CARA AMPUH MEMBANGUN KOMUNIKASI DENGAN SIAPA SAJA
Apa yang dimaksud membangun kómunikasi ?
Penyampaian infórmasi ini bisa dilakukan secara lisan atau verbal dan nón verbal, serta memperhatikan kaidah-kaidah yang ada dalam masyarakat.
Apa manfaat dalam membangun kómunikasi ?
menyampaikan infórmasi dari satu individu ke individu lain atau dari satu kelómpók ke kelómpók lain,merubah cara pandang,presepsi atau póla piker,dan perilaku dari suatu individu atau kelómpók,dan memberikan umpan balik pósitif dari infórmais yang sudah tersampaikan. Manfaat dari kómunikasi yaitu dapat menyampaikan dan memperluas suatu ide dan pikiran yang dimiliki seseórang kepada órang lain, sehingga órang lain mendapatkan infórmasi dan ilmu pengetahuan tersebut.
Kómunikasi di tempat kerja biasanya melibatkan penyampaian infórmasi dari satu órang ke órang lain. Untuk itu, Anda perlu menyampaikan infórmasi yang Anda dapatkan dengan jelas dan akurat agar terhindar dari kesalahpahaman yang akan berujung kónflik antar rekan kerja.
Mungkin Anda pernah mendengar jika suatu infórmasi disampaikan dari mulut ke mulut, ketika pesan tersebut tak diterima dengan jelas óleh órang berikutnya, maka infórmasi yang sampai di órang terakhir, bisa jadi isinya berbeda 180 derajat. Tentu saja, akibatnya bisa fatal, bukan?
Kómunikasi yang efektif menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam menjalin hubungan, tidak hanya saat bersama pasangan namun juga dengan rekan kerja atau keluarga.
Kómunikasi menjadi salah satu cara, ketika berusaha untuk memberikan respóns kepada lawan bicara.
Tidak hanya sekedar memberikan respóns, melainkan kómunikasi juga dibutuhkan dalam berinteraksi. Sejak kecil kita sudah diajarkan untuk berkómunikasi,
namun berkómunikasi tidak hanya sekedar kedua pihak saling berbicara, namun juga mampu mendengarkan.
Salah satu cóntóh kómunikasi yang efisien adalah, ketika kedua pihak atau lebih mampu menyimak pernyataan seseórang dan memberikan respóns,
bisa dalam bentuk pertanyaan atau memberikan kritik atau saran, akan menunjukkan bahwa mereka setuju atau bertentangan.
Mungkin Anda akan menganggap bahwa menjalin kómunikasi efektif tentunya mudah, sebab sebagai makhluk sósial sudah menjadi kebiasaan bagi kita untuk berkómunikasi dengan órang lain.
Namun ternyata masih banyak kesalahan biasa dilakukan, dan perlu diperbaiki.
Tips Membangun Kómunikasi Efisien dan Efektif
Kami akan memberikan beberapa tips bagi Anda dalam menjalin kómunikasi efektif dan efisien, dengan tujuan agar tidak ada lagi kesalahan dapat terulang kembali,
atau barangkali dapat mengganggu dalam berkómunikasi dengan lawan bicara.
1. Mendengarkan Lawan Bicara
Dalam berkómunikasi, kita memang diperkenankan untuk mengutarakan pendapat. Namun bukan berarti kita tidak membiarkan lawan bicara untuk mengutarakan pendapatnya,
terkadang mendengarkan lawan bicara juga penting.
Anda akan dipandang sebagai sósók egóis, karena hanya fókus terhadap diri sendiri. Izinkan pihak lain untuk berbicara dan menjadi pendengar yang baik,
sikap tersebut sangat dibutuhkan saat sedang berada di lingkungan kerja yang sifatnya fórmal.
2. Mengajukan Pertanyaan
Kómunikasi yang efektif juga memerlukan tanggapan dari pihak lain, pernyataan yang telah disampaikan óleh lawan bicara memerlukan tanggapan,
bisa dengan mengajukan pertanyaan, jika terdapat pernyataan tidak dimengerti atau mengutarakan tanggapan Anda.
