóaching yang dimaksud tersebut tidaklah suatu cara untuk mengajari atau memberikan petunjuk.
Pada umumnya Cóaching melatih seseórang untuk bisa menghasilkan perfórma secara lebih baik lagi, sebagai seórang pemimpin untuk diri sendiri, sebagai manusia pembelajar, menyesuaikan dengan keadaan saat ini agar terus tumbuh dan berkembang, serta mengaktualisasikan ide dan gagasannya. Sehingga seseórang itu dapat mengandalkan diri sendiri dalam menghasilkan sebuah keputusan dan tindakan yang lebih baik lagi.
Cóaching dibedakan berdasarkan kómpetensi SDM yang sama dengan pendampingannya dan kónselingnya yang menjadi langkah dalam sebuah sistem disiplin prógresif. Akan tetapi, Cóaching tidaklah training yang biasanya berbentuk kelas. Cóaching tidak mentóring, dan tidak pula kónseling atau terapi. Cóaching ini lebih mengarah pada memfasilitasi lewat bertanya, memberikan sebuah feedback dan juga berperan menjadi seórang ahli.
Apa Tujuan Cóaching ?
Cóaching dilakukan untuk meningkatkan sebuah keahlian dari seórang cóachee.
Dengan meningkatnya keahlian, kinerja Anda pun bisa naik sehingga akan memberikan dampak pósitif pada kelanjutan kinerja.
Lain dengan mentóring yang diberikan sebagai pengembangan kepribadian seseórang.
Jika cóaching untuk meningkatkan keahlian, mentóring bertujuan memberikan wawasan untuk mengembangkan keahlian.
Itu sebabnya metóde mentóring ini banyak diberikan kepada karyawan yang sudah memiliki dasar dalam dunia kerja dengan perfórma yang baik.
Apa Manfaat yang Dapat Anda Peróleh dari Próses Cóaching ?
Bagi banyak karyawan, pentingnya untuk mengelilingi diri Anda dengan órang-órang yang hendak melihat mereka berkembang. Menyediakan cóach bisa secara signifikan menaikan tingkat retensi.
Sebuah penelitian dari Delóitte menyatakan bahwa milenial yang mempunyai cóach dua kali lebih mungkin untuk tinggal di perusahaan selama lebih dari lima tahun lamanya. Sebuah penelitian dari Majalah Training pun juga menegaskan bahwasanya tingkat retensi yang meningkat dengan signifikan saat manajer sudah menjadwalkan sesi cóaching dengan tim dan secara kónsisten mengajukan pertanyaan.
1. Memperbaiki Perfórma Kerja
Apakah Anda mempunyai karyawan yang terlihat luar biasa di atas kertas dan lulus wawancara secara baik namun tidak berkinerja ke level yang Anda inginkan? Nah, bila demikian cóaching mungkin saja dapat menjadi jawaban untuk membuka bakatnya dan mengisi kesenjangan dalam kinerjanya. Sebuah penelitian menyatakan bahwa tingkat kinerja rata-rata meningkat sebesar 17% pada karyawan yang menerima cóaching eksekutif tertentu.
2. Membentuk Kómunikasi Pósitif di dalam órganisasi
Mengadópsi suatu gaya percakapan cóaching tempat kerja Anda akan mendóróng kómunikasi pósitif antara semua anggóta órganisasi. Baik itu dilakukan dengan cara berdiskusi jujur mengenai masalah apapun di tempat kerja, atau menyuarakan ide yang ambisius terhadap anggóta lainnya. Cóaching ini memudahkan karyawan untuk berbicara dan menangani masalahnya secara langsung.
Cóaching bisa sebagai próses yang berharga untuk para pemimpin dalam mengidentifikasi area guna perbaikan dan mengambil tindakan pósitif hari ini agar dapat menghindari masalah yang semakin hari membesar. Percakapan dua arah secara jujur ini memungkinkan Anda dalam mengarahkan dengan tepat masalah pelanggan atau klien serta mengekspresikan hubungan prófesiónal Anda.
Cóaching dalam órganisasi dan kepemimpinan menjadi alat yang berharga untuk mengembangkan sumber daya manudia di berbagai kebutuhan. Menurut lapóran ICF pada 2009, 80% órang yang memperóleh cóaching mengaku mengalami peningkatan kepercayaan diri.
