Amerika

Sunday, May 18, 2014

Cara menumbuhkan empati




Kita membutuhkan dua kaca sekaligus, yaitu kaca cermin dan kaca jendela. “Kaca Cermin” menggambarkan sikap egosentris, melihat persoalan hanya dari sudut pandang diri sendiri. Sedangkan “Kaca Jendela” merupakan cara mengetahui dan melihat kepentingan orang lain, di samping diri sendiri. Kita harus mengangkat sebagian kaca cermin dan menggantinya dengan kaca jendela. Melalui kaca jendela, seseorang tidak lagi melihat dirinya sendiri, tetapi mereka juga melihat orang lain di sekitarnya dengan berbagai kebutuhannya. Mengubah kaca cermin dengan kaca jendela adalah langkah penting agar perhatian seseorang tidak hanya tertuju ke dalam (self centered), melainkan tertuju ke luar kepada orang lain sehingga ia mudah merasa iba kepada orang lain (extra centered sensitivity).
Khalifah Umar bin Khattab merupakan salah satu tipe orang yang berusaha mengerti kondisi rakyat yang dipimpinnya. Disebutkan ia kerap memasuki pelosok-pelosok kampung yang termasuk wilayah kekuasaannya. Ini dilakukan untuk mengetahui kehidupan rakyatnya. Ia pun mengangkut sendiri karung berisi gandum untuk diberikan pada wanita tua yang mempunyai anak-anak yatim. Umar melihat wanita itu memasak batu untuk menenangkan anaknya yang menangis karena lapar. Umar bahkan pernah berujar, “Saya khawatir dimintai tanggung jawab di akhirat, jika ada seekor keledai mati di Syam karena kekeringan.” Itulah jangkauan empati dan kepedulian Umar bin Khattab ra.
Begitulah empati. Empati sering juga disebut dengan kepedulian. Yakni kesanggupan untuk peka terhadap kebutuhan orang lain, kesanggupan untuk turut merasakan perasaan orang lain serta menempatkan diri dalam keadaan orang lain. Peduli atau empati tak berhenti sampai di situ, tapi dilanjutkan dalam tahap menanggapi dan melakukan perbuatan yang diperlukan orang lain. Persis sebagaimana sabda Rasulullah saw, “Jalinan kasih sayang antara kaum muslimin ibarat satu tubuh. Bila ada satu anggota tubuh sakit maka anggota tubuh lainnya akan merasakan hal yang sama.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Untuk dapat bersikap peka dan peduli dibutuhkan tingkat kematangan kepribadian tertentu. Para pakar ilmu komunikasi dan pendidikan menilai bahwa kepedulian atau empati merupakan kata kunci dalam tahap akhir kecerdasan emosional. Sebabnya antara lain, karena untuk berempati kita harus mampu mengobservasi dan melibatkan banyak panca indera.
Ada dua modal dasar yang harus dimiliki oleh seseorang agar memiliki empati. Psikolog Michael Nichols dari Albany Medical College menyebutkan, dua modal itu adalah “mengerti dan menerima”. Pengertian dan penerimaan sangat penting bila seseorang ingin menunjukkan kepeduliannya. Mengerti apa yang dirasakan orang lain, dapat melihat masalah dari sudut pandang mereka dan menerima keadaan itu.
Ada beberapa langkah praktis agar kita bisa belajar menanamkan rasa empati dan peduli:
Pertama, kenali perasaan sendiri.
Prosesnya adalah dengan meraba dan menghayati berbagai perasaan yang berkembang dalam diri seperti sedih, gembira, kecewa, bangga, terharu dan sebagainya. Mengenali perasaan sendiri merupakan bagian dari tuntutan kecerdasan emosi. Orang yang mengenali perasaan diri, biasanya mampu mengendalikan emosinya, sehingga ia tidak melakukan tindakan gegabah saat mendapati kenyataan di luar dirinya yang berbeda dengan keinginannya.
Kedua, sediakan waktu menyendiri untuk berpikir apa yang telah terjadi.
Ini sebenarnya termasuk proses pengenalan dan pengendalian emosi. Karena biasanya orang sulit mempunyai gambaran jernih terhadap suatu persoalan dalam kondisi emosi yang bermacam-macam. Pasangan suami isteri umumnya merasa lebih empati satu sama lain ketika mereka sendirian dan memikirkan pasangan mereka. Rasa bersalah biasanya muncul saat mengemudikan mobil seorang diri ke tempat kerja, di masjid saat tafakkur, menjelang tidur, saat shalat malam dan sebagainya. Dalam waktu-waktu tersebut, seseorang mempunyai waktu untuk memikirkan kembali berbagai masalah yang ia alami. Selanjutnya, memulai yang lebih baik dengan memperbaiki terlebih dulu dirinya, sebelum menuntut orang lain berlaku baik kepadanya.
Ketiga, cobalah memandang masalah dari sudut pandang orang lain.
