CARA MENERIMA KENYATAAN 
Segala
peristiwa yang terjadi di dunia ini, adalah fakta-fakta yang tak dapat diubah
lagi oleh apa dan siapapun juga. Peristiwa yang terjadi adalah suatu hal yang
sudah nyata, wajar, dan tidak baik maupun buruk. Yang terjadi pun terjadilah!
Kitalah yang menempelkan sebutan baik atau buruk pada peristiwa yang terjadi,
sesuai dengan penilaian kita yang didasari oleh kepentingan diri pribadi. Dan
sekali kita menilai, sekali kita memberi sebutan baik atau buruk, maka
muncullah sebutan baik buruk, kita senang kalau peristiwa itu baik
(menguntungkan) dan kita kecewa kalau peristiwa itu buruk (merugikan).
Kecewa,
marah, duka dan sebagainya itu berada di dalam CARA MENERIMA KENYATAAN yang berupa
peristiwa itu, bukan terletak pada kenyataan itu sendiri. Dan oleh karena
penilaian kita didasari kepentingan diri, maka apa yang kita anggap baik hari
ini, belum tentu kita anggap baik pada keesokan harinya, dan sebaliknya. Apa
yang kita tangisi hari ini, mungkin besok akan kita tertawakan, dan apa yang
mendatangkan tawa hari ini kepada kita, mungkin akan mendatangkan tangis pada
keesokan harinya. Semua itu tergantung dari keadaan hati kita ketika menghadapi
kenyataan itu.
Kalau kita mau menghadapi segala macam peristiwa dalam hidup ini sebagai suatu kenyataan, suatu fakta yang wajar, maka kita akan menerimanya dengan hati lapang, dengan penuh kewaspadaan tanpa menilai baik buruknya. Dengan demikian, batin kita akan tetap tenang dan jernih, dan tindakan kita sebagai tanggapan terhadap peristiwa itu bukan lagi dikuasai oleh emosi, oleh nafsu, melainkan didasari kecerdasan dan akal budi yang sehat.
Dan kewaspadaanlah yang akan
membuka mata kita bahwa sesungguhnya, segala peristiwa yang terjadi hanyalah
suatu akibat dari suatu sebab. Sebab-sebab itu dapat berantai panjang, namun
pusatnya atau sebab utama dan pertamanya, akan selalu kita dapatkan di dalam
diri sendiri! Kalau sudah begini, tidak mungkin akan ada lagi keluhan, apa pun
yang terjadi menimpa diri.
Jangankan hanya urusan yang tidak langsung mengenai
diri, bahkan datangnya penyakit dan kematian sekalipun merupakan suatu
kewajaran yang tidak dinilai sebagai baik ataupun buruk. Dan kalau sudah
begini, apakah masih ada masalah dalam kehidupan? Kalau batin sudah bebas dari
ikatan apapun juga, kematian pun hanya merupakan suatu kewajaran yang tidak
mendatangkan perasaan was-was atau takut sama sekali.
No comments:
Post a Comment