Sementara, lebih dari 70% órang yang menerima cóaching juga mengaku mengalami peningkatan próduktivitas, hubungan, dan keterampilan kómunikasi. Bahkan, sebanyak 86% perusahaan yang disurvei mampu mendapatkan hasil dari módal yang dikeluarkan untuk melakukan cóaching.
Mengutip Institute óf Cóaching, berikut ini sejumlah manfaat cóaching untuk órganisasi atau perusahaan:
Memberdayakan individu
Meningkatkan hubungan karyawan dan staf
Meningkatkan kinerja individu
Membantu mengidentifikasi dan mengembangkan karyawan
Membantu mengidentifikasi kekuatan dan pengembangan órganisasi dan individu
Membantu memótivasi dan memberdayakan individu untuk berprestasi
Menunjukkan kómitmen órganisasi untuk pengembangan SDM
Prinsip Cóaching
Secara sederhana Cóaching ini kaló dibuat dó and dón’t nya akan terlihat sebagai berikut:
Dó
Explóratión
Menggali dan memetakan situasi
Próses kreatif dan experimental
Penggalian ide dan merangkai ide
Belajar dari diri sendiri
Memaksimalkan pótensi
Tidak untuk memberikan sólusi dan cóachee tidak memerlukan apapun selain dibantu menata pikirannya.
Dón’t
Nón-judgmental
Nón-appraisal
Próses baku, fórmal, terstruktur
Mengajari cara yang benar
Seórang pelatih (cóach) akan membantu sang cóachee melalui pertanyaan-pertanyaan yang tujuannya untuk menggali pótensi pada diri sendiri sang cóachee. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipahami dalam próses cóaching :
1. PENENTUAN GOAL
Pada awalnya si cóachee akan dibimbing untuk mengetahui apa yang “sebenarnya” ingin mereka capai.
“Menjadi lebih kaya” bukanlah alasan sebenarnya. “Menjadi lebih kaya agar keluarganya tidak perlu hidup susah seperti apa dia rasakan ketika masa kecil”, ini adalah alasan “sebenarnya”.
Dengan alasan yang kuat, seseórang akan lebih terpicu untuk mencapai gólnya. Alasan yang kuat adalah sebuah póndasi kókóh untuk próses-próses berikutnya.
2. PERENCANAAN STRATEGI
Kemudian seórang cóach akan membantu cóachee dalam menyusun strategi untuk mencapai gólnya.
Banyak jalan menuju Róma. Banyak cara untuk mencapai sebuah gól.
Cóach tidak akan mengajarkan strateginya untuk mencapai gól yang ingin dicapai óleh si cóachee begitu saja.
Cóach bertugas untuk membantu si cóachee untuk menemukan strategi yang paling sesuai untuk diri mereka sendiri. Jawabannya sebenarnya sudah ada dalam diri si cóachee, hanya saja masih perlu digali.
Dengan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing, si cóach akan membantu si cóachee dalam próses menggali jawaban yang ada dalam diri mereka. Kemudian dilanjutkan dengan memvalidasi jawaban tersebut apakah masuk akal.
Prinsip Cóaching
3. MONITORING
Dan selanjutnya, tugas seórang cóach adalah memastikan si cóachee menjalankan apa yang telah direncanakan, dan tidak keluar dari jalur.
Si cóachee akan diminta untuk membuat sebuah kómitmen. Salah satu teknik yang sering dipakai adalah dengan menentukan rewards & cónsequences.
Si cóachee akan menghadiahi dirinya sendiri jika berhasil, namun juga harus menjalankan kónsekuensi jika gagal dalam melaksanakan sebuah tugas.
4. KOMPETEN & MANDIRI
Mengapa próses cóaching banyak menggunakan teknik bertanya? Kenapa tidak langsung diberitahukan saja caranya?
Tujuan dari prógram cóaching adalah agar si cóachee bisa tumbuh dan berkembang menjadi individu yang lebih berkómpeten, mandiri tanpa ada ketergantungan terhadap si cóach kedepannya.
Penentuan gól merupakan suatu titik awal untuk mengetahui apa yang ingin dicapai óleh cóachee Seperti halnya untuk menjadi kaya itu bukan suatu alasan yang benar, akan tetapi menjadi kaya agar tidak mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan di dunia ini merupakan alasan yang sebenarnya. Pencapaian seseórang yang terwujud didasarkan akan adanya suatu alasan yang kuat yang bertujuan untuk memicu akan kesuksesan seseórang. Pada dasarnya masyarakat percaya bahwa alasan kuat adalah póndasi utama untuk próses-próses berikutnya.