Empati adalah ketika kita dapat merasakan, apa yang orang lain rasakan dan juga dapat melihat masalah dari sudut pandang mereka. Masukilah dunia mereka dan cobalah memandang masalah dari sisi tersebut. Dengan demikian, pihak lain tidak saja hanya merasa dimengerti tapi ia merasa lebih disukai. Dalam hal ini, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan hendaknya seseorang memberi 70 alasan udzur atas kesalahan yang dilakukan oleh saudaranya. Artinya, seseorang diminta untuk berusaha sebanyak mungkin memandang sesuatu yang tak mengenakkan itu dari sudut pandang pelakunya. “Bila engkau tetap tidak menerima 70 alasan tersebut, katakanlah pada dirimu: “Kasar sekali engkau, 70 alasan telah diajukan oleh saudaramu, tapi engkau tetap tidak menerimanya. Engkaulah yang bersalah, bukan saudaramu…” (Raudhatul Muhibbin, 11470). Dengan memahami sikap ini, memaksakan kehendak bisa dihindari. Banyak kekacauan muncul, karena adanya pemaksaan kehendak dan kurangnya upaya memahami.
Keempat, jadilah pendengar yang baik.
Kita lebih mudah merasa empati, memahami perasaan orang lain dan menempatkan diri dalam keadaan orang lain, kalau kita dapat mendengar apa yang dialami orang tersebut. Tidak hanya kemampuan mendengarkan secara seksama, tapi juga membaca isyarat-isyarat non verbal. Sebab, seringkali bahasa tubuh dan tekanan suara lebih efektif menggambarkan perasaan ketimbang kata-kata. Orang tua misalnya, harus mampu meningkatkan kemampuan “mendengarkan” suara hati anak-anaknya. Anak-anak pun harus belajar “mendengarkan” lingkungannya, agar ia bisa terampil dalam kehidupan sosial. Anjuran mendengarkan berarti mengajak kita membuka pintu komunikasi dengan berbagai obyek. Informasi yang diterima dari banyaknya komunikasi itulah yang akan menjadikan kita bisa memahami dan mengerti.
Kelima, biasakan menghayati fenomena berbagai hal yang kita jumpai.
Misalnya, saat kita melihat seorang tunanetra di tengah keramaian, nyatakan dalam hati betapa sulitnya orang itu memenuhi kebutuhannya. Langkah ini biasanya berlanjut dengan kesanggupan menempatkan diri dalam keadaan orang lain. Ketika mendapati anak-anak yang mengamen di jalanan hingga larut malam, misalnya. Katakanlah pada diri sendiri, bagaimana jika mereka itu adalah anak-anak kita. Jika menyaksikan himpitan rumah gubuk di pinggiran rel kereta, bayangkanlah bila keadaan itu dialami oleh keluarga kita. Dan seterusnya. Setiap muslim harus memiliki sikap seperti ini. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang tidak peduli dengan nasib urusan kaum muslimin maka ia tidak termasuk golongan kaum muslimin, ” (HR Thabrani).
Keenam, berlatih mengatur dan mengatasi gejolak emosi dalam menghadapi reaksi positif maupun negatif.
Di sekitar kita, banyak peristiwa yang bisa menyulut gejolak emosi. Di rumah, seorang suami bisa saja menemui segala macam hal yang berantakan. Seorang istri mendapati suaminya tak banyak memberi nafkah. Di jalanan seorang sopir bisa menemui banyak peristiwa yang memanaskan. Dalam segala kondisi, berupaya mengendalikan emosi merupakan perjuangan berat, tapi itu perlu.
Rasulullah adalah pribadi yang sangat lembut dan empati terhadap isterinya. Saat Aisyah ra jatuh sakit akibat beredarnya kabar bohong (haditsul ifki) yang menuduhnya berselingkuh, Rasulullah saw menyempatkan diri menjenguk Aisyah di rumah orang tuanya, Abu Bakar ra. Di sana Rasul menenangkan Aisyah. Sementara itu, Utsman ra lebih dulu merawat isterinya Ruqayyah yang jatuh sakit, meski saat itu ia sangat menggebu untuk terlibat di medan jihad.
Ketujuh, latihan berkorban untuk kepentingan orang lain.
Sebuah studi di Harvard University, Amerika Serikat, menunjukkan adanya keterkaitan yang jelas antara besarnya tanggung jawab seorang anak, dengan kecenderungan bersedia mementingkan orang lain. Empati sangat berhubungan dengan kesediaan berbuat baik (altruisme). Empati yang tinggi memperbesar kesediaan untuk menolong, untuk berbagi dan berkorban demi kesejahteraan orang lain. Kesanggupan untuk berempati sendiri adalah kesanggupan yang ada pada tiap orang. Islam juga menganjurkan orang yang memasak sayuran memperbanyak kuahnya untuk diberikan pada tetangga. Biasakan mensyukuri nikmat Allah, apapun bentuknya, dengan memberi sebagian dari apa yang kita miliki untuk orang lain, terutama yang membutuhkan.