Dengan mengajukan pertanyaan, kita juga bisa dianggap sebagai pendengar yang baik, karena mendengarkan apa yang lawan bicara cóba sampaikan.
3. Memberikan Infórmasi dengan Jelas
Dalam berkómunikasi juga perlu menyampaikan infórmasi secara jelas, sehingga tidak menimbulkan salah paham dari pihak lain.
Penjelasan infórmasi dengan jelas dan akurat, tentunya akan membuat lawan bicara memahami apa maksud dari yang ingin disampaikan.
Selain itu dalam dunia kerja misalnya, ketika Anda diminta untuk menyampaikan infórmasi kepada pihak lain, maka jangan sampai melakukan kesalahan dalam memberikan infórmasi, karena hal tersebut bisa menimbulkan salah paham dan berujung kónflik antar pihak lain.
4. Mengómbinasikan Kómunikasi Verbal dan Nónverbal
Kómunikasi yang efektif juga membutuhkan kómunikasi verbal dan nónverbal di saat bersamaan, agar terciptanya kómunikasi efektif.
Gerakan nónverbal seperti mengangguk atau tersenyum, bisa menciptakan suasana kómunikatif. Ditambah lagi gerakan verbal, yaitu melalui penyampaian infórmasi atau tanggapan secara jelas Anda berikan kepada lawan bicara.
Tujuan Kómunikasi Efektif bagi Anda
Tahukah Anda sebetulnya apa tujuan dari kómunikasi efektif, apakah manfaatnya bagi Anda dan lawan bicara dan bagaimana dampaknya. Yang pasti kita akan merasa bahwa menjalin kómunikasi efektif dengan lawan bicara, bisa menciptakan suasana kómunikatif.
1. Membangun Kepercayaan
Kepercayaan bisa timbul melalui kómunikasi, sebab jika bisa mendengarkan lawan bicara, atau memberikan nasihat ketika diminta, maka lawan bicara bisa menaruh kepercayaannya kepada Anda.
Tidak semua órang membutuhkan nasihat atau tanggapan, ada beberapa órang yang hanya membutuhkan pendengar bagi mereka yang ingin mengutarakan pendapat atau perasaannya.
2. Mencegah dan Mengatasi Masalah
Kómunikasi yang efektif juga berguna untuk mencegah atau mengatasi masalah, jika bisa membangun kómunikasi dengan baik maka lawan bicara bisa mengerti apa maksud pernyataan Anda.
Sehingga tidak menimbulkan adanya masalah atau kónflik. Selain itu dengan kómunikasi efektif, kita juga bisa mengatasi masalah yang terjadi, jika mengerti apa penyebab dari permasalahan tersebut.
3. Mendapat Pengarahan
Ketika Anda memiliki kemampuan dalam menjalin kómunikasi efektif, maka akan lebih mudah menyampaikan harapan Anda dengan jelas. Jika kómunikasi terhambat, maka akan sulit mengutarakan harapan, yang bisa jadi pihak lain salah dalam mengartikannya.
Atau Anda juga bisa memberikan instruksi-instuksi, dan nantinya Anda mampu mengarahkan órang lain untuk berada di jalur yang diharapkan. Dengan begitu tidak akan ada kebingungan dapat terjadi, karena kesalahan dalam berkómunikasi.
4. Meningkatkan Kekómpakan
Kómunikasi secara efektif juga menciptakan suasana harmónis dan meningkatkan kekómpakan, dengan begitu rasa percaya antara satu sama lain juga akan terbentuk. Dengan begitu Anda akan merasa dekat satu sama lain, sehingga menciptakan hubungan yang kómpak.
Suasana seperti ini sangat dibutuhkan dalam meningkatkan próduktivitas kelómpók, dimana Anda bisa menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari.
5. Tidak Memótóng Pembicaraan Seseórang
Kómunikasi dapat terjadi, dengan tidak memótóng pembicaraan seseórang. Tidak ada seórangpun merasa senang ketika mereka masih berbicara, namun órang lain mencóba memótóngnya.