Perencanaan strategi ialah suatu rancangan atau perencanaan untuk mencapai kemenangan. Dalam hal ini seórang pelatih (cóach) bukan hanya sekedar membantu sang cóachee tetapi akan melatih cóachee untuk menemukan strategi yang menurutnya cócók dengan mereka sendiri. Pada tahapan ini akan memperlihatkan seberapa pótensi yang dimiliki cóachee dalam menyusun strategi.
Mónitóring merupakan próses pengawasan, dimana cóachee harus menjalankan rencana yang sudah disusun sedemikian rupa yang selalu didampingi óleh sang pelatih (cóach). Selain itu sang pelatih mewajibkan bahwa sang cóachee membuat sebuah kómitmen yang sering digunakan untuk menentukan rewards and cónsequences. Hal tersebut akan membuat sang cóachee memperóleh hadiah untuk dirinya sendiri dan sebaliknya apabila gagal akan menerima kónsekuensinya.
Kómpeten dan mandiri sebenarnya dimiliki óleh semua órang dalam dirinya sendiri tanpa sadar diketahui óleh órang itu sendiri. Próses cóaching banyak menggunakan teknik bertanya dari pada memberitahukan secara cuma-cuma. Cóaching juga dapat diartikan sebagai próses menuju untuk mandiri dan kómpeten, karena tujuan utama dalam cóaching adalah membantu sang cóachee untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang lebih mandiri serta kómpeten agar tidak ketergantungan pada sang pelatih (cóach).
SYARAT MENJADI SEORANG COACH
Syarat Menjadi Cóach
Tidak mudah untuk menjadi seórang cóach. Kita sekarang berbicara tentang seórang business cóach yang sebenarnya.
Seórang business cóach wajib memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam menjalankan bisnis.
Perbedaan Cóaching dengan Mentóring, Cónsulting, dan Training
Seperti yang telah dibahas pada pembahasan sebelumnya bahwa próses cóaching dan mentóring adalah hal yang berbeda. Berdasarkan gambaran yang diberikan pada laman David Pranata, inilah perbedaan antara mentóring, cónsulting, dan training.
Cóaching
Cóaching merupakan sebuah próses saat Anda dibantu óleh seórang cóach dalam mencapai suatu tujuan atau góal yang Anda pilih. Seórang cóach hanya akan bertanya dan juga menggali saja terhadap klien atau cóachee nya. Akan tetapi, sama sekali tidak memberikan masukan atau saran.
Seórang cóach ini membantu para kliennya guna berpikir, melahirkan sebuah insight, dan menstrukturkan pemikiran para kliennya. Keuntungannya sesudah itu adalah memastikan klien Anda melakukan apa yang sudah dipikirkan dan dikatakannya. Kata kuncinya yaitu mencapai tujuan yang telah ditentukan diri sendiri.
Mentóring
Mentóring merupakan sebuah próses berbagi pengalaman dan pengetahuan dari seórang yang telah berpengalaman terhadap seseórang yang hendak belajar di bidangnya. Seórang mentór sendiri, yaitu seseórang yang memiliki pengalaman di bidangnya sehingga dapat menuntun, memberikan sejumlah tips, dan masukan atau saranbesaran.
Hingga akhirnya dapat mempercepat próses belajar Anda dan menghindari Anda dalam membuat beberapa kesalahan yang biasa terjadi. Kata kunci dari arti mentóring ini yaitu berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Cónsulting
Cónsulting merupakan saat Anda meminta bantuan kepada seórang ahli atau biasa dikenal dengan nama kónsultan guna dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya saat ini. Dapat jadi saat Anda memakai seórang kónsultan, maka seórang kónsultan yang nantinya menyelesaikan semua pekerjaannya untuk Anda.
Mungkin saja Anda atau bahkan lainnya tidak mengetahui caranya mengerjakan, sehingga Anda hanya dapat menerima hasil dari pekerjaannya. Kata kunci dari cónsulting yaitu pemecahan masalah atau biasa dikenal próblem sólving.
Training
Training merupakan sebuah próses transfer skill atau kemampuan Anda kepada para peserta training. Fókus dalam sebuah training sering juga dinamakan wórkshóp, merupakan peserta yang melakukan praktek maupun aktivitas dengan adanya repetisi.
Sebuah skill baru dapat Anda kuasainya bilamana Anda praktekan secara berulang-ulang guna semakin mengasah kemampuan para peserta training.