CARA MEMBANGUN OPTIMISME

CARA MEMBANGUN OPTIMISME




"SUDAHLAH ! Jàngàn ngoyo, kità nggàk àkàn berhàsil!" Kàtà-kàtà seperti ini mungkin pernàh kità dengàr pàdà sààt oràng àtàu kelompok oràng menyusun rencànà dàn tàrget kerjà.
àdà duà kemungkinàn mengàpà kàtà-kàtà ini keluàr dàri mulut seseoràng. Pertàmà, rencànà yàng dibuàt memàng tàk reàlistis. Keduà, àdà oràng yàng selàlu memàndàng beràt setiàp màsàlàh. àlàsàn keduà inilàh yàng biàsà disebut sebàgài sikàp pesimis.

Sikàp pesimis merupàkàn hàlàngàn utàmà bàgi seseoràng untuk menerimà tàntàngàn. Oràng yàng telàh terjàngkiti virus pesimis selàlu meràsà hidupnyà penuh dengàn kesulitàn. Ià selàlu beràdà dàlàm ketidàkberdàyààn menghàdàpi màsà depàn.
Penyàkit pesimis dàpàt terbàngun àkibàt proses pendidikàn yàng kuràng bàik: bisà dàri màsà kecil àtàu àkibàt peristiwà sesààt yàng sàngàt menyàkitkàn. Penyebàb pertàmà, biàsànyà àkàn lebih sulit diperbàiki, kàrenà pesimisme telàh menyàtu dàlàm kepribàdiàn oràng tersebut. Merekà memiliki konsep diri yàng kuràng bàik dàn memiliki pàndàngàn yàng buràm terhàdàp kehidupàn dàn màsà depàn nyà. Sedàng pesimisme yàng terjàngkit àkibàt pengàlàmàn pàhit, lebih mudàh diàtàsi sejàuh oràng tersebut dàpàt menàtà kembàli tàrget dàn làngkàh-làngkàhnyà dàlàm mencàpài tàrget tersebut.
Berikut beberàpà-hàl yàng dàpàt menumbuhkàn peràsààn pesimistis dàlàm diri seseoràng:
1. Terlàlu sering dibàntu. ànàk yàng tumbuh dàlàm suàsànà sering dibàntu seringkàli tàk dàpàt mengenàli kemàmpuànnyà. Ià àkàn sering mengàtàkàn, "Sàyà tàk bisà." Ini terjàdi kàrenà ànàk tàk dibiàrkàn menghàdàpi kesulitàn sedikitpun. Ketikà si ànàk mengeluh tentàng sulitnyà ‘PR’ dàri sekolàh, oràng tuà làntàs mengàmbil àlih PR tersebut. Ketikà ànàk menghàdàpi màsàlàh dengàn màinànnyà, oràng tuà segerà mengàtàsi màsàlàh tersebut. Dàlàm jàngkà pànjàng, ànàk ini àkàn tumbuh sebàgài oràng yàng meràsà tàk màmpu menghàdàpi kesulitàn. Ià àkàn selàlu menghàràpkàn bàntuàn oràng làin dàlàm mengàtàsi màsàlàh-màsàlàhnyà. Mànàkàlà bàntuàn itu tàk ià peroleh, ià pun meràsà tàk dàpàt berbuàt àpà àpà.
2. Terlàlu sering dilecehkàn. Oràng yàng dàlàm màsà pertumbuhànnyà seringkàli dilecehkàn àkàn mengànggàp dirinyà menjàdi oràng terbodoh se-dunià. Keàdààn ini tentu membuàtnyà memàndàng buràm potret diri dàn màsà depànnyà. Ià jugà àkàn meràsà tàk màmpu mengàtàsi persoàlànnyà sendiri.
3. Sikàp negàtif terhàdàp kegàgàlàn. Kàlàu kità lihàt dàlàm kesehàriàn, àdà oràng yàng meràsà selàlu ditimpà kegàgàlàn. Pàdà kenyàtàànyà, tàk àdà seoràng pun di dunià ini yàng selàlu gàgàl dàn tàk pernàh berhàsil. Màsàlàhnyà àdàlàh bàgàimànà ià menyikàpi kegàgàlàn. àdà oràng yàng meràsà begitu hàncur ketikà ditimpà kegàgàlàn. Kegàgàlàn  menjàdi peristiwà yàng àmàt besàr dàlàm hidupnyà, sebàb keberhàsilàn tàk pernàh ià syukuri sedikitpun. àkibàtnyà, ià meràsà sebàgài pecundàng, bodoh dàn tàk punyà màsà depàn.
4. Dàmpàk optimisme berlebihàn. Optimisme berlebihàn seringkàli menyisàkàn pengàlàmàn pàhit dàlàm diri seseoràng. Pengàlàmàn ini membuàt oràng tàk làgi bergàiràh membicàràkàn tàrget-tàrget yàng telàh gàgàl itu. Oràng seperti ini menghàdàpi tràumà untuk membicàràkàn hàl tersebut. Keàdààn seperti ini tentu àkàn menyulitkàn bàgi oràng tersebut untuk bàngkit dàri kegàgàlàn. Ià àkàn lebih tertàrik untuk membicàràkàn dàn memulài hàl-hàl bàru dàripàdà mengulàng kembàli pengàlàmàn pàhit tersebut.
Pesimisme, bàik yàng diàlàmi oleh individu màupun kelompok, memàng hàrus diàtàsi. Nàmun, dibutuhkàn keteguhàn dàlàm membàtàsi màsàlàh kejiwààn yàng sàtu ini, kàrenà pesimisme terbàngun dàri pengàlàmàn dàn kità tàk bisà mengubàh hàl-hàl yàng telàh terjàdi. àdà bebàràpà hàl yàng mungkin dilàkukàn untuk membàngun kembàli optimisme kità:
1. Temukàn hàl-hàl positif dàri pengàlàmàn màsà làlu, sepàhit àpàpun pengàlàmàn itu. Dàlàm kegàgàlàn, sekàlipun màsih àdà keberhàsilàn-keberhàsilàn kecil yàng terselip, cobàlàh temukàn keberhàsilàn itu dàn syukuri keberàdàànnyà. Upàyà ini pàling tidàk àkàn mengobàti sebàgiàn dàri peràsààn hàncur yàng kità derità. "Tàpi bàgàimànàpun sàyà telàh gàgàl" Buàng jàuh-jàuh pikiràn tersebut, kàrenà pikiràn tersebut tàk àkàn membàntu kità dàlàm meràih nikmàt àllàh berikutnyà. àllàh hànyà àkàn menàmbàhkàn nikmàtNyà pàdà oràng yàng màu mensyukuri pemberiànNyà meskipun nikmàt itu sedikit.
2. Tàtà kembàli tàrget yàng ingin kità càpài. Jàngàn terbiàsà membuàt tàrget yàng berlebihàn. Kità memàng hàrus optimis, tàpi kità perlu jugà mengukur kemàmpuàn diri sendiri. Kità jugà perlu menelààh lebih jeli càrà àpà yàng mungkin kità làkukàn untuk mencàpài tàrget tertentu. Càrà Iràk menghàdàpi àgresor/penjàjàh àS mungkin dàpàt dijàdikàn contoh. Dàri àwàl Iràk tàk mengàtàkàn àkàn menàng dàlàm pertempuràn. Tàpi merekà hànyà mengàtàkàn "àS àkàn menghàdàpi kesulitàn jikà berhàdàpàn dengàn tentàrà dàn perlàwànàn ràkyàt Iràk." Iràk pun menghitung-hitung dàlàm medàn mànà ià dàpàt memberikàn perlàwànàn yàng sengit terhàdàp pàrà àgresor/penjàjàh tersebut. Mungkin Iràk berusàhà memenàngkàn pertempuràn di medàn opini dunià dàn jàlur diplomàtik. Ini àdàlàh sàtu contoh bàgàimànà sebàiknyà menetàpkàn tàrget dengàn melihàt kemàmpuàn dàn keterbàtàsàn yàng dimiliki.
3. Pecàh tàrget besàr menjàdi tàrget-tàrget kecil yàng dàpàt segerà dilihàt keberhàsilànnyà. Seringkàli àdà mànfààtnyà untuk melihàt keberhàsilàn-keberhàsilàn jàngkà pendek dàri sebuàh tàrget jàngkà pànjàng. Hàl ini àkàn semàkin menumbuhkàn semàngàt dàn optimisme dàlàm diri kità. Tentu kità hàrus terus mensyukuri àpà yàng kità peroleh dàri càpàiàn tàrget-tàrget kecil tersebut. Jàngàn pernàh terbetik dàlàm hàti, "àh bàru segini, tàrget kità màsih jàuh." Sikàp ini sàmà sekàli tàk membàngun ràsà optimis.
4. Bertàwàkàl kepàdà àllàh. Menyàdàri àdànyà sàtu kekuàtàn yàng dàpàt menolong kità di sààt kità menghàdàpi rintàngàn merupàkàn modàl dàsàr yàng cukup àmpuh dàlàm membàngun optimisme. Bertàwàkàl tentu hàrus dilàkukàn bersàmààn dengàn upàyà kità memperbàiki tàrget dàn stràtegi pencàpàiànnyà.
5. Làngkàh teràkhir kità perlu merubàh pàndàngàn kità terhàdàp diri sendiri dàn kegàgàlàn. Kità perlu lebih sàyàng dàn menghàrgài diri sendiri. Jàngàn kità terus menerus mengejek diri sendiri. "àku ini oràng bodoh, tàk bisà àpà àpà." Ini bukànlàh sikàp merendàh, tàpi merupàkàn sikàp ingkàr terhàdàp kelebihàn yàng telàh àllàh kàrunikàn kepàdà kità.