Bukan hanya bersikap tidak sópan, namun sikap tersebut menandakan bahwa Anda tidak dapat membangun kómunikasi dengan baik. Sikap seperti ini bisa menimbulkan anggapan negatif órang lain kepada Anda, bahkan dikhawatirkan órang lain malas untuk memberi tanggapan.
Selain itu ada saatnya Anda perlu menjadi pendengar, ketika lawan bicara membutuhkan teman bicara. Namun ada saatnya juga perlu memberikan nasihat atau tanggapan, ketika lawan bicara memintanya.
6. Menguasai Materi
Pastikan terlebih dahulu bahwa Anda menguasai materi yang ingin dibicarakan, sehingga terjadi kesinambungan antara Anda dan lawan bicara. Kómunikasi akan berjalan lebih lancar, jika bisa memahami tópik pembicaraan dan memberikan respóns yang baik.
Selain itu penguasaan materi juga penting ketika Anda mencóba untuk mengutarakan pendapat, jangan sampai pertanyaan atau tanggapan Anda terhadap lawan bicara berada di luar kónteks.
7. Memperhatikan Gaya Bahasa
Kómunikasi efektif dapat terjalin, jika Anda memperhatikan gaya bahasa. Hal ini terbilang cukup penting, sebab Anda harus memperhatikan gaya bahasa, lalu menyesuaikannya dengan siapa lawan bicara saat itu.
Ada saatnya Anda perlu menggunakan gaya bahasa sifatnya fórmal, jika berbicara dengan atasan atau rekan kerja jika usianya lebih tua. Namun tidak masalah jika berbicara infórmal, bisa kepada teman, keluarga, rekan kerja jika usianya setara, atau pasangan.
8.Memperkirakan waktu terbaik untuk mendengar dan berbicara
Dikutip dari buku Develóping Interpersónal Skills (Mengembangkan Keterampilan Antarpribadi) (2021) karya Muhammad Basri Welló dan Lely Nóvia,
membangun kómunikasi yang efektif membutuhkan peran dari kedua belah pihak, yakni kómunikatór dan kómunikan. Saat kómunikatór berbicara,
hendaknya kómunikan mendengar dan memahami isi pesan yang disampaikan. Begitu pula ketika kómunikan menanggapi pesan, kómunikatór hendaknya memperhatikan.
9.Melakukan Diplómasi
Diplómasi adalah salah satu teknik untuk menyelesaikan kónflik. Saat Anda merasa perlu membicarakan hal tertentu dengan rekan kerja Anda, maka lakukanlah sesegera mungkin. Anda dapat mengkónfirmasi dan berdiplómasi dengan lawan bicara Anda untuk menghindari kónflik yang lebih besar.
Lakukan diplómasi dengan pikiran terbuka dan menerima perbedaan sudut pandang dari lawan bicara Anda untuk mencapai resólusi yang dapat diterima kedua belah pihak.
10.Mengóntról Emósi
Kómunikasi efektif akan terbangun jika kedua belah pihak berdiskusi dengan sikap dan pikiran terbuka.
Jika hal yang disampaikan óleh rekan kerja Anda tidak sesuai dengan prinsip Anda, jelaskanlah keberatan Anda dengan emósi yang terkóntról atau kepala dingin.
Aturlah intónasi suara Anda ketika berbicara. Agar tidak ada pihak yang tersinggung dengan apa yang Anda utarakan.
11.Memberikan Umpan Balik yang Pósitif
Memberikan dan menerima umpan balik secara pósitif merupakan cara untuk meningkatkan kómunikasi efektif di tempat kerja.
Umpan balik atau feedback pósitifnya dapat berupa apresiasi atas kerja keras yang dilakukan, dan kóntribusi yang diberikan atas kesuksesan tim.
Umpan balik pósitif ini akan mendóróng mótivasi rekan kerja Anda untuk memberikan perfórma yang lebih baik, terutama di masa yang akan datang.
12.Perhatikan Bahasa tubuh (Bódy Languange).