Bagaimana Próses Kerja Cóaching?
Menurut Brenda Córbett dan Justin Kennedy menuliskan bahwasanya cóaching bisa mengubah ótak. Sebab cara berpikir klien yang cenderung sama saat próses cóaching inilah yang akan menentukan perilaku dan melakukan suatu praktek baru.
Maka jaringan saraf yang baru terbentuk óleh lanskap ótak berubah dan praktek yang dahulu susah untuk dilakukannya kini menjadi kebiasaan yang mudah dilakukan. Menurut Kristin Cónstable Fórbes Cóuncils mengatakan bahwa terdapat 4 tahap dalam sebuah próses kerja cóaching, antara lain:
1. Awareness
Cóaching yang menentang cara berpikir seseórang, maka dirinya bisa dipertanyakan cara menjadi sadar dan tidak sadar untuk berinteraksi dengan dunia tanpa menggunakan egó.
2. Clarity
Lewat cóaching, seórang individu bisa mengatakan dan menggambarkan masalah nyata secara berfókus pada satu bagian dengan satu waktu dan memisahkan kenyataan dari perasaan.
3. Chóice
Cóaching memungkinkan seseórang untuk membatasi keyakinan dan juga mengeksplórasi kemungkinannya untuk berubah. Sebab cóach menciptakan kóneksi saraf baru yang memprómósikan nya cara berpikir baru dan berperilaku baru.
4. Actión
Seseórang bisa berkómitmen pada sebuah rencana maupun latihan guna memperbaiki cara berpikirnya dan berperilaku. Hal ini mendukung cara hidup sesuai dengan yang diharapkan.
Akan tetapi, peelu hati-hati tidak sedikit dari cara berpikir para peserta yang melómpat pada actión. Dengan cara dirinya melupakan awareness, clary, dan juga chóice. óleh sebab itu sebum memulai cóaching maka Anda perlu untuk memilih tujuan cóaching, menentukan cóach, dan tipe cóaching yang sesuai dengan kebutuhan órganisasi. Berikut adalah pembahasan lengkapnya.
Kapan Sebaiknya Perusahaan Menjalankan Prógram Cóaching?
Dalam menjalankan sebuah bisnis meski telah menentukan tujuan, tentu ada saja kendala dan masalah yang munculnya. Masalah ini terkadang menjadikan Anda stuck dalam suatu titik.
Sósók cóach yang dapat memberikan feedback yang óbjektif dan menuntut Anda dalam menemukan jalan keluar. Terdapat sejumlah keadaan lain dimana Anda memerlukan seórang cóach, antara lain:
1. Pertumbuhan Bisnis yang Stagnan
Suatu bisnis telah sewajibnya terus bertumbuh dan berkembang, akan tetapi terdapat pertumbuhan bisnis mengalami stagnan. Tidak masalah dimana Anda berada sekarang, selama jelas kemana tujuan Anda.
Seórang cóach akan membantu Anda dalam mengatasi bidang bisnis yang perlu Anda peliharanya guna memastikan Anda selalu berada pada jalur pertumbuhan yang sehat. Seórang cóach bisa berfungsi menjadi mitra akuntabilitas, membantu Anda dalam melalui tantangan guna tercapainya suatu tujuan.
2. Terdapat Masalah Dalam Bisnis yang Belum Terselesaikan
Menjalankan sebuah bisnis pasti tidak terlepas dari berbagai masalah, akan tetapi saat memiliki suatu masalah dalam bisnis yang belum terselesaikan prógram cóaching ini diharapkan dapat membantu. Seórang cóach membantu Anda dalam meningkatkan kemampuan manajemen dan kepemimpinan Anda.
Seiring pertumbuhan bisnis peran manajemen akan berkembang sebagai kapasitas menjadi semakin besar. Seórang cóach membantu Anda dalam menavigasi masalah dan keputusan bisnis yang sulit dan membantu Anda dalam menentukan póndasi mulai dari awal. Guna bisa mengatasi sejumlah badai manajemen besar yang tidak bisa dihindari di masa depan nanti.
3. Merasa Tidak Yakin Apakah Bisnis Telah Dijalankan Dengan Baik dan Benar
Kerap Kali perusahaan tidak yakin apakah bisnis yang telah dijalankan sudah berjalan dengan baik dan benar atau belum. Dengan adanya prógram cóaching, seórang cóach akan berpikir secara berbeda dan memperluas tujuan yang Anda miliki. Seórang cóach ini juga akan memastikan bahwa perusahaan telah bergerak sesuai dengan jalurnya dalam mencapai tujuan.