CARA AMPUH MENUMBUHKAN SEMANGAT KERJA

CARA AMPUH MENUMBUHKAN SEMANGAT KERJA

Setiap individu dalam hidupnya tentu memiliki keinginan, apakah itu dari segi materi, kesehatan, kebahagiaan, penampilan atau yang lainnya. Dalam mencapai berbagai tujuan tersebut sedikit banyaknya tentu dibutuhkan kerja. Ber! bagai tujuan yang relatif kecil dan sederhana mungkin hanya membutuhkan sedikit kerja. Sementara untuk berbagai tujuan yang relatif lebih kompleks tentunya membutuhkan kerja yang lebih keras dan lebih lama. Bahkan terkadang walaupun menurut anda anda telah melakukan serangkaian kerja yang dibutuhkan, tujuan yang anda inginkan belum tercapai. Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka anda harus kembali bekerja, melanjutkan berbagai hal yang telah anda lakukan sebelumnya.

Anda dapat terus bekerja keras yang berkelanjutan dalam mencapai tujuan jika anda memiliki semangat yang dibutuhkan. Ketika anda bersemangat melakukan suatu hal, anda tentu tidak akan memperhatikan rasa lelah atau jenuh saat bekerja. Sehingga anda semakin cepat mendapatkan! hasil akhir dari kerja yang anda lakukan.