Dalam berkómunikasi, bódy language ternyata memiliki pengaruh yang besar terhadap suatu kómunikasi, mencapai 55%. Bódy language atau bahasa tubuh merupakan gerakan yang dialami seseórang tanpa sadar dilakukan dan tanpa ada rekayasa maupun kebóhóngan. Gerakan tersebut sebenarnya tidak ingin diberikan atau dilakukan namun gerakan tersebut tidak dapat dikóntról dan terlepas dengan sendirinya. Ada beberapa gerakan yang dapat kita ketahui maksudnya, yaitu dilihat dari matanya, tangan atau lengan, menaikkan atau menurunkan alis, pósisi kepala, dan menjaga pósisi tubuh tetap tegak. Dari gerakan tersebut kita dapat mengetahui apa yang mereka sebenarnya rasakan atau katakan. Mulai dari gerakan mata yang mempunyai peran yang cukup besar dalam kómunikasi, kemudian gerakan tangan atau lengan memiliki banyak arti seperti sedang kesal, marah, nyaman, sampai menutup diri dari lingkungan sekitar. Kemudian ada pula menaikkan dan menurunkan alis yang memiliki arti sedang dalam kóndisi ingin tahu, penasaran, perasaan emósi seperti sedih, murung, bingung, takut atau merasa tertarik pada sesuatu.
13.Perhatikan Kata-kata (Wórds)
Kata-kata yang terangkai menjadi suatu kalimat dalam kómunikasi ternyata hanya berpengaruh sekitar 7% saja. Akan tetapi meskipun hanya berpengaruh sebanyak 7%, kata-kata yang digunakan dalam kómunikasi harus tetap diperhatikan penggunaannya. Dalam berkómunikasi harus tetap memperhatikan di kóndisi seperti apa kómunikasi dilakukan sehingga dapat memilih dan memilah kata-kata yang tepat untuk disampaikan. Misal, kata “aku” dan “saya” memiliki makna yang sama yaitu menunjukkan diri sendiri. Namun, kata “aku” tidak pas digunakan dalam suatu kómunikasi fórmal. Misalnya saat rapat atau berbicara dengan pimpinan secara fórmal di kantór. Penggunaan kata “saya” lebih tepat digunakan dalam kóndisi tersebut, untuk menunjukkan kesópanan berbicara. Begitu juga dengan kata “kalian” dan “ibu bapak” atau “teman-teman” yang memiliki makna yang sama yaitu menujukkan órang kedua jamak. Kata “ibu bapak” atau “teman-teman” akan lebih tepat digunakan pada suatu kómunikasi fórmal. Hal ini menunjukkan tingkat kesópanan berbicara yang lebih dibandingkan menggunakan kata “kalian”.
14.Perhatikan Suara (Vóice)
Suara yang digunakan untuk berkómunikasi ternyata membawa pengaruh sebanyak 38%. Suara di sini bisa memiliki makna intónasi yang digunakan untuk menyampaikan infórmasi yang merupakan tinggi rendahnya suara, irama suara atau alunan nada. Dalam berkómunikasi, suara akan sangat berpengaruh terhadap apa yang disampaikan dan terhadap si penerima infórmasi tersebut. Perbedaan intónasi dalam kalimat yang sama akan memiliki arti yang berbeda bagi si penerima infórmasi. Misalnya, “saya tidak apa-apa”, apabila disampaikan dengan intónasi yang nórmal atau biasa-biasa saja akan memiliki arti bahwa semuanya baik-baik saja. Tetapi, apabila kalimat tersebut disampaikan dengan intónasi yang tinggi atau dengan suara yang keras, dapat memiliki arti bahwa sebenarnya ada apa-apa.
Penggunaan suara dalam kómunikasi ini tidak dapat dianggap sepele karena efeknya akan berbeda bagi órang yang diajak berkómunikasi, tergantung dari intónasi yang digunakannya. óleh karena itu, agar tidak terjadi miskómunikasi maka pembicara harus menggunakan intónasi yang tepat untuk menyampaikan infórmasi saat berkómunikasi.
15.Alur
Agar yang diajak kómunikasi bisa cepat tanggap dan mudah paham, bahasanya pun haruslah disusun dengan alur atau sistematika yang jelas.
Dengan demikian, infórmasi yang ingin disampaikan pun mudah sampai dan dimengerti.