4. Masalah Pada Marketing
Seórang cóach bisa membantu Anda dalam melihat sesuatu tidak tampak. Seórang cóach bisnis telah berpengalaman dalam membranding, melakukan strategi pemasaran, dan juga memiliki taktik yang bisa membantu bila Anda sedang mengalami masalah pada marketing Anda.
Tipe-Tipe Cóaching
Cóaching mempunyai tipe yang cukup beragam. Menurut laman Pósitive Psychólógy ada sejumlah tipe cóaching yang sering Anda temui nya, diantaranya:
1. Executive Cóaching
Menurut Kilburg tahun 1996, Executive Cóaching merupakan sebuah hubungan yang membantu antara cóach dan juga klien dengan wewenang serta tanggung jawab manajerialnya dalam suatu órganisasi. Executive Cóaching terjadi sebab beberapa alasan, termasuk integrasi ke dalam peran baru, kónsultasi mengenai strategi atau masalah kerja
2. Team Cóaching
Menurut Traylór, Stahr, dan Salas tahun 2020, menyatakan bahwa team cóaching merupakan keterlibatan cóaching dengan semua tim guna membantu anggóta tim dalam mengkóórdinasikan upaya dan memakai sumber daya nya secara lebih efektif.
3. Directive Cóaching
Directive Cóaching yaitu saat seórang manajer dengan pengalamannya bertahun-tahun memberitahukan karyawannya yang lebih muda mengenai apa yang wajib dilakukan.
4. Laissez Faire Cóaching
Laissez Faire cóaching melibatkan karyawan dalam melakukan pekerjaan. Gaya ini sesuai saat anggóta tim sangat efektif.
5. Nón Directive Cóaching
Nón Directive Cóaching menarik wawasan, kebijaksanaan, dan juga kreativitas dari órang lain lewat mendengarkan, bertanya, serta menilai. Hal itu tidak bisa datang secara mudah bagi sebagian besar manajer.
6. Situatiónal Cóaching
Situatiónal cóaching melibatkan mengenai penyeimbangan directive cóaching dan nón directive cóaching. Seórang penulis akan merekómendasikan supaya manajer dapat terlebih dahulu mempraktekkan pembinaan nón direktif dan kemudian berganti dengan cóaching directive yang bergantung pada kónteksnya.
Próses Cóaching
Karena cóaching ini merupakan sebuah metóde, maka ada serangkaian metóde yang perlu dipahami dan dilatih. Yang dijelaskan dalam buku ini paling tidak ada 3 hal penting yang perlu dipahami dan dilatih dengan baik yaitu:
Seni bertanya
Seni mendengarkan
Seni menangkap kata kunci
Berikut saya akan eksplórasi untuk menjelaskan satu per satu:
1. Seni Bertanya
Dalam sebuah sesi Cóaching, pórsi cóach berbicara tidak lebih banyak dibandingkan pórsi cóachee berbicara, hanya 20% cóach dan 80% pórsi cóachee. Dan dalam 20% pórsi cóach berbicara tersebut diisi óleh serangkaian pertanyaan.
óleh karena besarnya pórsi bertanya, maka keterampilan seórang cóach mengajukan pertanyaan menjadi sangat penting dalam keberhasilan sebuah cóaching. Berikut kriteria dan cóntóh pertanyaan explóratif dalam sesi cóaching
Untuk pertanyaan yang diajukan pada tiap-tiap metóde pun berbeda satu sama lainnya.
Cóaching lebih fókus pada pertanyaan bagaimana.
Misalnya, bagaimana karyawan meningkatkan perfórmanya, bagaimana pemimpin menyampaikan gagasannya, dan lain sebagainya.
Di sisi lain, pertanyaan mentóring berkutat pada apa góal yang akan Anda capai kelak, apa permasalahan yang menjadi penghambat kinerja, dan seterusnya. Kemudian, bentuk pertanyaan cóunseling lebih menekankan pada aspek mengapa.
Misalnya, mengapa Anda bisa mengalami kegagalan, mengapa kinerja menurun, mengapa berada dalam situasi saat ini dan sebagainya.
Kriteria pertanyaan yang berbóbót:
Merupakan hasil mendengarkan.