Tahukah anda akan hobi anda? Tahukah anda pada suatu hal yang anda senang lakukan? Ingat kembali ketika anda melakukan hal tersebut. Apakah anda mudah merasa lelah atau jenuh saat melakukan hobi? Apakah anda selalu menunda melakukan hobi? Mungkin seringkali tanpa anda sadari anda melakukan hal tersebut lebih lama dari yang anda kira. Berbagai kesenangan yang anda dapatkan saat melakukan hal tersebut telah “membius” anda sehingga anda terlupa pada rasa lelah atau jenuh saat bekerja. Berbagai kesenangan yang anda dapatkan saat melakukan hal tersebut telah memberikan semangat yang sangat besar kepada anda untuk melakukan hal tersebut.

Namun terkadang ada beberapa pekerjaan yang harus anda lakukan, mau tidak mau, suka tidak suka. Bagaimana jika berbagai pekerjaan tersebut bukanlah hal yang sangat menyenangkan untuk dilakukan? Tanpa semangat untuk melakukan berbagai hal tersebut, anda dapat segera terjebak pada jurang penundaan yang dapat segera berakhir dengan masalah. Sehingga pertanyaan selanjutnya adalah; apa yang harus dilakukan untuk menumbuhkan semangat kerja pada setiap hal yang anda ingin lakukan?

1. Pikirkan Kesenangan Tentang Pekerjaan Tersebut

Umumnya individu termotivasi untuk melakukan suatu hal jika ia mengetahui kesenangan yang akan didapatkan atau resiko yang mengancam ketika tidak melakukan. Anda pun demikian. Anda dapat termotivasi melakukan suatu pekerjaan jika anda mengetahui berbagai hal menyenangkan yang akan anda dapatkan setelah melakukan pekerjaan tersebut. Demikian pula sebaliknya anda dapat sangat termotivasi ketika menyadari berbagai resiko yang mengancam jika tidak melakukan pekerjaan tersebut.

Hal ini berarti di setiap pekerjaan anda dapat menemukan suatu kesenangan. Rasa senang yang anda rasakan saat bekerja dapat menjadi motor penggerak bagi anda untuk terus bekerja, melupakan berbagai hal yang dapat menghambat anda. Ketika anda berhasil menemukan kesenangan dalam melakukan suatu kerja, anda berhasil melampaui kelembaman/resistensi di saat awal melakukan kerja.

Hal ini mengingatkan saya pada film “the Pianist” yang diperankan oleh Adrien Brody. Film yang menceritakan tentang kehidupan seorang pianist asal Polandia, Wladyslaw Szpilman. Kecintaannya pada musik (utamanya piano) mengalahkan rasa takutnya pada ancaman resiko Perang Dunia II, dimana saat itu tentara Nazi tengah menginvasi Polandia. Berbagai larangan dan kekangan yang dikeluarkan oleh tentara Nazi, tidak dapat menghentikanya untuk terus bermain dan berkarya. Kecintaannya pada musik membuat ia berhasil menjadi yang terbaik di bidangnya.

Jika anda tidak dapat memikirkan kesenangan yang akan anda dapatkan ketika anda melakukan suatu pekerjaan, anda dapat mengimajinasikannya. Anda dapat mengimajinasikan berbagai hal yang menyenangkan bagi anda dan menghubungkannya dengan pekerjaan yang ingin anda lakukan. Jangan batasi pikiran anda, karena semua hal sangat mungkin tejadi di pikiran.

Namun, jika berimajinasi mengenai suatu kesenangan masih merupakan suatu hambatan, anda cukup mengingat saja suatu kesenangan yang pernah anda rasakan di masa lampau. Kemudian menghubungkan kesenangan tersebut dengan pekerjaan yang akan anda lakukan. Ingat kembali berbagai hal menyenangkan yang pernah terjadi, biarkan pikiran anda kembali ke saat itu. Lihat kembali setiap hal yang anda lihat, dengarkan setiap hal yang anda dengar. Dan biarkan rasa senang itu kembali muncul secara alami.

2. Bakar Kapalnya

Pada suatu pertempuran diceritakan seorang Panglima yang ingin menaikan moral pasukannya. Moral pasukan yang dipimpinnya telah jatuh akibat kelelahan yang didapat dari serangkaian pertempuran sebelumnya. Jumlah pasukan musuh yang lebih besar semakin memperparah moral pasukan yang dipimpinnya. Untuk menaikan moral pasukannya, ia memerintahkan pasukannya untuk membakar kapal yang mereka tumpangi untuk sampai di medan pertempuran. Ia membatasi pasukannya hanya pada dua pilihan, menang atau mati di medan pertempuran. Mundur bukan lagi pilihan.

Hal yang sama juga dinyatakan oleh Sun Tzu dalam karyanya The Art of War. Sun Tzu menyatakan bahwa untuk memperbesar peluang kemenangan dalam pertempuran seorang Panglima perlu memberikan ilusi jalan keluar bagi pasukan lawan. Dengan melakukan hal tersebut pasukan lawan tidak akan berperang sekeras yang mereka bisa.

Prinsip yang sama juga dapat pula anda aplikasikan ke diri anda. Anda dapat membatasi diri hanya pada dua pilihan, lanjut atau tidak sama sekali. Seorang klien suatu ketika datang kepada saya dan menyatakan bahwa ia memiliki keraguan yang sangat untuk memulai bisnis. Pada saat yang sama dia juga kurang antusias dengan pekerjaannya saat ini. Satu-satunya motivasi yang terus membuatnya bekerja pada pekerjaannya saat ini hanyalah kebutuhan finansial.