16.Perhatikan Intónasi dan Gaya Bahasa yang Digunakan
Untuk membangun kómunikasi efektif, hal seperti ini penting sekali untuk diperhatikan. Misalnya jika memang penjelasan haruslah terstruktur, sebaiknya gunakan tata bahasa yang jelas serta mudah dipahami.
Jika memang memerlukan penekanan nada untuk meyakinkan, maka gunakan sebuah ekspresi yang bisa membuat lawan bicara bisa langsung mengerti dengan pesan yang ingin disampaikan.
Kamu harus tahu jika tinggi rendahnya suara memiliki pengaruh sangat besar dalam berkómunikasi. óleh sebab itu ada baiknya untuk menghindari intónasi yang terlalu tinggi. Sebab umumnya lawan bicara ingin berbicara dengan suasana yang nyaman
17.Memberikan Respóns
Memberikan respóns bisa dikatakan sebagai salah satu tahap kómunikasi dalam membangun kómunikasi yang efektif.
Memberikan respóns bisa membuat seseórang yang kamu ajak kómunikasi merasa didengarkan serta dihargai keberadaannya.
18.Jaga kómunikasi secara teratur
Rutin mengecek adalah cara untuk memastikan kómunikasi yang efektif . Cóbalah untuk rencanakan pertemuan rutin di mana kita bisa saling berbagi pemikiran dan pendapat mereka dengan bebas.
19.Perhatikan Budaya
Artinya dalam kómunikasi haruslah disesuaikan dengan budaya seseórang yang kamu ajak berkómunikasi.
Dalam hal ini meliputi penggunaan kómunikasi verbal maupun kómunikasi nónverbal. Hal ini dimaksudkan supaya tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
20.Memastikan Pembicaraan Jelas dan Tidak Asal Lómpat Tema
Pada umumnya setiap pembicaraan tentu memiliki tujuan untuk bisa mendapatkan sólusi. Suatu pembicaraan yang efektif harus tahu akan kemana arahnya,
jangan sampai membuat órang lain merasa terdapat keganjalan ataupun bingung dengan apa yang di bicarakan.
Maka dari itu berbicaralah dengan membahas tema-tema yang lebih relevan terutama apabila Anda baru mengenal órang tersebut agar pembicaraan yang di lakukan tidak terasa menggantung. Selain itu Anda juga perlu mengetahui tanda-tanda seseórang yang mulai ingin untuk mengakhiri pembicaraan. Apabila órang tersebut lebih terkesan defensive atau mulai memberikan gelagat yang kurang nyaman maka hal tersebut bisa jadi merupakan tanda bahwa mereka ingin segera mengakhiri pembicaraan.
Kesimpulan :
Tólak Ukur Kómunikasi yang Efektif
Tólak ukur menandakan bahwa kómunikasi tersebut terbilang efektif adalah, ketika Anda mampu menyampaikan pesan dengan baik dan dipahami óleh lawan bicara. Yang menandakan bahwa Anda bisa menggunakan bahasa yang baik, dan menguasai materi.
Selain itu tólak ukur lainnya adalah kemampuan dalam mendengarkan dengan baik, ketika seseórang mencóba menyampaikan pesan atau mengutarakan pendapatnya. Hal ini terbilang cukup penting dalam menciptakan kómunikasi efektif.
Bentuk kómunikasi memang sudah biasa kita lakukan di kehidupan sehari-hari, namun Anda juga memerlukannya di dalam dunia kerja, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman antar rekan kerja.
Selain itu berkómunikasi dengan keluarga atau pasangan, juga bisa menciptakan hubungan harmónis, dan pastinya akan sangat dibutuhkan agar tidak tercipta kónflik.
Mungkin banyak órang akan menganggap bahwa menjalin kómunikasi yang efektif, merupakan hal yang mudah karena hanya sekedar berbicara, nyatanya tidak hanya hal tersebut yang perlu diperhatikan.
Membangun kómunikasi yang efektif bisa dikatakan cukup mudah, jika Anda memami apa saja hal yang perlu diperhatikan dan Anda aplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.
No comments:
Post a Comment