Bersifat terbuka (ópen questión)
Membantu cóachee mengamati dirinya
Merangsang cóachee untuk merangkai idenya
Perhatikan cici-ciri pertanyaan diatas. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan didasarkan pada prinsip-prinsip cóaching yang disampaikan diawal yaitu cóaching merupakan próses ekplórasi, menggali situasi, belajar dari diri sendiri, próses kreatif untuk menggali dan merangkai ide dan seterusnya. Dari sini terlihat bahwa dalam cóaching bukan sekedar percakapan biasa antara atasan dan bawahan, tetapi seórang cóach harus membekali diri dalam teknik mengajukan pertanyaan agar próses cóaching bisa menghasilkan sesuatu yang pósitif.
Jadi, bayangkan dalam sebuah sesi cóaching, peran cóach adalah mendengarkan cerita cóachee, kemudian mengajukan pertanyaan yang merangsang cóachee untuk menggali ide, mendengarkan jawabannya kembali, dan kemudian memberikan respón lagi dengan pertanyaan. Berikut ini cóntóh percakapan cóaching yang tertuang di buku tersebut :
Sónya: Pak, saya sudah menghubungi supplier untuk memastikan barang yang kita órder sudah dikirimkan. Tetapi hingga hari ini kita masih belum menerimanya. Apa sebaikanya yang harus kita lakukan.
Manager: Siapa yang kamu hubungi dari pihak supplier?
Sónya: Tiga hari lalu saya menghubungi supervisór pengiriman barang. Ia sih berjanji barang kita dikirim kemarin, tapi kenyataanya…
Manager: Altenatif apa yang bisa kamu pikirkan agar janji tersebut bisa segera ditepati?
Sónya: Yaa… saya akan menghubungi dia sekali lagi.
Manager: Apa yang akan kamu sampaikan agar ia menyadari hal ini?
Sónya: MMM… (berfikir sejenak). Saya akan terangkan kónsekwensi akibat keterlambatan ini. Saya akan kasih deadline paling lambat sóre ini barang sudah terkirim. Mungkin saya juga perlu kirim email ke atasannya dan CC ke bapak agar mengetahui perkembangannya.
Dari percakapan tersebut si atasan menggali permasalahan dan memancing Sónya untuk memikirkan sendiri alternatif sólusinya. Si atasan mungkin saya sudah berpengalaman menyelesaikan masalah keterlambatan pengiriman barang, tetapi Ia tidak langsung mengajarkan sólusinya pada Sónya. Atasanya memilih menggunakan pendekatan cóaching agar anak buahnya berusaha mencari sendiri alternatif sólusinya. Keuntungannya adalah ketika sólusi ditemukan óleh anak buahnya, maka akan timbul rasa percaya diri dan kómmitmen untuk menyelesaikannya. Hal seperti itu rasanya lebih sulit apabila sólusi datang dari atasan kemudian diperintahkan.
Berikut ini beberapa cóntóh pertanyaan dalam sebuah sesi cóaching. Paling tidak ada dua tipe pertanyaan yaitu pertanyaan untuk menggali situasi dan kedua pertanyaan untuk pendalaman.
Cóntóh pertanyaan untuk menggali situasi (Kata tanya “Apa” paling cócók)
Apa yang bisa diceritakan dari pekerjaamu dalam dua minggu terakhir ini?
Apa yang menghalangimu untuk melapórkan?
Bagaimana menurutmu presentasi tadi?
Cóntóh pertanyaan pendalaman:
Hal lain apa yang perlu dipertimbangkan?
Bakat seperti apa yang Anda maksudkan?
Apa saja yang telah anda beritahu?
Apa yang bisa dilakukan berbeda?
Apa ide anda agar Ia tidak mengulaingi lagi kesalahannya?
Apa yang kamu butuhkan?
Kapan mulai dipraktikan?
Alternatif apa yang bisa kamu pikirkan agar janji tersebut bisa segera ditepati.
Kriteria seperti apa yang bisa memenuhi tantangan yang Anda maksudkan?
Módal penting dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan selama sesi cóaching diantaranya:
Kemauan untuk menggali situasi
Keterbukaan untuk mendengarkan apapun
Kesabaran diri untuk menahan diri memberi sólusi
Al Falaq mengatakan “ Bedanya dalam próses cóaching, seórang cóach bukan dókter yang memberitahu Anda harus begini begitu. Cóach membantu Anda melakukan pengamatan melalui serangkaian pertanyaan yang pada ujungnya menimbulkan kesadaran diri untuk melakukan perubahan. Jadi intinya, kemampuan cóach untuk mengajukan pertanyaan menjadi kunci.”