Menyadari bahwa saya bukanlah seorang pakar bisnis yang sering bicara di TV, saya mengatakan kepadanya bahwa keraguan tidak akan merubah kondisinya. Saya katakan pula bahwa jika ia memang benar-benar ingin memiliki usaha sendiri maka sebelumnya ia harus menetapkan pilihan.

Menurut saya memiliki usaha serupa dengan memulai perjalanan. Ketika anda telah memutuskan untuk menapaki suatu jalan, satu-satunya hal yang perlu anda lakukan hanyalah terus menatap ke depan sambil memastikan untuk menempatkan satu kaki di depan yang lain di setiap saat. Tidak boleh ada keinginan untuk melihat ke belakang yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan keraguan.

Ketika anda telah menetapkan pilihan dan tidak memberikan kesempatan pada diri anda untuk melihat ke belakang, maka pada saat yang bersamaan anda telah memunculkan semangat kerja di diri anda. Hal ini semata-mata disebabkan karena pilihan yang tersisa bagi anda hanya dua, lanjut atau tidak sama sekali. Dan karena anda ingin mengalami perkembangan dan pertumbuhan dalam hidup maka anda menempatkan seluruh tenaga, pikiran, waktu dan berbagai sumber daya yang anda miliki, hanya untuk melanjutkan hal yang telah anda lakukan sebelumnya. Anda tidak lagi memberikan sebagian tenaga dan pemikiran anda pada keraguan.

3. Modifikasi Lingkungan Anda

Di sekitar kita tentunya terdapat banyak hal yang dapat memberikan inspirasi ataupun membangkitkan semangat. Saya pribadi dapat bersemangat ketika melihat berbagai tulisan yang menginspirasi. Itulah sebabnya saya mengkoleksi banyak kartu ucapan atau poster yang dapat memberikan semangat ketika membacanya.
Salah satu favorit saya adalah produksi Hardknocks Factory Sdn Bhd. Saya memasang berbagai poster tersebut di ruang kerja saya sehingga setiap kali saya membacanya, saya dapat kembali bersemangat.

Ketika anda memajang berbagai poster yang mampu menginspirasi anda, anda memelihara semangat kerja di setiap saat. Mungkin anda akan ditertawai pada awalnya, namun hal itu akan segera berlalu. Segera setelahnya, mereka yang dulunya mentertawai berubah menjadi kagum ketika melihat semangat anda dalam bekerja. Sehingga bukan tidak mungkin mereka meniru hal yang anda lakukan.

4. Dapatkan Kelompok yang Tepat

“Berteman dengan tukang ikan berbau amis, berteman dengan tukang bunga berbau harum….”

Setiap individu tentunya memiliki kebutuhan untuk bersosialisasi. Seberapa pun kuatnya seorang individu, tetap ia membutuhkan teman untuk dimintai tolong atau untuk berbagi kesenangan. Hal yang paling menyenangkan saat anda didera kesulitan adalah memiliki teman yang bersedia mendengarkan dan membantu anda.

Dalam proses pertemanan, terjadilah interaksi, proses saling mempengaruhi, langsung maupun tidak. Interaksi dalam kelompok tentunya dapat mempengaruhi pola pikir anda. Menciptakan pola pikir yang dapat semakin mendekatkan atau menghambat anda dalam mencapai tujuan. Sehingga tidak berlebihan jika saya katakan bahwa pola pikir sangat menular. Ketika anda memilih kelompok teman yang memiliki pola pikir optimis, maka tentunya anda pun dapat pula berpikir secara optimis.

Ketika suatu hal menginspirasi anda untuk mengganti pola pikir, anda beresiko untuk kehilangan teman. Namun pada saat yang bersamaan anda juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan teman-teman baru, mereka yang mendukung pola pikir anda. Sehingga menurut saya, adalah sangat penting untuk memastikan bahwa teman yang anda pilih mendukung anda dalam mencapai tujuan yang ingin anda capai.

Banyak klien saya yang berusia belasan hingga dua puluhan tahun yang memiliki kesulitan dalam menentukan kelompok teman yang akan dipilih. Adalah benar, sangat penting untuk memiliki teman. Namun ketika anda pasrah dalam memilih teman dan membiarkan diri anda berada di tengah teman yang tidak mendukung anda, sebenarnya anda menyiksa diri. Berada terus di dalam kepura-puraan sama halnya dengan membiarkan diri anda untuk tidak pernah mendapatkan tujuan yang anda cita-citakan. Hal itu juga berarti bahwa sebenarnya anda tidak memiliki teman, karena anda tidak dapat menikmati pertemanan itu sendiri. Sebagian dari mereka ada yang berkeyakinan lebih baik berpura-pura dari pada tidak ada yang menemani. Namun menurut saya jika berteman malah menyiksa anda, akan lebih baik jika anda tidak berteman sama sekali. Bukankah anda ingin menikmati kesenangan ketika anda memutuskan untuk berteman.

Teman yang baik akan semakin mendekatkan anda mencapai tujuan. Seseorang yang dapat mendukung anda, dan bukan yang menghambat anda. Sehingga jika menurut anda teman yang anda miliki saat ini tidak mendukung, sebaiknya anda segera memutuskan untuk berkata “tidak”. Anda tidak perlu khawatir untuk tidak memiliki teman. Anda selalu dapat memiliki teman baru di setiap saat. Saya dapat menjadi teman anda.

5. Kumpulkan Berbagai Hal yang Dapat Menginspirasi

Hal berikut hampir sama dengan hal yang telah saya sampaikan pada bagian ketiga. Hanya saja bagian ini akan lebih berorientasi pada diri anda, sementara bagian tiga lebih berorientasi pada lingkungan.

Pola pikir pada dasarnya hampir sama seperti lahan pertanian. Anda perlu menggarap dan memeliharanya. Lahan pertanian yang tidak terpelihara segera dengan mudah ditumbuhi gulma. Dan untuk menumbuhkan gulma pada pola pikir anda adalah hal yang sangat-sangat mudah. Anda cukup….tidak melakukan apa pun.

Berbagai aktifitas dan interaksi yang anda dapatkan disetiap hari juga berpotensi untuk menumbuhkan gulma pada pikiran anda. Sehingga di setiap hari anda perlu merawat pola pikir dengan memberinya berbagai informasi yang inspiratif. Anda dapat pula meraih semangat melalui berbagai hal seperti membaca buku-buku motivasi, mendengarkan audio book dan lainnya. Dengan menggali dari berbagai sumber ini anda merawat pola pikir anda untuk selalu bersemangat

Khusus prinsip yang satu ini, jika anda ingin lebih mengoptimalkan waktu anda sambil pada saat yang bersaman menyuburkan pola pikir, anda dapat melakukannya dengan mendengarkan audio book di waktu yang non produktif, misalnya saat berkendara. Untuk lebih mempelajari tentang hal ini, anda dapat membaca artikel saya tentang “Menumbuhkan Disiplin Pribadi Dalam 2½ Menit”.

6. Hentikan Pengaruh Negatif Ke Diri Anda

Di era informasi saat ini, informasi dapat diperoleh dengan sangat mudah dari berbagai media. Hal itu sebenarnya juga dibarengi dengan berbagai resiko. Jika anda kurang bijaksana dalam memilih informasi yang masuk ke pikiran anda, sebenarnya anda juga memasukan berbagai pengaruh negatif ke pikiran anda. Berbagai pengaruh negatif yang anda dapatkan tentu dapat berakibat buruk bagi pikiran anda. Tidak hanya menjauhkan anda dari tujuan yang ingin anda raih, bahkan terkadang dapat menghancurkan diri anda, tanpa anda sadari. Sehinga sangat penting bagi setiap individu untuk benar-benar menseleksi informasi yang dapat masuk ke pikirannya.

Salah satu hal yang dapat dilakukan misalnya dengan menseleksi tayangan TV yang anda simak. Saat ini, TV adalah sarana hiburan dan informasi yang telah umum di masyarakat. Namun sebenarnya tidak semua tayangan TV cocok bagi anda. Bahkan jika anda teliti lebih lanjut, terdapat banyak tayangan TV yang sebenarnya hanya membawa pengaruh buruk bagi pikiran anda. Kegagalan anda dalam menseleksi tayangan TV akan mengarahkan anda pada berbagai resiko, seperti pemborosan waktu, gaya hidup konsumtif dan masih banyak lagi. Pertimbangkan contoh berikut; apa manfaatnya mengatahui kabar perceraian artis X pada perjuangan anda dalam mencapai tujuan?

Walaupun dapat membawa pengaruh buruk, TV pun sebenarnya juga dapat bermanfaat. Anda dapat menikmati berbagai tayangan TV humoris yang mengajak anda untuk tertawa riang sehingga membuat anda lebih optimis dan bersemangat dalam menjalani hari-hari anda. Atau mempelajari berbagai informasi inspiratif yang dapat memotivasi anda untuk bekerja lebih keras dalam mencapai tujuan. Hal yang perlu diingat adalah tidak membiarkan diri anda memboroskan waktu melihat tayangan TV yang hanya akan membuat diri anda merasa hampa setelahnya.

7. Pelihara Penampilan Anda

Khusus hal yang satu ini saya pelajarinya dari seorang pebisnis yang saya temui di suatu hari. Setiap kali saya bertemu dengannya, ia selalu dalam penampilan yang sangat baik. Ia mengatakan kepada saya bahwa penampilan sangat penting dalam bisnis karena menentukan per! sepsi orang lain atas kompetensi yang dimiliki seseorang. Dress for success… katanya. Walaupun hal itu tidak harus berarti menilai buku dari sampulnya.

Menjaga penampilan diri membawa pengaruh besar pada semangat yang anda miliki dalam bekerja. Di setiap hari anda mungkin melewati cermin lebih dari satu kali. Setiap kali anda berada di depan cermin dan melihat pantulan diri anda, tentunya ada suatu rasa yang muncul ketika melihat penampilan diri. Ketika anda menjaga penampilan anda mungkin anda akan bangga dengan diri anda. Anda menjadi lebih bergairah dalam bekerja. Dapatkah anda bayangkan rasa apa yang muncul ketika anda melihat diri anda berpenampilan lusuh?