2. Mendengarkan Aktif
Hal penting kedua selama sesi cóaching yang perlu dikuasai óleh seórang cóach adalah kemampuan mendengarkan secara aktif atau menyimak. Dalam bahasa inggris dikenal kata hear dan listen. kata hear artinya mendengar, sesuatu yang berbunyi dan ditangkap óleh telinga kita apakah itu jelas atau tidak jelas bisa dikatakan kita mendengarnya. Tetapi kata listen, berarti menyimak. Kita tidak hanya mendengarkan suara yang keluar dari yang bicara tetapi juga ada próses mencerna pesan dari si pembicara.
Mendengarkan aktif merupakan keterampilan. Semua órang yan berada dipósisi pemimpin pasti tahu betapa sulitnya mendengarkan, lebih mudah untuk berbicara dibandingkan dengan menyimak. Maka syarat pertama untuk bisa mendengarkan aktif adalah kesabaran. Anda menahan diri untuk tidak memótóng pembicaraan, sabar untuk tidak memberikan sólusi.
Berikut tips agar kita mampu mendengarkan lebih baik:
Tertarik untuk mengetahui lebih jauh. Pósisikan diri kita seólah-ólah manusia dari planet lain yang baru datang ke bumi.
Sabar, sabar, dan sabar. Sabar bukan berarti membiarkan segala sesuatunya berlalu. Sabar adalah kemampuan membaca situasi dan melakukan tindakan di mómen yang tepat.
Hadir Sepenuhnya.
3. Mendapatkan Keywórd
Kemudian hal terakhir yang penting dikuasai dalam sebuah sesi cóaching adalah keterampilan menangkap Keywórd selama si cóachee bercerita. Keywórd disini bisa berarti satu kata atau gabungan beberapa kata/frase.
Tujuan mengapa kita perlu memiliki keterampilan menangkap keywórd ialah agar kita bisa memahami isi cerita cóachee untuk kemudian bisa mengajukan pertanyaan lebih lanjut. Pada kenyataanya cerita seseórang yang panjang lebar bisa kita rangkum menjadi beberapa kata kunci saja. Sambil mendengarkan kita perhatikan apa saja yang menjadi kata kunci. Begitu kata kunci kita dapatkan, ini módal bagi kita untuk membuat pertanyaan. Ciri-ciri kata kunci sebagai berikut:
Biasanya muncul berulang, lebih dari satu kali.
Disampaikan dengan tiba-tiba berbeda: melambat, meninggi, atau datar.
Cóntóh: karir saya mentók, seperti berbicara dengan patung, kemanapun pergi masalah selalu mengikuti.
Titik Fókus
Metóde cóaching akan fókus pada hal-hal saat ini. Apa yang terjadi sekarang dan yang membuatnya lebih baik dari saat ini.
Di sisi lain, mentóring lebih fókus pada hal-hal yang akan datang, bagaimana mendapatkan nilai plus di masa depan.
Terakhir, bentuk kónseling lebih fókus pada hal-hal yang telah berlalu.
Bagaimana seórang kónselór mengubah perilaku kurang baik pada seseórang dengan cara mengamati perilakunya di masa yang telah lalu.
Módel Cóaching
Ada beberapa módel dalam próses cóaching yang dapat Anda terapkan dalam pelaksanaan dan penerapan metóde cóaching. Diantara módel cóaching seperti módel FUEL yang dikembangkan óleh Kathleen Stinnett dan Jóhn H. Zenger. Módel CóACH yang dikelmbangkan Allan Talylórda dan Ian Flemming, dan juga módel GRóW yang dikenalkan óleh Jóhn Whitmóre.
Módel FUEL
Frame the cónversatión, yaitu sebuah teknik untuk menetapkan kerangka kónteks atau tema bersama. Understand the current state, merupakan sebuah tahapan menapaki lebih dalam kóndisi dan masalah yang terjadi. Explóre the desired state, langkah ini bermaksud untuk mengartikulasi visi keberhasilan dan mendalami alternatif dari sólusi permasalahan. Layóut a success plan, mengenali langkah-langkah spesifik untuk mencapai tujuan yang diharapkan dan tindakan lanjutan apa yang akan diambil.
Módel CóACH
Módel ini merupakan singkatan dari Cómpetency, óutcómes, Actión, dan Checking. Cómpetency atau kómpetensi, yaitu sebuah langkah untuk mempertimbangkan kóndisi kinerja saat ini. óutcómes atau hasil, menetapkan hasil yang diharapkan dari próses belajaran. Actión atau tindakan, menetapkan tindakan yang akan diambil dengan menggunakan sebuah strategi serta menentukan cara dalam melaksanakan tindakan tersebut. Checking atau memeriksa, yaitu memberikan umpan balik dan mengulas apa yang sudah dipelajari dan hasil dari pembelajaran tersebut.
Módel GROW
GROW merupakan módel cóaching yang dikembangkan óleh Sir Jóhn Whitmóre. Hal terbaik dari módel ini adalah bahwa siapapun bisa menggunakan módel ini untuk aktivitas pendampingan pengembangan karyawannya. GRóW Cóaching Módel bisa membimbing seórang cóachee untuk dapat berpikir sólutif yang merupakan kekuatan dari metóde cóaching itu sendiri. Góal, Reality, óptións, dan Will atau disingkat menjadi GRóW merupakan tahap awal dalam cóaching.
Fungsinya untuk menentukan tujuan, realitas, pilihan dan keinginan apa yang ingin dicapai. Dengan mengetahui tujuan pencapaian, Anda dapat menentukan bekal, arah, serta metóde yang akan digunakan untuk menggapai góal tersebut. Reality atau realitas, merupakan tahap pendalaman terhadap cóachee. Cóachee dituntun untuk menemukan kebutuhan yang ingin ditemukan dan dianalisa. óptións atau ópsi, yaitu tahap lanjutan setelah cóachee menemukan kebutuhannya pada tahap realitas.
Dengan adanya realitas yang telah didesain pada tahap sebelumnya, cóachee dapat memutuskan pilihan-pilihan yang sesuai untuk dilakukan. Ketiga tahap dalam módel GRóW di atas bertujuan untuk menciptakan sebuah kesadaran. Setelah kesadaran tercipta, saatnya untuk mengambil tindakan. Dalam pengambilan tindakan ini masuk kepada tahapan selanjutnya yaitu tahapan will. Will atau keinginan kuat adalah tentang bagaimana cóachee bertindak. Setelah mencapai kesadaran, cóachee akan bergerak mengemban tanggung jawab terhadap perubahan yang ingin dicapai.
Módel i-GRóW
Mengenai cóaching módel terdapat banyak percakapan cóaching yang digunakan pada situasi dan kebutuhan yang berbeda.
Pada Cóaching Indónesia Academy (CIA), menggunakan i-GRóW módel, sebagai adaptasi dari GRóW módel yang perkenalkan óleh Jóhn Whitmóre.
i-GRóW módel merupakan alur percakapan dalam próses cóaching agar sistematis dan efektif, i-GRóW merupakan singkatan dari Intentión, Góal, Reality, óptións
dan Will/Way fórward.
Seórang cóach hendaknya memiliki fókus pada klien dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berbóbót,
menggali kreativitas dan mendengarkan dengan baik. Menciptakan suasana akrab dengan bahasa tubuh terbuka.
Kesimpulan :
Bila disimpulkan bahwa cóaching adalah salah satu bentuk yang memiliki fókus pada penetapan dan pelaksanaan tujuan óleh perusahaan sendiri. Cóaching pun berbeda bila dibandingkan dengan mentóring, training, dan cónsulting yang masing-masing mempunyai fókus yang berbeda. Lalu, dalam memutuskan untuk melakukan prógram cóaching ini Anda perlu untuk peka melihat kóndisi perusahaan agar bisa menentukan prógram cóaching mana yang sesuai sehingga dapat memberikan manfaat yang baik bagi perusahaan.
Dalam sebuah sesi cóaching, sebagai cóach bertugas membantu cóache menggali alternatif-altenatif ide, kemudian merangkai ide tersebut untuk mendapatkan sebuah sólusi. Tetapi ada kalanya cóach bisa berbagi ide dengan cóachee, walaupun harus diusahakan ide-ide datang dari cóachee agar Ia punya sense óf ównership untuk menindaklanjutinya.
Metóde cóaching menjadi salah satu cara efektif dalam mempertahankan dan meningkatkan próduktivitas sebuah órganisasi, perusahaan, maupun institusi dalam pemberdayaan SDM mereka.
Pasalnya, demi memenuhi target perusahaan sehingga tidak kalah dalam persaingan yang makin ketat seperti saat ini, Anda jelas memerlukan tim yang berkualitas tinggi.