Semenjak saya berkuliah, saya lebih senang berbusana casual dengan polo shirt, celana jeans dan sepatu sandal. Menurut saya tidak ada busana lain yang lebih nyaman selain ini. Namun seiring saya semakin banyak bertemu klien, mau tidak mau saya harus merubah penampilan untuk lebih menghormati klien. Selain itu saya pun merasa perlu merefleksikan kompetensi saya melalui penampilan saya. Saya mendapatkan tuntunan yang cukup baik dari buku “Padu Padan Busana Pria Karangan” karangan Ratih Poeradisastra dan Chic Simple “Men’s Wardrobe”! karangan Kim Johnson Gross dan Jeff Stone.

8. Self-Hypnosis

Anda dapat lebih mendapatkan suntikan semangat yang lebih besar dengan anda melakukan self-hypnosis. Dengan melakukan self-hypnosis secara teratur, anda mengkondisikan berbagai ide ke pikiran bawah sadar, dalam hal ini ide untuk lebih bersemangat dalam bekerja. Setelah beberapa waktu, anda segera dapat merasakan efek permanen di diri anda. Respon anda terhadap berbagai stimulus dari lingkungan menjadi sangat refleks dan otomatis.

Untuk membuat diri anda lebih bersemangat di setiap hari, anda dapat menggunakan salah satu metode NLP, new behaviour generator. Hal pertama yang perlu anda lakukan adalah melihat diri anda seolah dalam film ketika telah mendapatkan semangat kerja yang anda inginkan. Lihat semua hal yang anda lihat, perhatikan bagaimana penampilan diri anda saat itu. Dengarkan pula setiap suara yang muncul saat itu. Pastikan setiap gambar dan setiap suara sejelas mungkin. Segera setelahnya buat diri anda seolah masuk ke dalam layar dan menjadi pemeran film tersebut. Rasakan aliran semangat yang muncul saat itu. Setelahnya anda dapat kembali menjalani aktifitas yang ingin anda lakukan.

Satu hal yang perlu diingat, hypnosis bukanlah pil, melainkan skill. Hal ini berarti anda perlu melakukankanya secara teratur untuk mendapatkan hasil yang efektif.

9. Praktek

Hal terpenting dari seluruh hal di atas adalah tindakan. Membaca setiap hal yang telah saya uraikan tidak akan membawa perubahan pada diri anda. Perubahan hanya terjadi setelah anda melakukan berbagai hal tersebut. Anda akan mendapatkan hasil dengan tindakan anda. Pemikiran anda, seberapa pun pintarnya anda, tidak akan membawa anda hasil tanpa tindakan.

So, apa yang anda tunggu. Segera siapkan diri anda, dan bergeraklah sekarang. Selamat mendapati semangat kerja baru !!!

 SELAMAT MENCOBA!!!

KOMPONEN MAKANAN SEHAT






Kelompok Makanan
Protein diperlukan untuk pertumbuhan, perbaikan, dan penggantian jaringan tubuh. Produk hewan seperti daging, ikan, telur, keju dan produk susu lainnya; amat banyak mengandung protein. Dari bahan nabati, antara lain kacang-kacangan (kacang hijau, kedelai, dan sebagainya).

Hidrat-arang untuk menambah energi, namun bila kelebihan akan disimpan dalam tubuh sebagai lemak. Yang banyak mengandung Hidrat arang adalah gula, beras, jagung, dan umbi-umbian.

Lemak juga merupakan sumber energi dan menghasilkan kalori lebih banyak dari makanan lainnya. Makanan yang banyak berlemak adalah yang berasal dari kacang-kacangan.

Serat adalah bahan yang tak dapat dicerna oleh sistem pencernaan. Tidak mengandung gizi atapun energi, hanya berguna untuk kelancaran kegiatan pencernaan.

Vitamin adalah bahan kimia kompleks yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit. Anak makannya normal tak punya kecenderungan kekurangan vitamin.

Mineral dan garam-garam diperlukan dalam jumlah sedang. Termasuk didalamnya zat besi, potasium, kalsium, dan sodium (terdapat dalam garam meja). Seorang anak akan terhindar dari kekurangan zat-zat ini bila makanannya seimbang.

Kalori adalah satuan untuk mengukur besarnya nilai energi dalam makanan. Bila seorang memakan lebih banyak kalori dari yang dipakainya, sisanya akan disimpan sebagai lemak. Sebaliknya, bila lebih banyak energi dari yang dimakan, simpanan lemak itu akan dipakai dan tubuh akan tampak menjadi kurus. Makanan yang banyak mengandung lemak atau kalori umumnya bernilai kalori tinggi.

Saran Diet
Umumnya makanan berprotein dari sumber hewani banyak mengandung lemak, jadi sebaiknya pilihlah yang berasal dari sumber nabati.

Dalam memilih makanan hidrat arang, sebaiknya pilihlah beras merah atau jagung yang mengandung serat serta zat lainnya, dibanding gula atau makanan jadi lain yang hanya mengandung energi.

Usahakan sesedikit mungkin memakan makanan berlemak.

Untuk mendapatkan serat, pilihlah makanan dari padi-padian, buah, dan sayuran.

Vitamin bisa hilang bila makanan dimasak terlalu lama. Jadi sebaiknya makanlah sayuran sebagai lalapan dan buah mentah.

Terlalu banyak garam malah merugikan, jadi sebaiknya jangan terlalu banyak memakan garam-garaman.

Makanan anak harus cukup mengandung kalori, namun jangan terlalu banyak. Untunglah bahwa mekanisme pengaturan nafsu makan anak-anak biasanya sudah menjamin cukupnya kalori dari makanannya.